Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, perkembangan kinerja lembaga keuangan syariah di Indonesia kian membaik dari tahun ke tahun. Terutama setelah lahirnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator sejak 2012 lalu.
"Setelah lahirnya OJK pada tahun 2012, kebijakan terkait pengembangan lembaga keuangan syariah semakin terkonsolidasi," ucap Ma’ruf dalam webinar bertajuk "Potensi Ekonomi Syariah Pasca Pandemi", Selasa (27/10/2020).
Baca Juga
Mengingat, kata Ma'ruf, dengan kehadiran OJK membuat regulasi atas lembaga keuangan syariah menjadi lebih terarah. "Karena kebijakan yang awalnya berada di beberapa lembaga yang berbeda ditarik menjadi satu atap di OJK," katanya.
Advertisement
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso ingin ingin ada penguatan kapasitas industri keuangan syariah, yang mampu bersaing dengan lembaga keuangan konvensional. Sebab, jumlah industri keuangan syariah sudah banyak dengan beragam variasi, tapi Indonesia belum memiliki lembaga keuangan syariah yang besar.
Di mana lembaga tersebut bisa head to head berkompetisi dengan lembaga lain yang sudah ada dan cukup besar skalanya dan bisa kompetisi secara kuat. Misalnya dalam industri perbankan. Saat ini belum ada bank syariah yang masuk dalam kategori bank buku IV. Begitu juga dengan industri keuangan nonbank.
"Kita harus membuat lembaga keuangan syariah yang sepadan. Kita belum mempunyai bank syariah yang besar, yang buku 4, apalagi industri keuangan nonbank," kata Wimboh dalam Forum Riset Ekonomi Keuangan Syariah 2020
Dia menyambut baik rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ingin melakukan merger bank syariah BUMN. "Tentunya akan bisa menjadi bank syariah yang levelnya sama seperti bank buku IV," ungkapnya.
Selain itu, dia juga ingin bank syariah meningkatkan daya saingnya. Untuk itu, pihaknya akan berupaya meningkatkan skala ekonomi industri keuangan syariah. Salah satunya melalui peningkatan nominal-nominal modal minimum maupun akselerasi konsolidasi.
"Jangan sampai hanya ingin bertahan hidup, tapi kita harus besar dan bisa bersaing itu adalah yang lebih penting," kata dia
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Merger 3 Bank Syariah BUMN, Ma'ruf Amin: Target Aset Rp 350 Triliun
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, tiga bank syariah BUMN yakni Bank Syariah Mandiri (BSM), BRI Syariah, dan BNI Syariah akan digabung atau merger. Ma'ruf berharap usai penggabungan ini, bank tersebut dapat beroperasi penuh tahun depan.
"Penandatanganan penggabungan telah dimulai dan diharapkan bisa beroperasi penuh pada Februari 2021," kata Ma'ruf Amindalam acara Komite Nasional Keuangan Syariah yang disiarkan daring, Sabtu (24/10/2020).
Menurut dia, dengan bergabungnya tiga bank tersebut, aset bank syariah bisa mencapai Rp 255 triliun dengan 1.200 kantor cabang tersebear merata di Indonesia.
"Dengan nilai aset Ro 255 T dan pada 2025 diharapkan bisa menjadi Rp 350 T, ini mampu bersaing secara kompetitif di tingkat global," harap Ma'ruf Amin.
Pada kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir menilai, proses merger tiga bank syariah milik BUMN adalah mewujud soliditas bank syariah nasional yang berkelas dunia.
"Ini merupakan awal dari proses bersejarah. Saya optimistis, bank syariah hasil merger nanti akan menjadi energi baru bagi perekonomian Indonesia," kata Erick.
Advertisement