Keputusan The Fed Tahan Suku Bunga Bawa Rupiah Perkasa

Penguatan rupiah ditopang oleh keputusan bank sentral Amerika Serikat, The Fed menahan suku bunga acuan.

oleh Andina Librianty diperbarui 18 Mar 2021, 10:43 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2021, 10:31 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis pekan ini. Penguatan rupiah ditopang oleh keputusan bank sentral Amerika Serikat, The Fed menahan suku bunga acuan.

Mengutip Bloomberg, Kamis (18/3/2021), rupiah dibuka di angka 14.380 per dolar AS menguat dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di 14.427 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah di level 14.390 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.375 per dolar AS hingga 14.392 per dolar AS. jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 2,42 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.412 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.412 per dolar AS.

Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan, melemahnya indeks dolar dan turunnya imbal hasil (yield) obligasi AS kemungkinan akan mendorong penguatan rupiah.

"Yield US treasury 10 tahun kemungkinan turun ke level 1,6 persen. Keputusan The Fed untuk tetap melanjutkan tingkat suku bunga rendah dan program pembelian surat utang di tengah kenaikan pertumbuhan ekonomi, kemungkinan akan meredakan tekanan naiknya yield US treasury," ujar Ahmad dikutip dari Antara, Kamis (18/3/2021).

The Fed berjanji akan terus melakukan program pembelian surat utang setiap bulan sebesar 120 miliar dolar AS. Kebijakan tersebut kemungkinan akan meredakan kenaikan imbal hasil obligasi AS yang meningkat selama tiga bulan terakhir.

Powell menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada 2021 menjadi 6,5 persen dari sebelumnya 4,2 persen. Inflasi diperkirakan akan meningkat, namun Powell berjanji untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga rendah. Hal ini turut berdampak pada nilai tukar rupiah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Indeks Dolar

FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, indeks dolar kemungkinan melemah ke level 91 hari ini di tengah turunnya data housing starts AS Februari sebesar minus 10,3 persen (mom) dibandingkan sebelumnya sebesar minus 5,1 persen (mom).

"Kenaikan yield US treasury selama tiga bulan terakhir kemungkinan akan menahan perbaikan sektor properti di AS. Berlanjutnya program pengembalian surat utang oleh The Fed kemungkinan menekan dolar AS terhadap mata uang kuat dunia lainnya," kata Ahmad.

Dari domestik, Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate hari ini sebesar 3,5 persen untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah tren kenaikan imbal hasil obligasi AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) diperkirakan menguat ke level Rp14.350 per dolar AS.

Pada Rabu (17/3/2021) lalu, rupiah ditutup melemah 18 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.428 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.410.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya