Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Rabu pekan ini.
Mengutip Bloomberg, Rabu (17/3/2021), rupiah dibuka di angka 14.420 per dolar AS, sama dengan penutupan perdagangan sebelumnya. Menjelang siang, rupiah menguat ke 14.410 per dolar AS.
Baca Juga
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.420 per dolar AS hingga 14.462 per dolar AS. jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 2,78 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.459 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.424 per dolar AS.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu diproyeksikan melemah menjelang pengumuman hasil rapat bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.
"Stabilnya indeks dolar dan naiknya yield US treasury kemungkinan akan mendorong pelemahan rupiah. Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," kata Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail dalam kajiannya dikutip dari Antara, Rabu (17/3/2021).
Para pelaku pasar berekspektasi bahwa The Fed kemungkinan akan melanjutkan program pembelian obligasi AS di pasar primer dan sekunder untuk membantu pemulihan ekonomi AS dan menjaga tingkat suku bunga tetap rendah.
Namun, kebijakan tersebut kemungkinan akan mendorong The Fed untuk membiarkan inflasi berada di atas target inflasi The Fed sebesar dua persen dalam beberapa waktu yang lebih lama dan mendorong kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS dan berdampak ke rupiah.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Imbal Hasil Obligasi AS
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kemungkinan naik ke level 1,63 persen hari ini. Para pelaku pasar menanti pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell di dalam Komite Pasar Terbuka Federal atau FOMC The Fed.
"Para pelaku pasar berekspektasi bahwa langkah The Fed untuk menjaga yield US treasury tetap rendah kemungkinan akan gagal terkendala tingginya penerbitan US treasury oleh pemerintah AS," ujar Ahmad.
Sementara itu, indeks dolar kemungkinan stabil ke level 91,8 hari ini di tengah turunya data penjualan ritel AS pada Februari.
Tercatat data penjualan ritel AS turun 3 persen secara bulanan (mom) pada Februari, lebih rendah dibandingkan dengan Januari sebesar 7,6 persen (mom).
"Data tersebut menunjukan melemahnya aktivitas konsumsi di AS," kata Ahmad.
Pada Selasa (16/3/2021) lalu, rupiah ditutup melemah 7 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.410 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.403.
Advertisement