Disebut Harta Karun Tersembunyi, RI Paling Banyak Ekspor Sarang Burung Walet ke China

Pengusaha meminta kemudahan ekspor sarang burung walet, baik dalam hal perizinan dalam negeri maupun protokol kesehatannya.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 19 Jan 2021, 22:05 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2021, 22:05 WIB
Bisnis Sarang Walet Terus Menggeliat
Sejumlah burung walet berada di sarangnya di kota Myeik, Myanmar, Rabu (10/5). Permintaan sarang walet dari kalangan kelas menengah atas Tiongkok terus bertumbuh. (AFP Photo/ Ye Aung Thu)

Liputan6.com, Jakarta Perkumpulan Eksportir Komoditas Indonesia Tiongkok (PEKIT) senang pemerintah mendukung ekspor sarang burung walet. Di tengah pandemi Covid-19, ekspor sarang burung walet Indonesia terus menggeliat, salah satu tujuan utama ke China.

"Kami di asosiasi sangat senang bila sarang burung walet disebut harta karun tersembunyi. Namun sebenarnya kami sudah lama ekspor ke manca negara, dan memang pasar SBW ke Tiongkok yang tertinggi," jelas Ketua PEKIT Mulyanto di Jakarta, Selasa (19/1/2021).

Mulyanto menambahkan, perjuangan ekspor sarang burung walet (SBW) ke China cukup keras, dan relatif berbeda dengan negara lainnya. Proses registrasi rumah walet hingga rumah processing secara ketat dikawal Kementerian Pertanian.

"Seluruh protokol kesehatan yang diminta negara Tiongkok harus dipenuhi sejak sebelum terbang. Proses karantina nya cukup panjang," kata Mulyanto.

Secara khusus Mulyanto meminta dukungan pemerintah agar mendorong kemudahan ekspor komoditas ini, baik dalam hal perizinan dalam negeri maupun protokol kesehatannya.

Dilanjutkannya, protokol yang diminta pemerintah China cukup memberatkan bagi para calon eksportir baru. Sehingga dirinya meminta pemerintah membantu negosiasi antar negara dapat dilakukan untuk mengurangi beban protokol kesehatan.

"Disparitas harga sangat tinggi, terutama SBW kotor dan bersih. Tidak semua harganya 25 juta. Tapi nilai tersebut yang paling bagus memang," imbuhnya.

Sebagai tambahan, PEKIT sebagai salah satu asosiasi eksportir yang secara rutin telah melakukan ekspor SBW. Menurut Mulyanto, mereka akan terus mendorong peningkatan ekspor komoditas ini.

Saat ini, beberapa anggota PEKIT yang telah berhasil menembus pasar Tiongkok. Antara lain PT Ori Ginalnest Indonesia, PT Tong Heng Investment Indonesia, PT Anugerah Citra Walet Indonesia, PT Matra Adhiraya Nusantara, PT Organic Hans Jaya, dan PT Cempaka Mega Mandiri.

"Pemulihan ekonomi nasional dengan peningkatan ekspor sangat baik. Program Presiden kita dukung sebagai komunitas eksportir nasional," tutup Mulyanto.

 

Saksikan Video Ini

Potensi Ekspor Sarang Burung Walet Capai Rp 500 Triliun

Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi
Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi (Istimewa)

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, sarang burung walet berpotensi mendorong dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat.

“Burung walet ini adalah sesuatu yang sangat menarik, saya sudah laporkan sama Bapak Presiden karena saya bilang yakin pertumbuhan yang ditargetkan di RPJMN akan tercapai oleh Kementerian Perdagangan,” kata Mendag dalam Peluncuran IDNStore dilakukan secara virtual, Kamis (14/1/2021).

Menurutnya sarang burung walet yang hari ini tidak tercatat di dalam neraca perdagangan Indonesia karena jumlahnya kecil, tapi sebenarnya besar nilainya. Mendag mengatakan Indonesia saat ini merupakan salah satu penghasil dan pengekspor sarang burung walet terbesar.

“Konon kabarnya 2.000 ton sarang burung walet, dan 110 ton sudah terakreditasi dan sudah dijual langsung ke RRT,” ujarnya.

Kata Mendag bisa dibayangkan dari 110 ton itu 1 kilogram dihargai Rp 25 juta dan itu diekspor ke beberapa negara seperti Hong Kong, Vietnam bahkan juga Malaysia yang akhirnya sampai juga ke RRT.

“Harga tersebut Kalau kita hitung 2.000 ton saja kali Rp 25 juta adalah Rp 500 triliun artinya USD 3,5 miliar,” kata Mendag.

Di sisi lain, Mendag menyebut ada 3 bahan ekspor baru yang merupakan hasil daripada investasi yaitu besi dan baja, otomotif, dan perhiasan.

“Kita menjual perhiasan lebih banyak daripada sebelumnya dalam sejarah kita, hampir USD 8 miliar. Jadi ini adalah suatu trend dimana perhiasan itu adalah bagian dari pada industri yang padat karya, ini harus kita kerjakan dengan baik,” ujarnya.

Dengan demikian pihaknya terus berupaya untuk melihat berbagai potensi produk yang dihasilkan Indonesia dari segala sisi salah satunya potensi sarang burung walet, yang ternyata mampu menghasilkan nilai yang luar biasa.

“Oleh sebab itu ini adalah terobosan-terobosan yang akan kita kerjakan, mudah-mudahan dengan platform digital IDNStore kita bukan saja mendapatkan informasi dari Tiongkok tapi kita juga bisa memanfaatkan pasar Tiongkok,” pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya