Liputan6.com, Jakarta - Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, menerima kunjungan Chief Executive Officer (CEO) Gojek dan Tokopedia pada Selasa (12/1/2020). Pertemuan digelar di gedung Kemenko Perekonomian.
"Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan CEO Gojek dan CEO Tokopedia pada Selasa (12/01) di kantornya," demikian seperti dikutip dari akun Twitter Kemenko Perekonomian pada Rabu (13/1/2020).
Akun Kemenko Perekonomian mengunggah empat foto dari pertemuan tersebut. Tampak pada foto ada Airlangga, CEO Tokopedia William Tanuwijaya, dan Co-CEO Gojek Andre Sulistyo tengah berbincang di dalam ruangan kantor.
Advertisement
Sejauh ini belum ada informasi mengenai hal yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut.
Sebelumnya, Gojek dan Tokopedia dilaporkan akan melakukan merger. Dikutip dari Bloomberg pada awal bulan ini, hasil penggabungan kedua perusahaan tersebut kemungkinan akan melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di pasar Amerika Serikat dan Indonesia.
Penggabungan entitas ini akan menciptakan kekuatan besar dengan valuasi sekira USD 18 miliar atau berkisar Rp 250 triliun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Diisukan Gabung, Merger Gojek dan Tokopedia Diprediksi Bernilai Rp 250 Triliun
Gojek kembali dikabarkan akan melakukan merger. Kali ini, perusahaan ride-hailing itu dilaporkan akan merger dengan rakasasa e-commerce lokal, Tokopedia.
Dikutip dari Bloomberg, Rabu (6/1/2020), hasil penggabungan kedua perusahaan tersebut juga disebut akan melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di pasar Amerika Serikat dan Indonesia.
Menurut sumber Bloomberg, kedua perusahaan telah menandatangani lembar persyaratan terperinci untuk melakukan uji tuntas bisnis masing-masing (due diligence). Keduanya melihat potensi sinergi dan ingin menyelesaikan kesepakatan secepat mungkin dalam beberapa bulan mendatang.
Penggabungan entitas ini akan menciptakan kekuatan besar dengan valuasi sekira USD 18 miliar atau berkisar Rp 250 triliun. Gojek dan Tokopedia masing-masing akan memegang USD 10,5 miliar dan USD 7,5 miliar.
Bisnis keduanya akan mencakup ride-hailing, pembayaran, belanja online, hingga pengiriman. Bisnis lokal seperti gabungan dari Uber, PayPal, Amazon, dan DoorDash.
"Ini berpotensi menjadi kesepakatan blockbuster. Kesepakatan ini akan berdampak besar di luar kedua perusahaan, dan memiliki efek yang bahkan belum diketahui semuanya saat ini," kata Usman Akhtar dari perusahaan konsultan manajemen Bain & Co.
Saham di AS
Kombinasi Gojek dan Tokopedia akan mendominasi pasar digital Tanah Air. Selain itu, rencana kedua perusahaan mencatatkan saham di AS dinilai akan memberikan alternatif kepada investor global.
Gojek dan Tokopedia dilaporkan telah mempertimbangkan potensi merger sejak 2018. Namun, kata sumber, rencana dipercepat setelah pembicaraan kesepakatan antara Gojek dan Grab menemui jalan buntu.
CEO Grab, Anthony Tan, terus menolak tekanan dari SoftBank Group untuk menyerahkan sebagian kendali di entitas gabungan kepada Gojek.
Advertisement
Gojek Enggan Tanggapi Isu Merger dengan Tokopedia
Gojek dilaporkan sedang dalam proses diskusi lanjutan mengenai rencana merger dengan Tokopedia. Pembahasan ini dilakukan sebelum melakukan IPO di bursa saham.
Berdasarkan sumber Bloomberg yang mengetahui rencana ini, Gojek dan Tokopedia telah menandatangani lembar persyaratan terperinci untuk melakukan due diligence atas bisnis masing-masing.
Adapun due diligence merujuk pada proses audit atau investigasi secara menyeluruh terhadap produk atau investasi potensial. Menanggapi isu tersebut, Gojek mengatakan pihaknya tidak berkomentar terkait rumor yang beredar.
"Kami tidak dapat memberikan komentar terhadap rumor dan spekulasi di pasar," tutur Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita dalam keterangannya pada Tekno Liputan6.com, Selasa (5/1/2021).
Di sisi lain, masih menurut sumber Bloomberg, pembahasan soal merger ini dilakukan melihat potensi sinergi kedua perusahaan. Karenanya, keduanya disebut ingin merampungkan kesepatakan ini dalam beberapa bulan mendatang.
Apabila merger ini terjadi, valuasi dua perusahaan itu secara kolektif akan mencapai USD 18 miliar atau sekitar Rp 250 triliun. Gojek dan Tokopedia sendiri dilaporkan telah mempertimbangkan soal merger ini sejak 2018.