Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) pada Maret 2021 mengalami peningkatan sebesar 0,18 persen. Peningkatan nilai tukar hampir terjadi di seluruh sub sektor.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, kenaikan terjadi di subsektor tanaman pangan, holtikultura dan tanaman perkebunan rakyat. Kemudian penurunan terjadi di sektor perikanan.
"Kalau dirinci nilai tukar petani ini kita bedakan melalui tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan maupun perikanan. Ada beberapa sub sektor yang mengalami peningkatan dan ada beberapa subsektor yang mengalami penurunan," ujarnya, Kamis (1/4/2021).
Advertisement
Setianto merinci, subsektor holtikultura mengalami kenaikan dengan indeks sebesar 107,10 sementara di Februari 2021 sebesar 105,20. Sehingga mengalami peningkatan sebesar 1,80 persen.
Demikian juga tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan NTP sebesar 0,8 persen. Di mana semula di Februari indeks NTP ini sebesar 112,67 menjadi 116.
Untuk peternakan, indeksnya sebesar 197, 6 menjadi 197,71 di Maret 2021. Subsektor tanaman pangan mengalami penurunan indeks dari 99,21 di Februari menjadi 97,39 sehingga penurunan sebesar 1,83 persen.
"Demikian juga perikanan turun 0,28 persen. Bisa dilihat dari NTP nelayan dan pembudidaya juga turun 0,39 dan 0,11 persen," jelas Setianto.
Secara keseluruhan NTP Maret 2021, meningkat secara month to month sebesar 0,18 persen. Nilai Tukar Petani ini mengalami peningkatan membandingkan antara harga-harga yang diterima petani dengan yang dibayarkan petani.
Â
Anggun P. Situmorang
Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BPS Catat Inflasi 0,08 Persen di Maret 2021
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi pada bulan Maret 2021 mencapai 0,08 persen. Angka ini lebih rendah daripada bulan Februari yang tercatat sebesar 0,10 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, secara year on year, inflasi tercatat mencapai 1,37 persen.
"Sedangkan inflasi tahun kalender mencapai 0,44 persen," ujar Setianto, Kamis (1/4/2021).
Setianto melanjutkan, dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) 58 kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di kota Jayapura yaitu 1,07 persen dan terendah di Tangerang dan Banjarmasin yaitu 0,01 persen.
Selain inflasi, sebanyak 32 kota mengalami deflasi, dengan tingkat deflasi tertinggi berada di Baubau yaitu -0,99 persen dan terendah berada di Palopo yaitu -0,01 persen.
Advertisement