Nilai Tukar Petani Naik 0,18 Persen di Maret 2021

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) pada Maret 2021 mengalami peningkatan sebesar 0,18 persen

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Apr 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2021, 12:00 WIB
Petani Gorontalo, Pilih Gotong-Royong Ketimbang Gunakan Teknologi Alsintan.(Foto:Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)
Petani Gorontalo, lebih memilih gotong-royong ketimbang gunakan teknologi alsintan.(Foto:Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) pada Maret 2021 mengalami peningkatan sebesar 0,18 persen. Peningkatan nilai tukar hampir terjadi di seluruh sub sektor.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, kenaikan terjadi di subsektor tanaman pangan, holtikultura dan tanaman perkebunan rakyat. Kemudian penurunan terjadi di sektor perikanan.

"Kalau dirinci nilai tukar petani ini kita bedakan melalui tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan maupun perikanan. Ada beberapa sub sektor yang mengalami peningkatan dan ada beberapa subsektor yang mengalami penurunan," ujarnya, Kamis (1/4/2021).

Setianto merinci, subsektor holtikultura mengalami kenaikan dengan indeks sebesar 107,10 sementara di Februari 2021 sebesar 105,20. Sehingga mengalami peningkatan sebesar 1,80 persen.

Demikian juga tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan NTP sebesar 0,8 persen. Di mana semula di Februari indeks NTP ini sebesar 112,67 menjadi 116.

Untuk peternakan, indeksnya sebesar 197, 6 menjadi 197,71 di Maret 2021. Subsektor tanaman pangan mengalami penurunan indeks dari 99,21 di Februari menjadi 97,39 sehingga penurunan sebesar 1,83 persen.

"Demikian juga perikanan turun 0,28 persen. Bisa dilihat dari NTP nelayan dan pembudidaya juga turun 0,39 dan 0,11 persen," jelas Setianto.

Secara keseluruhan NTP Maret 2021, meningkat secara month to month sebesar 0,18 persen. Nilai Tukar Petani ini mengalami peningkatan membandingkan antara harga-harga yang diterima petani dengan yang dibayarkan petani.

 

Anggun P. Situmorang

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BPS Catat Inflasi 0,08 Persen di Maret 2021

FOTO: Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp 120 Ribu per Kg
Pedagang merapikan cabai rawit merah yang dijual di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (4/3/2021). Naiknya harga cabai rawit merah di pasaran saat ini disebabkan oleh produksi yang sangat rendah sehingga pasokan di pasaran tidak bisa memenuhi tingginya permintaan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi pada bulan Maret 2021 mencapai 0,08 persen. Angka ini lebih rendah daripada bulan Februari yang tercatat sebesar 0,10 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, secara year on year, inflasi tercatat mencapai 1,37 persen.

"Sedangkan inflasi tahun kalender mencapai 0,44 persen," ujar Setianto, Kamis (1/4/2021).

Setianto melanjutkan, dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) 58 kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di kota Jayapura yaitu 1,07 persen dan terendah di Tangerang dan Banjarmasin yaitu 0,01 persen.

Selain inflasi, sebanyak 32 kota mengalami deflasi, dengan tingkat deflasi tertinggi berada di Baubau yaitu -0,99 persen dan terendah berada di Palopo yaitu -0,01 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya