Survei BPS: 88,92 Persen Penerima Kartu Prakerja akui Sangat Bermanfaat

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat program kartu prakerja memiliki manfaat bagi penerimanya.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Nov 2020, 16:15 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2020, 16:15 WIB
Kartu Prakerja. Dok Prakerja.go.id
Kartu Prakerja. Dok Prakerja.go.id

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat program kartu prakerja memiliki manfaat bagi penerimanya. Terutama dalam situasi pandemi covid-19.

Hasil survei BPS yang dilakukan melalui metode Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) ini, mengungkapkan setidaknya ada dua manfaat yang diperoleh penerima kartu prakerja.

“Terlepas dari berbagai kekurangan yang ada di tengah pandemi covid-19 ini, para penerima program kartu prakerja menyatakan bahwa program ini sangat bermanfaat setidaknya karena dua alasan,” ujar Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto dalam diskusi daring - Survei BPS Bicara Tentang Kartu Prakerja, Senin (23/11/2020).

Pertama, penerima manfaat merasa bahwa program ini dapat meningkatkan keterampilan kerja mereka. Hal ini tercermin dari 88,92 persen penerima manfaat yang menyelesaikan pelatihan kartu prakerja mengaku program ini dapat meningkatkan keterampilan kerja.

Kedua, yakni dari sisi insentif. Dalam pemanfaatan dana insentif, Kecuk merincikan sebagian besar atau 81,24 persen mengakui menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada juga yang memilih menabung sebanyak 33,31 persen.

“33 persen itu menyatakan bahwa ditabung. Tampaknya mereka juga mengatasi dampak covid-19 sampai seberapa jauh. Sehingga mereka berhati-hati dan uang insentif ini disimpan baik-baik,” kata Kecuk.

Lalu, disusul kebutuhan untuk modal usaha 23,47 persen, untuk membayar hutang 11,23 persen, dan sisanya 4,76 persen untuk kebutuhan lainnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kartu Prakerja Gelombang 12 Bakal Dibuka? Ini Bocorannya

Kartu Prakerja
Kartu Prakerja

Program Kartu Prakerja di tahun 2020 semula di ditargetkan hingga Gelombang 10 dengan peserta 5,6 juta penerima. Namun dalam pelaksanaannya, sejumlah penerima terpaksa dicabut kepesertaannya karena tak kunjung membeli paket pelatihan.

Dari kuota penerima yang dinyatakan hangus ini, Komite Cipta Kerja (KCK) memutuskan membuka pendaftaran Kartu Prakerja gelombang 11 untuk mengisi sisa kuota yang hangus.

Informasi saja, Kartu Prakerja gelombang 11 telah dibanjiri sekitar 6 juta pendaftar dari kuota yang disiapkan 400 ribu orang. Secara total, jumlah pendaftar dari gelombang 1 hingga 11 mencapai 42 juta orang di seluruh Indonesia.

Melihat antusiasme yang tinggi tersebut, Komite Cipta Kerja berencana melanjutkan program Kartu Prakerja tahun depan. Sementara untuk tahun ini, kemungkinan tidak akan dibuka gelombang baru. Hal ini melihat sisa waktu di 2020 yang akan berakhir.

“Melihat bahwa kita sudah berada di penghujung tahun, tampaknya tidak akan ada pembukaan gelombang baru untuk 2020,” ujar Head of Communications Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Louisa Tuhatu kepada Liputan6.com, Kamis (12/11/2020).

Direncanakan, skema untuk program Kartu Prakerja 2021 tidak akan jauh berbeda dengan tahun ini. Dimana setiap penerima akan mendapat paket manfaat senilai Rp 3,55 juta.

Adapun rinciannya, terdiri dari bantuan pelatihan Kartu Prakerja sebesar Rp 1 juta. Kemudian insentif pasca pelatihan sebesar Rp 600 ribu per bulan untuk empat bulan, serta insentif survei kebekerjaan dengan total Rp 150 ribu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya