Liputan6.com, Jakarta CEO Twitter Jack Dorsey resmi menjual tweet pertamanya sebagai NFT. Non-fungible tokens atau yang kerap disebut NFT merupakan token unik yang digunakan untuk mewakili kepemilikan aset.
Dalam hal ini, aset yang dimaksud mencakup karya seni digital, berupa musik, film, jpeg, klip video, atau bahkan cuitan di Twitter yang kemudian dapat dibuktikan keaslian dan kepemilikan melalui blockchain. Sama halnya dengan aset fisik, NFT dapat diperjualbelikan.
Baca Juga
Melansir laman CNN, Cuitan pertama Jack Dorsey telah laku dibeli sejak hari Senin, 22 Maret 2021, seharga 1.630.58 ether, atau satuan mata uang kripto.
Advertisement
Nilai itu setara dengan sekitar USD 2,9 juta setara Rp 41,8 miliar berdasarkan harga ether yang berlaku pada saat penjualan tersebut.
Tweet tersebut berisi ungkapan, “just setting up my twttr” yang dipublikasikan bos Twitter tersebut pertama kali pada 22 Maret 2006, sehari setelah prototype Twitter pertama diluncurkan. Cuitan tersebut kemudian terdaftar untuk dijual sebagai NFT pada 6 Maret.
Kemudian, pada 9 Maret, berhasil mendapatkan penawaran tertinggi yang berasal dari Sina Estavi, CEO Bridge Oracle.
Estavi memenangkan pelelangan, meskipun tawarannya saat itu masih bernilai sekitar USD 2,5 juta atau setara lebih dari Rp 35 miliar sebelum berfluktuasi hingga mencapai nilai saat ini.
Saksikan Video Ini
Blockchain
Kepemilikan aset ini kemudian akan dicatat pada blockchain yang mendukung transaksi bitcoin dan mata uang kripto lainnya.
Blockchain akan menjadi catatan besar digital terdesentralisasi yang mampu melacak dan mendokumentasikan setiap transaksi, kepemilikan, dan validitas aset.
Tidak seperti dolar atau aset lainnya, seseorang tidak dapat dengan mudah menukar NFT miliknya dengan yang lain.
Sebab, setiap NFT memiliki keunikan dan bertindak sebagai item dari kolektor yang tidak dapat diduplikasi sehingga menjadikannya langka berdasarkan maksud tertentunya masing-masing.
Jack Dorsey telah mengatakan bahwa semua hasil penjualan atas cuitannya akan dikonversi ke dalam bitcoin dan disumbangkan ke GiveDirectly, sebuah organisasi nirlaba yang beroperasi untuk membantu keluarga yang hidup dalam kemiskinan ekstrem di Afrika.
Reporter: Priscilla Dewi Kirana
Advertisement