Bank Syariah Mandiri Mampu Kucurkan Pembiayaan Rp 76,66 Triliun

Per 31 Agustus 2020 juga restrukturisasi pembiayaan yang dilakukan Bank Syariah Mandiri sudah mencakup 29 ribu nasabah.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 25 Sep 2020, 20:45 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2020, 20:45 WIB
Pertumbuhan Layanan Digital Bank Meningkat di Masa Pandemi COVID-19
Nasabah memanfaatkan layanan digital bank melalui layanan Mandiri Syariah Mobile di Jakarta, Rabu (8/7/2020). Mandiri Syariah juga mengoptimalkan metode pembayaran digital tanpa uang tunai sebagai upaya untuk mengurangi risiko penyebaran Covid-19 di Era New Normal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Syariah Mandiri berhasil mempertahankan kinerja positif meski pandemi Covid-19 belum mereda. Capaian ini terlihat dari tumbuhnya sejumlah indikator bisnis utama Bank Syariah Mandiri, seperti penyaluran pembiayaan, dana pihak ketiga (DPK) dan raihan laba setelah pajak hingga akhir Agustus 2020.

"Hingga penghujung Agustus 2020, laba bersih yang dihimpun perseroan tumbuh 26,58 persen secara tahunan (year on year) menjadi Rp 957 miliar (unaudited)," jelas Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Toni EB Subari, Jumat (25/9/2020).

Selain itu, Toni mengabarkan, Bank Syariah Mandiri juga berhasil meningkatkan pembiayaan hingga 6,18 persen yoy menjadi Rp 76,66 triliun di periode yang sama. Dimana pembiayaan segmen ritel tumbuh 12,52 persen menjadi Rp 48,55 triliun seiring strategi fokus yang ditetapkan.

Tono menjelaskan, peningkatan laba bersih dan pembiayaan Bank Syariah Mandiri ditopang pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 13,17 persen secara yoy menjadi Rp 99,12 triliun per Agustus.

Sementara itu, rasio non-performing finance (NPF) Bank Syariah Mandiri berhasil ditekan 0,27 persen secara yoy menjadi 2,51 persen di periode yang sama.

"Per 31 Agustus 2020 juga restrukturisasi pembiayaan yang dilakukan Bank Syariah Mandiri sudah mencakup 29 ribu nasabah dengan outstanding Rp 7,1 triliun. Kami juga berhasil melakukan efisiensi dan bisa dilihat dari meningkatnya rasio dana murah atau CASA Bank Syariah Mandiri per Agustus mencapai 59 persen dari total pendanaan," terangnya.

 

Tekanan

Pertumbuhan Layanan Digital Bank Meningkat di Masa Pandemi COVID-19
Nasabah memanfaatkan layanan digital bank melalui layanan Mandiri Syariah Mobile di Jakarta, Rabu (8/7/2020). Hingga Juni 2020, Mandiri Syariah mencatatkan pengguna layanan Mandiri Syariah Mobile sejumlah 1,3 jt user naik lebih dari 45% dari tahun sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut Toni, secara umum perbankan syariah berpotensi tumbuh dan berkembang meski tekanan menimpa ekonomi makro dan industri keuangan akibat pandemi. Peluang pertumbuhan ini tercermin dari terjaganya kinerja positif industri perbankan syariah, khususnya Mandiri Syariah, sejak beberapa tahun terakhir.

Sejak 2017 lalu, pertumbuhan total aset perbankan syariah selalu berada di atas rata-rata kenaikan nilai aset perbankan konvensional dan nasional. Posisi terakhir, per Juni 2020 nilai aset perbankan syariah tumbuh 9,88 persen secara yoy.

Pada saat yang sama, pertumbuhan aset perbankan konvensional dan nasional berturut-turut adalah 5,37 persen dan 5,63 persen secara year on year.

"Tren yang sama juga terjadi dari sisi pembiayaan dan pendanaan. Pertumbuhan dua indikator ini pada industri perbankan syariah selalu melampaui angka yang diraih perbankan konvensional," ujar Toni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya