Selama Pandemi, 85 Persen Pengaduan ke BPKN Terkait E-Commerce dan Fintech

Sektor keuangan dan sektor e-commerce mendominasi, 85 persen pengaduan ke BPKN di 2020

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Des 2020, 11:50 WIB
Diterbitkan 08 Des 2020, 11:50 WIB
Ilustrasi e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online
Ilustrasi e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang tahun 2020 sampai 3 Desember lalu, tercatat ada 1.220 pengaduan konsumen yang masuk ke Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN). Pengaduan di sektor keuangan dan e-commerce menjadi mendominasi pengaduan yang dilakukan konsumen.

"Sektor keuangan dan sektor e-commerce ini mendominasi, 85 persen pengaduan di tahun 2020," kata Ketua BPKN, Rizal Edy Halim dalam Forum Diskusi Salemba dengan tema Menimbang Peran OJK dalam Menjamin Regulasi Perlindungan Konsumen Industri Keuangan Era Pandemi Covid-19, Jakarta, Selasa (8/12).

Pengaduan yang dilakukan di masa selama masa pandemi, khususnya sejak bulan April sampai Desember bersinggungan antara sektor e-commerce dan perusahaan fintech. Irisan pengaduan ini menurut Rizal erat kaitannya dengan perubahan pola konsumsi masyarakat sejak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan.

"Yang menarik sepanjang bulan 4 sampai sekarang kasus e-commerce dan irisan dengan fintech cukup besar. Ini ada korelasi dengan pola konsumsi," kata Rizal.

Rizal merincikan, pengaduan konsumen terkait e-commerce antara lain pembobolan akun konsumen di marketplace. Produk yang tidak sesuai dengan pesanan konsumen baik itu berupa barang maupun jasa kamar hotel.

Produk yang tidak sampai juga banyak diadukan konsumen. Begitu juga dengan pengembalian dana pembatalan atau pembelian barang yang kosong. Termasuk juga dengan pemberian hadiah lewat game online.

Sementara itu, pengaduan dari konsumen di sektor keuangan terkait leasing kendaraan yang dalam penagihannya masih dikeluhkan ada upaya intimidasi.

"Masalah tentang leasing ini juga masih belum selesai, pengaduan konsumen terkait intimidasi juga masih banyak diadukan," kata Rizal.

Pengaduan lainnya yakni tentang kredit KPR dan kredit apartemen. Pembobolan kartu kredit dan tabungan nasabah, Termasuk juga dengan asuransi, pinjaman online (fintech) dan masalah investasi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pengaduan Sektor Perumahan Menurun di 2020

BTN Salurkan Lebih dari 735 Ribu Rumah Bersubsidi
Suasana Perumahan Griya Samaji, Cieseng, Bogor, Rabu (19/2/2020). Bank Tabungan Negara (BTN) pada 2019 telah merealisasikan 735.000 rumah dalam Program pemerintah satu juta rumah dengan kredit kepemilikan rumah bersubsidi sekitar Rp 111 trilyun. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sepanjang tahun 2019 lalu pengaduan di sektor perumahan menjadi yang paling banyak diadukan konsumen. Dari 1.518 pengaduan yang masuk di BPKN , 75 persennya terkait masalah yang terjadi di perumahan.

"Tahun 2019, dari 1,518 pengaduan, 75 persen ini tentang perumahan," kata Rizal.

Namun di tahun 2020 ini, kasus pengaduan tentang perumahan berkurang 30 persen dari tahun sebelumnya. Adapun masalah yang dikeluhkan konsumen pada sektor perumahan antara lain, legalitas perumahan yang tidak jelas, PBB Dan IMB yang belum dipecah, fasilitas sosial dan fasilitas umum perumahan.

Lalu ada juga masalah IPL atau pelayanan dari apartemen. Terlambatnya penyelesaian pembangunan apartemen, perumahan. Terlambatnya serah terima perumahan atau apartemen. Terakhir masalah air dan listrik apartemen yang dimatikan oleh pengelola , termasuk tagihan air yang mengalami lonjakan.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Infografis Protokol Kesehatan

Infografis Jangan Lengah Protokol Kesehatan Covid-19
Infografis Jangan Lengah Protokol Kesehatan Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya