Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo), Johny Liano, mengaku permintaan daging sapi potong di tingkat Rumah Pemotongan Hewan (RPH) masih terus berjalan meski dapat ancaman mogok penjualan dari pihak pedagang.
Seperti diketahui, Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) mengeluarkan himbauan kepada pedagang di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) untuk menyetop aktivitas perdagangan daging sapi selama 3 hari sampai 22 Januari 2021.
Baca Juga
Johny mengatakan, pemerintah yang diwakili Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) pun tetap meminta pengusaha RPH untuk meneruskan aktivitas pemotongan daging sapi.
Advertisement
"Kita juga diminta oleh pak Dirjen, suplai tetap mengalir dari RPH, dan ternyata permintaan RPH juga ada. Jadi saya enggak tahu juga yang akan mogok ini siapa," kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (20/1/2021).
Menurut dia, permintaan akan daging sapi potong masih terus berjalan hingga Selasa (19/1/2021) malam. Johny pun berharap para pedagang yang berada di bawah APDI masih tetap mau berjualan daging sapi di pasaran.
"Makanya teman-teman dari APDI mengatakan mudah-mudahan malam ini masih bisa dikomunikasikan ke anggotanya bahwa tetap berjualan," ujar dia.
Kenaikan harga daging sapi ini disebutnya terjadi lantaran adanya gejolak di tingkat pasar global. Johny lantas berterimakasih kepada Dirjen PDN Kementerian Perdagangan yang mau menyampaikan pokok masalah ini kepada pihak pedagang.
"Ini hanya masalah komunikasi saja. APDI enggak memahami bahwa global market seperti itu. Makanya pak Dirjen langsung mengambil alih untuk mengundang APDI, dan Pak Dirjen sudah menjelaskan dengan jelas kondisi-kondisi sekarang sehingga mereka memahami dengan baik," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pedagang Daging Sapi Diminta Batalkan Mogok Jualan
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri menghormati keputusan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) terkait aksi mogok perdagangan daging sapi di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) selama tiga hari ke depan.
Namun, dia meminta bentuk protes lebih baik dilakukan dengan cara mengurangi volume penjualan daging sapi ketimbang melakukan mogok penjualan. Cara ini dimaksudkan agar kebutuhan konsumen akan daging sapi bisa tetap terpenuhi.
"Saya pribadi maupun Ikappi tetap menghargai aksi mogok APDI. Tapi kami juga meminta sebaiknya tidak melakukan aksi mogok. Kalaupun mogok lebih baik mengurangi volume penjualan, kalau biasanya satu sapi di bagi dua pedagang sekarang mungkin bisa untuk lima orang pedagang," tuturnya saat dihubungi Merdeka.com, Selasa (19/1/2021).
Abdullah menjelaskan, usulan tersebut dimaksudkan untuk memastikan kebutuhan konsumen akan daging sapi bisa dipenuhi. Khususnya dari konsumen rumah tangga yang amat memerlukan asupan protein di masa kedaruratan kesehatan akibat Covid-19 ini.
"Karena tak dipungkiri konsumen daging sapi juga ada yang berasal dari kalangan rumah tangga. Sehingga kebutuhan protein bagi mereka tetap harus terpenuhi di tengah pandemi ini," tutupnya.
Oleh karena itu, Ikappi segera akan mengirimkan surat permohonan terhadap APDI untuk meminta adanya pembatalan aksi mogok penjualan daging sapi di Jadetabek.
"Kami juga segera keluarkan surat balasan meminta (APDI) tidak mogok. Kalaupun mogok mengurangi volume penjualannya," tandasnya.
Advertisement