Liputan6.com, Jakarta- Zakat, salah satu dari lima rukun Islam, merupakan kewajiban finansial bagi umat Muslim yang mampu. Lebih dari sekadar kewajiban agama, zakat memiliki makna mendalam, yaitu mensucikan harta dan jiwa dari sifat-sifat negatif seperti keserakahan dan kekikiran. Kewajiban ini dilaksanakan dengan cara menunaikan sejumlah harta kepada yang berhak menerimanya, sehingga memiliki dimensi sosial dan ekonomi yang signifikan dalam masyarakat.
Secara bahasa, kata "zakat" berarti suci atau bersih. Hal ini menunjukkan tujuan utama zakat, yaitu membersihkan harta yang dimiliki agar terbebas dari sifat-sifat yang tidak terpuji. Selain itu, zakat juga berperan penting dalam menciptakan keadilan sosial dan ekonomi, dengan mendistribusikan harta kepada mereka yang membutuhkan. Zakat juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan merata.
Baca Juga
Zakat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Zakat fitrah merupakan zakat yang wajib dikeluarkan setiap Muslim menjelang Idul Fitri, biasanya berupa makanan pokok seperti beras, per jiwa. Jumlahnya bervariasi tergantung pada daerah dan kemampuan masing-masing individu. Sementara itu, zakat maal adalah zakat yang dikeluarkan dari harta kekayaan yang telah mencapai nisab dan haul.
Advertisement
Jenis-Jenis Zakat Maal
Zakat maal meliputi berbagai jenis harta, di antaranya zakat penghasilan (gaji, profesi), zakat emas dan perak, zakat pertanian, zakat perniagaan, dan zakat ternak. Zakat penghasilan dihitung berdasarkan penghasilan tahunan atau bulanan yang mencapai nisab tertentu (sekitar Rp 85.685.972,- per tahun atau Rp 7.140.498,- per bulan, berdasarkan nilai 85 gram emas), dengan kadar zakat 2,5%. Zakat emas dan perak dihitung berdasarkan berat emas atau perak yang dimiliki (nisab 85 gram emas atau 595 gram perak), juga dengan kadar zakat 2,5 persen.
Untuk zakat pertanian, nisabnya bervariasi tergantung jenis hasil pertanian. Zakat perniagaan dihitung berdasarkan total aset (modal + keuntungan + piutang) dikurangi hutang dan kerugian, dengan kadar zakat 2,5 persen. Terakhir, zakat ternak memiliki nisab dan kadar zakat yang ditentukan berdasarkan jenis dan jumlah ternak yang dimiliki. Perhitungan yang lebih detail untuk masing-masing jenis zakat maal ini sebaiknya dikonsultasikan dengan lembaga zakat resmi di daerah Anda.
Perlu diingat bahwa perhitungan zakat dapat berubah sewaktu-waktu, sehingga penting untuk selalu mengacu pada informasi terbaru dari lembaga zakat resmi. Informasi ini valid per 06 Maret 2025 dan dapat berubah sewaktu-waktu.
Advertisement
Syarat Wajib Zakat
Beberapa syarat harus dipenuhi agar seseorang wajib membayar zakat. Pertama, ia harus beragama Islam. Kedua, ia harus merdeka, bukan budak atau hamba sahaya. Ketiga, ia harus memiliki harta secara sah dan penuh, bukan milik bersama atau pinjaman. Keempat, harta yang dimiliki harus mencapai nisab, batas minimum yang telah ditentukan untuk setiap jenis harta.
Kelima, untuk zakat maal, harta tersebut harus mencapai haul, yaitu telah dimiliki selama satu tahun penuh (kecuali zakat penghasilan yang bisa dibayarkan bulanan jika sudah mencapai nisab bulanan). Keenam, ia tidak memiliki hutang yang melebihi harta yang dimilikinya. Ketujuh, ia harus baligh dan berakal, telah cukup umur dan berakal sehat. Memenuhi semua syarat ini memastikan bahwa kewajiban zakat ditunaikan dengan benar dan sesuai dengan ketentuan agama.
Asnaf (Penerima Zakat)
Zakat yang terkumpul didistribusikan kepada delapan golongan yang berhak menerimanya (asnaf). Golongan tersebut antara lain fakir miskin, orang yang berhutang, fisabilillah (di jalan Allah), mualaf (orang yang baru masuk Islam), ibnu sabil (orang yang sedang dalam perjalanan), gharim (orang yang terlilit hutang), riqab (budak yang ingin memerdekakan diri), dan fi sabilillah (untuk kepentingan agama Islam).
Distribusi zakat ini bertujuan untuk meringankan beban mereka yang membutuhkan dan menciptakan keadilan sosial. Dengan demikian, zakat tidak hanya menjadi kewajiban individu, tetapi juga menjadi instrumen penting dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Zakat menjadi bukti nyata kepedulian sesama dan komitmen untuk berbagi.
Kesimpulannya, zakat merupakan rukun Islam yang sangat penting, bukan hanya sebagai kewajiban finansial, tetapi juga sebagai sarana untuk membersihkan harta dan jiwa, serta mewujudkan keadilan sosial ekonomi. Memahami jenis-jenis zakat, syarat-syaratnya, dan bagaimana zakat didistribusikan sangat penting bagi setiap muslim agar dapat menunaikan kewajiban ini dengan baik dan benar.
Advertisement
