Potensi Tambak Udang di Sumatera Selatan Sangat Besar, Tapi Terkendala Bibit

Kawasan pesisir timur Sumatera Selatan hingga ke Lampung memiliki potensi tambak udang yang tinggi.

oleh Athika Rahma diperbarui 09 Nov 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2020, 10:00 WIB
FOTO: Nelayan Ikan Asin Terdampak Pandemi dan Musim Penghujan
Aktivitas nelayan saat menjemur ikan asin di Muara Angke, Jakarta, Minggu (8/11/2020). Pandemi Covid-19 dan masuknya musim penghujan di Jakarta menyebabkan permintaan sekaligus produksi ikan asin di Muara Angke merosot hingga 50 persen. (merdeka.com/Iqbal Septian Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (KKP) menyalurkan bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kepada pelaku usaha perikanan budidaya di Provinsi Sumatera Selatan.

Jumlah bantuan tersebut Rp 86,83 miliar dalam bentuk benih dan induk ikan, pakan mandiri, paket bantuan minapadi, paket bantuan bioflok serta bantuan sarana dan prasarana budidaya.

Edhy menjelaskan, bantuan tersebut akan membuat potensi perikanan di wilayah Sumatera Selatan tergali dengan baik.

"Kunci dari apa yang diproduksi adalah pemasaran, sehingga keberadaan pasar ikan modern turut berperan dalam mendekatkan produk perikanan baik tangkap maupun hasil budidaya kepada masyarakat dalam kondisi segar dan aman," ujar Edhy dalam keterangan tertulis, Senin (9/11/2020).

Kawasan pesisir timur Sumatera Selatan hingga ke Lampung memiliki potensi tambak udang yang tinggi. Namun terkendala jauhnya jarak dengan lokasi unit pembenihan.

KKP sendiri sudah menyiapkan rencana pembangunan hatchery di daerah Pulau Maspari yang akan dimulai tahun depan. Langkah ini agar bisa menberi pasokan benih udang berkualitas kepada pembudidaya di pesisir timur Sumatera hingga ke Bangka Belitung.

"Tambak udang merupakan salah satu solusi ekonomi kita. Jika diterapkan di masyarakat dapat kita sampaikan bahwa sudah ada lapangan pekerjaan dan kekuatan ekonomi baru yang lahir di Indonesia yaitu di sektor kelautan dan perikanan” imbuh Edhy.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Program Bantuan

FOTO: Nelayan Ikan Asin Terdampak Pandemi dan Musim Penghujan
Nelayan mengolah ikan asin di Muara Angke, Jakarta, Minggu (8/11/2020). Pandemi Covid-19 dan masuknya musim penghujan di Jakarta menyebabkan permintaan sekaligus produksi ikan asin di Muara Angke merosot hingga 50 persen. (merdeka.com/Iqbal Septian Nugroho)

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menambahkan, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong peningkatan kapasitas perekonomian di daerah, terutama yang memiliki potensi tinggi seperti di Sumatera Selatan. Selain itu, guna mendukung program pemulihan ekonomi nasional, KKP juga berusaha secara maksimal untuk menyalurkan sebanyak mungkin program bantuan yang ada.

"Berbagai program bantuan yang disalurkan diharapkan dapat berkontribusi menumbuhkan perikanan budidaya sekaligus kesejahteraan masyarakat. Teknologi dan pengetahuan yang dimiliki oleh KKP harus dapat menjangkau masyarakat luas agar dapat diimplementasikan dan direplikasi sebanyak mungkin agar akuakultur dapat menjadi andalan nasional," jelas Slamet.

Slamet juga menegaskan, melalui peningkatan produksi perikanan budidaya, pemerintah terus berupaya menjaga ketersediaan dan kecukupan pangan di masyarakat. "Dengan tercukupinya kebutuhan masyarakat akan pangan turut menjaga stabilitas harga sehingga kesejahteraan yang merata dapat tercapai," pungkas Slamet.

 

Pasok hingga Jawa

FOTO: Nelayan Ikan Asin Terdampak Pandemi dan Musim Penghujan
Nelayan memasukkan ikan asin yang telah dijemur ke dalam kardus di Muara Angke, Jakarta, Minggu (8/11/2020). Saat ini, nelayan terpaksa menurunkan harga jual ikan asin menjadi Rp 25 ribu per kilogram. (merdeka.com/Iqbal Septian Nugroho)

Sementara itu Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam Boyun Handoyo mengungkapkan, Provinsi Sumatera Selatan merupakan penerima paket bantuan budidaya ikan air tawar terbanyak di Pulau Sumatera.

Daerah seperti Ogan Komering Ulu Timur, Musi Rawas, Muara Enim merupakan kawasan sentra produksi budidaya ikan air tawar yang turut memasok kebutuhan ikan di pulau Sumatera bahkan hingga ke pulau Jawa untuk komoditas seperti Patin.

Selain peyaluran bantuan kepada pelaku usaha budidaya, pihaknya juga melakukan pendampingan dan bimbingan teknis secara berkesinambungan untuk pembudidaya dan Unit Pembenihan Rakyat guna memastikan potensi dan produksi yang dihasilkan dapat tercapai secara optimal.

"Kami siap untuk menerima pembudidaya yang ingin menggali ilmu di balai kami ataupun mengirimkan tim teknis terbaik kami untuk terjun langsung ke masyarakat untuk meningkatkan kapabilitas dan keahlian pelaku usaha," tutur Boyun.

Sebagai salah satu masyarakat yang menerima bantuan tersebut, Ketua Pokdakan Rawa Maju dari desa Kumbang Padang, Kabupaten Banyuasin Muhaimin menyatakan sangat terbantu dengan adanya bantuan yang diberikan.

 

Ikan Lele

FOTO: Nelayan Ikan Asin Terdampak Pandemi dan Musim Penghujan
Nelayan berjalan dekat ikan asin yang sedang dijemur di Muara Angke, Jakarta, Minggu (8/11/2020). Saat ini, nelayan terpaksa menurunkan harga jual ikan asin menjadi Rp 25 ribu per kilogram. (merdeka.com/Iqbal Septian Nugroho)

Apalagi, menurutnya, komoditas ikan lele memiliki pasar yang sangat baik di daerahnya karena tingkat produksi yang masih rendah namun banyak dicari oleh masyarakat.

"Sebelumnya kelompok kami telah melakukan usaha budidaya di kolam dengan komoditas ikan patin selama 2 tahun terakhir, namun dengan adanya pandemi Covid-19 menurunkan omzet hasil produksi ikan patin yang kami hasilkan hingga 50 persen," jelas Muhaimin.

Muhaimin bilang, diversifikasi komoditas yang dilakukan memberikan semangat baru kepada anggota kelompoknya, sehingga mereka berencana setelah panen perdana yang dijadwalkan untuk dilakukan bulan depan akan disisihkan sebagian keuntungannya untuk membangun kolam tambahan guna memenuhi kebutuhan pasar.

"Apabila dibandingkan dengan sistem konvensional, penggunaan pakan dari budidaya sisem bioflok dapat menekan pemberian pakan hingga 20 hingga 25 persen, sehingga keuntungan yang didapat menjadi lebih besar. Kami juga akan menggali potensi pembuatan pakan mandiri di kelompok kami untuk meningkatkan margin pendapatan," tandas Muhaimin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya