RI Bisa Keluar dari Jebakan Negara Berpenghasilan Menengah di 2036, Ini Syaratnya

Pemerintah Indonesia menargetkan Indonesia mampu menjadi negara penghasilan tinggi (high income country) pada 2045

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Apr 2021, 12:40 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2021, 12:40 WIB
FOTO: Angka Kemiskinan di Indonesia Naik Selama Pandemi
Pemulung saat memilah barang hasil pungutan di Jakarta, Minggu (18/10/2020). Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan jumlah penduduk miskin naik 1,63 juta jiwa atau 0,56 persen selama masa pandemi Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia menargetkan Indonesia mampu menjadi negara penghasilan tinggi (high income country) pada 2045, tepat satu abad kemerdekaan Indonesia nanti. Dengan menjadi negara maju maka Indonesia bisa lepas dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap).

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan, Indonesia sebetulnya bisa keular lebih cepat dari jebakan negara berpenghasilan menengah di 2036. Dengan catatan ekonomi Indonesia mampu tumbuh rata-rata dikisaran 6 persen.

"Kita proyeksikan pada 2036, mudah-mudahan kita bisa keluar dari middle income country trap," ujarnya dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021, secara virtual, Kamis (29/4).

Namun untuk mencapai hal tersebut, dirinya menyadari tantangan Indonesia cukup besar. Mulai melakukan transformasi ekonomi, melakukan perubahan yang lower produktivity ke higher productivity sector dan meningkatkan produktivitas di masing-masing sektor.

"Tanpa adanya redesign transformasi ekonomi, apabila pertumbuhan ekonomi kita hanya 5 persen bahkan hitungan sederhana kita, pada 2045 kita belum graduasi dari midlle income trap," jelasya.

Menurutnya ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk mewujudkan hal tersebut. Apalagi Filipina pada 2037 dan Vietnam di 2043 akan segera melepaskan diri dari negara berpenghasilan menengah.

"Kita juga tertantang dengan negara sekitar kita," jelasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ekonomi Terkontraksi, Indonesia Bakal Terjebak di Negara Kelas Menengah Puluhan Tahun

FOTO: Angka Kemiskinan di Indonesia Naik Selama Pandemi
Pengemis bersama anaknya saat berada di lampu merah kawasan Karet, Jakarta, Minggu (18/10/2020). Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan angka kemiskinan di Indonesia naik pada periode September 2020. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terkontraksi minus 2,07 persen pada 2020. Menurut dia, itu dapat berakibat pada Indonesia yang terjebak menjadi negara kelas menengah selama puluhan tahun.

Padahal, Indonesia disebutnya sempat masuk dalam jajaran upper middle income country pada akhir 2019 dengan penghasilan sekitar USD 4.046 per kapita.

"Tapi dengan keadaan yang kita alami di masa pandemi, pertumbuhan ekonomi terkoreksi ke bawah," kata Suharso dalam konferensi pers di Kantor Pusat Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Selasa (9/2/2021).

Suharso pun berharap tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 bisa mencapai 4,5-5 persen, sehingga dapat menyusun langkah untuk kembali meraih posisi negara berpendapatan menengah atas.

Namun, jika ekonomi hanya tumbuh 5 persen tiap tahunnya, itu dapat berakibat jangka panjang pada Indonesia yang terjebak dalam posisi negara berpendapatan menengah (middle income trap/MIT).

"Lepas dari middle income trap, itu jauh sekali. Bahkan 2045 pun kita baru bisa mencapai di atas USD 12.000 per kapita, kita sudah masuk middle income, tapi belum masuk high income," urainya.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi 6 persen per tahun jadi syarat mutlak bagi Indonesia agar lepas dari jebakan negara berpendapatan menengah sebelum 2045.

"Kalau kita 6 persen, itu mudah-mudahan sebelum Indonesia 100 tahun, dua tahun sebelumnya, kita sudah bisa mencapai jadi negara high economy. Kalau kita bisa tumbuh 7 persen, maka pada tahun 2040 kita sudah mencapai di atas threshold USD 12.535," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya