Diterpa Pandemi, Pelita Samudera Shipping Raup Pendapatan Rp 960 M di 2020

Pelita Samudera Shipping (PSSI) melaporkan total pendapatan belum diaudit per 31 Desember 2020 sebesar USD 68,4 juta (sekitar Rp 960 miliar).

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mar 2021, 13:11 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2021, 09:35 WIB
Pelita Samudera Shipping menjadi emiten ke-31 pada tahun ini.(Liputan6.com/Achmad Dwi A)
Pelita Samudera Shipping menjadi emiten ke-31 pada tahun ini.(Liputan6.com/Achmad Dwi A)

Liputan6.com, Jakarta - Pelita Samudera Shipping (PSSI) melaporkan total pendapatan belum diaudit per 31 Desember 2020 sebesar USD 68,4 juta (sekitar Rp 960 miliar) atau turun sekitar 9 persen dari periode yang sama tahun lalu sekitar USD 75,3 juta.

Dampak dari pandemi COVID-19 telah menekan kinerja keseluruhan tahun 2020, tetapi Perseroan masih mampu mempertahankan pertumbuhan positif di tengah rendahnya permintaan batubara dan juga volatilitas harga komoditas global lainnya.

Direktur Utama PSSI Iriawan Ă„lex Ibarat menyatakan, pencapaian tersebut antara lain ditopang oleh naiknya Pendapatan Sewa Berjangka (sebelum audit) tahun 2020 sebesar 35 persen menjadi USD 13,3 juta dari USD 9,9 juta di 2019, dengan pertumbuhan tertinggi pada segmen Kapal Tunda dan Tongkang (TNB), diikuti Kapal Curah Besar (MV) dan Fasilitas Muat Terapung & Crane Terapung (FLF/FC).

“Walaupun menurun seperti industri lain pada umumnya. Tetapi Perseroan tetap memperoleh keuntungan bersih yang cukup baik dalam situasi sulit di tahun 2020 dengan cash cost yang stabil dan marjin Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization (EBITDA) di 35%, kinerja yang sama dengan tahun 2019," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (3/3/2021).

Sejumlah kontrak baru serta perpanjangan kontrak jangka panjang berhasil diraih, dan secara keseluruhan Perseroan telah berhasil mengamankan nilai kontrak sekitar USD 164,6 juta. Hingga akhir tahun 2020, komposisi kontrak jangka panjang untuk FLF/FC mencapai 96 persen dan 4 persen spot basis, segmen TNB mencapai 88 persen untuk kontrak jangka panjang dan 12 persen spot basis.

Untuk Segmen MV, dari 6 unit kapal, 3 kapal telah mendapatkan kontrak sewa berjangka jangka panjang dan 3 kapal kontrak freight charter (basis volume).

Realisasi belanja modal (sebelum audit) di 2020 sebesar USD 9 juta sebagian besar diserap untuk biaya pemeliharaan armada (docking). Tidak ada pembelian unit armada baru dilaksanakan di tahun 2020 sebagai strategi Perseroan untuk mengoptimalkan utilisasi aset yang dimiliki di tengah melesunya pasar ekspor dan domestik.

Hingga akhir tahun 2020, utilisasi armada Perseroan rata-rata mencapai 83,6 persen untuk TNB, 63,8 persen untuk FLF/FC, dan 83,5 persen untuk MV.

Empat unit MV yang dibeli di tahun 2019 telah seluruhnya beroperasi di tahun 2020 dan telah memasuki pasar internasional melalui pelayaran ke Tiongkok, Taiwan, Vietnam, Singapura dan Filipina.

Utilisasi penuh dan ekspansi multi kargo armada MV kami sebesar hampir 25 persen untuk pengangkutan komoditas selain batubara seperti nikel, alumina, tembaga konsentrat, semen klinker, pasir silika, billet baja dan produk-produk besi adalah salah satu target diversifikasi bisnis Perseroan. Diversikasi segmen TNB juga telah mencakup pengangkutan nikel.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Belanja Modal

FOTO: Uang Beredar pada November 2020 Capai Rp 6.817,5 Triliun
Petugas menata tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (20/1/2021). BI mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tetap tinggi pada November 2020 dengan didukung komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara alokasi belanja modal untuk tahun 2021 ditargetkan sebesar USD 21 juta di mana Perseroan merencanakan penambahan 1 unit MV kelas Supramax dan kapal-kapal tunda dan tongkang, untuk terus mengeksplorasi potensi pasar logistik baru termasuk non-batubara.

Dia menekankan bahwa di samping strategi diversifikasi komoditas angkut, pasar batubara masih akan menjadi fokus karena masih memiliki prospek sangat baik di masa depan, dengan target sekitar 70-80 persen di batubara. Kemampuan Perseroan untuk tetap menghasilkan keuntungan, serta terjaganya rasio utang yang kecil menjadi catatan prestasi tersendiri.

"Kepercayaan pihak perbankan ternama untuk mendukung rencana pengembangan aset armada kami juga menjadi bukti bahwa Perseroan telah menunjukkan kinerja yang baik,” jelas Alex.

Pertumbuhan Pendapatan di 2021 ditargetkan meningkat 10-15 persen menjadi sekitar USD 75 - 80 juta dengan strategi optimalisasi aset, diversifikasi bisnis, ekspansi aset serta meningkatkan penetrasi ke pasar internasional.

Seperti 2020, kontrak Sewa Berjangka adalah salah satu kunci peningkatan Pendapatan, di samping pertumbuhan volume pengangkutan di mana pada tahun 2020 mencapai sebesar 24,9 juta metrik ton dan ditargetkan naik sekitar 10-12 persen di tahun 2021.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya