Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap sektor penerbangan. Salah satunya, maskapai penerbangan di Amerika Serikat (AS) yang mulai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan pekerjanya. Ini setelah upaya untuk mendapatkan bantuan ekonomi baru dari pemerintah terhenti di kongres.
Seperti diketahui, maskapai penerbangan di seluruh dunia berbulan-bulan tak mendapatkan penumpang disebabkan pandemi. Kondisi berat yang harus dirasakan berdampak ke keuangan perusahaan.
Melansir laman BBC, Jumat (2/10/2020), maskapai penerbangan American Airlines mengatakan telah memecat 19 ribu pekerja. Sementara United Airlines melakukan PHK terhadap 13 ribu pekerja.
Advertisement
United Airlines, dalam sebuah pesan kepada karyawan mengatakan jika telah memohon para pemimpin negaranya segera mendapatkan kesepakatan soal bantuan demi menyelamatkan ribuan pekerja.
"Kepada 13 ribu anggota keluarga kami yang pergi, terima kasih atas dedikasi Anda dan kami berharap dapat menyambut Anda kembali,” mengutip pernyataan United Airlines.
“Saya sangat menyesal kami telah mencapai hasil ini. Ini bukan apa yang layak untuk Anda semua," kata Chief Execuvitve Officer American Airlines Doug Parker dalam sepucuk surat kepada stafnya.
Kongres menyetujui bantuan yang disepakati pada awal tahun sebagai bagian dari bantuan dan undang-undang keamanan ekonomi akibat Virus Corona. Syaratnya, operator tidak memberhentikan pekerja sampai 1 Oktober 2020.
PHK meningkatkan tekanan pada Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Ketua DPR Nancy Pelosi yang telah mencoba untuk menyetujui rencana bantuan tindak lanjut untuk ekonomi AS yang sedang kesulitan.
Demokrat, yang mengendalikan DPR, telah mendorong paket stimulus USD 2,2 triliun (£ 1,7 triliun). Sementara Gedung Putih ingin hanya USD 1,6 triliun. Proposal terbaru ini termasuk bantuan USD 20 miliar bagi maskapai penerbangan yang kesulitan.
Reporter: Tasya Stevany
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
AS Loloskan RUU Stimulus Covid-19 Senilai USD 2,2 Triliun
DPR AS meloloskan paket stimulus Virus Corona yang diusung Partai Demokrat senilai USD 2,2 triliun pada Kamis malam waktu setempat. Namun, RUU tersebut kemungkinan besar akan mendapat perlawanan di Senat yang dikuasai Partai Republik.
Dalam pemungutan suara di parlemen, tercatat 214-207 menyetujui RUU tersebut menjadi UU. Delapan belas anggota Demokrat memberikan suara menentang tindakan tersebut karena para anggota parlemen di distrik kompetitif semakin waspada terhadap kebuntuan yang sedang berlangsung terkait stimulus.
Dilansir dari laman CNBC, Jumat (2/10/2020), RUU ini kemungkinan tidak akan lolos ke Senat yang dikuasai Partai Republik. Ketua Senat AS Mitch McConnell menentang legislasi triliunan dolar tersebut.
Sesaat sebelum DPR pemungutan suara, Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin membahas stimulus tersebut melalui telepon.
Namun keduanya gagal mencapai kesepakatan dan memutuskan untuk lanjutkan negosiasi di kemudian hari.
Beberapa isu yang menjadi hambatan adalah bantuan dana untuk negara bagian dan pemerintahan lokal, serta jaminan perlindungan untuk perusahaan dan sekolah-sekolah.
Sebelumnya, Pelosi mengatakan bahwa pembicaraan dengan Mnuchin minggu ini akan menawarkan kesempatan terakhir dan terbaik untuk menyetujui lebih banyak bantuan sebelum pemilihan 3 November.
Sayangnya, hingga saat ini belum ada kejelasan yang bisa membuat kedua belah pihak mengalah, karena Demokrat menyerukan paket besar-besaran untuk meningkatkan ekonomi dan sistem perawatan kesehatan.
Sebagai informasi, stimulus Covid-19 tahap pertama yang mencakup bantuan tunai sebesar USD 600 per minggu untuk warga AS yang kehilangan pekerjaannya, sudah berakhir berminggu-minggu yang lalu.
Sementara pandemi masih berlangsung hingga saat ini. Memburuknya pandemi, membuat perusahaan terpaksa merumahkan atau mem-PHK karyawannya sehingga dibutuhkan stimulus tahap kedua untuk meredam dampak pandemi.
RUU stimulus Covid-19 Demokrat sebesar USD 2,2 triliun mencakup antara lain:
1. Memberlakukan kembali bantuan tunai pengangguran sebesar USD 600 per minggu hingga Januari.
2. Bantuan tunai langsung sebesar USD 1.200 untuk sebagian besar warga AS.
3. Memberikan dana bantuan USD 436 miliar selama satu tahun untuk negara bagian dan pemerintahan lokal.
4. Menyiapkan anggaran untuk Program Perlindungan Gaji Karyawan bagi perusahaan dan industri yang terdampak Covid-19.
5. Menyiapkan anggaran USD 25 miliar bagi maskapai untuk membayar gaji karyawan.
6. Menyiapkan USD 75 miliar untuk pengetesan dan pelacakan kontak Covid-19.
7. Menyiapkan USD 225 miliar untuk dana pendidikan dan USD 57 miliar untuk perawatan anak.
8. Menyiapkan miliaran dolar untuk bantuan sewa tempat tinggal dan pembayaran kredit rumah.
Adapun anggaran yang diusulkan Mnuchin lebih kecil, sebesar USD 1,6 triliun. Dengan rincian antara lain, bantuan tunai pengangguran sebesar USD 400 per minggu, USD 150 miliar untuk dana pendidikan, dan USD 250 miliar untuk negara bagian.
Advertisement