Benahi Rantai Pasokan Dalam Negeri, Pengusaha Yakin Indonesia Lebih Kompetitif

Pengusaha optimis Indonesia akan segera menyusul negara tetangga lainnya dalam perdagangan global.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 10 Des 2020, 12:10 WIB
Diterbitkan 10 Des 2020, 12:10 WIB
Investasi Teksil Meningkat Saat Ekonomi Lesu
Pekerja memotong pola di pabrik Garmen,Tangerang, Banten, Selasa (13/10/2015). Industri tekstil di dalam negeri terus menggeliat. Hal ini ditandai aliran investasi yang mencapai Rp 4 triliun (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha optimis Indonesia akan segera menyusul negara tetangga lainnya dalam perdagangan global. Memang ini bukan hal yang mudah, namun bukan berarti tidak mungkin.

“Saya pikir banyak hal harus dilakukan di negara ini dan sebagian darinya sebenarnya adalah rantai pasokan,” ujar Wakil Direktur Utama PT Pan Brothers Tbk, Anne Patricia Sutanto dalam US-Indonesia Investment Summit ke-8, Kamis (10/12/2020).

Untuk itu, Anne yang juga Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), melihat perlunya membangun solusi terpadu yang harus dilakukan kedepannya, terutama pasca pandemi covid-19 ini.

Anne menambahkan, baru-baru ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah cukup progresif dalam perdagangan multilateral dan bilateral. Baik melalui kesepakatan tarif multilateral dan bilateral, juga Omnibus law.

“Kami memiliki beberapa kesuksesan. Kami mungkin sempat tertinggal, tetapi kami sedang bergerak maju sekarang. Begitu pula dengan semua kesepakatan tarif multilateral dan bilateral dan juga Omnibus law,” kata Anne.

Lebih lanjut, Anne berharap rantai pasokan dalam negeri dapat segera terwujud. Sehingga Indonesia menjadi negara yang kompetitif dan diperhitungkan di mata dunia.

“Kami berharap rantai pasokan di dalam negeri sedang dibangun dan kemudian akan maju. Dan kemudian kami dapat menjadi kompetitif seperti negara-negara lain di dunia,”

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Di Klaten, Menteri Teten Temukan Solusi Masalah Bahan Baku Industri Furniture

[FEATURE] Di Akhir Masa Keemasan
Seorang wanita memasak di dapur umum asrama untuk para pekerja pabrik tekstil Proletarka di Kota Tver, Rusia, 8 Agustus 2020. Pabrik Tver yang terkenal dibuat oleh raja kapas Morozov pada abad ke-19 kini tidak ada lagi. (Alexander NEMENOV/AFP)

Pemerintah terus mencari solusi dalam mengatasi permasalahan UKM furniture kayu, khususnya terkait masalah kualitas bahan baku dan sentuhan teknologi agar memiliki daya saing.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, factory sharing atau rumah produksi bersama yang digagas oleh Koperasi Asmindo Nasional (Kopasnas) merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan pengolahan bahan baku furniture dan kerajinan.

"Kita ingin mencari solusi produksi furniture dari UKM yang punya masalah dari kualitas, terutama bahan baku kayu. Rumah produksi bersama ini sangat bagus," kata MenkopUKM Teten Masduki saat meninjau rencana pembangunan rumah produkai bersama di Jombangrejo, Mandong, Trucuk, Klaten, Minggu (6/12/2020).

Menurut Teten, rumah produksi bersama tersebut, anggotanya adalah koperasi-koperasi penerima manfaat dari UKM-UKM pengrajin furniture agar akses pasar (market) terbuka.

"Konsepnya sudah bagus. Ini anggota koperasi penerima manfaat dari ukm-ukm pengrajin furniture yang memang harus dibantu masuk market," ujarnya.

Apalagi katanya, kini market dalam negeri sudah menanti, dimana 40 persen belanja negara untuk membeli produk UMKM.

"Market dalam negeri sudah saya perjuangkan, 40 persen harus beli produk umkm. Pengadaan sekolah juga umkm banget," katanya.

Ia mengaku, kini terus melakukan lobi dengan Kementerian BUMN agar pengadaan barang dibawah Rp 14 miliar diperuntukkan bagi UMKM. Untuk itu UMKM dituntut meningkatkan kualitaa produksinya.

"Saya masih terus lobi Menteri BUMN, pengadaan Rp 14 miliar kebawah untuk UMKM. Sekarang yang paling penting dari sisi produksi yang berkualitas," kata Teten.

Selain itu, diperlukan sentuhan teknologi modern agar UMKM dapat bersaing. Sehingga rumah produksi bersama tersebut menjadi salah satu solusi.

"Kalo tidak ada peralatan modern produk umkm tidak bisa bersaing. Makanya ide rumah produksi bersama merupakan salah satu solusi," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya