Harga Emas Melonjak Usai Data Tenaga Kerja AS Tak Sesuai Harapan

Harga emas memperpanjang reli, melompat lebih dari 1 persen ke minggu terbaiknya sejak November tahun lalu

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 08 Mei 2021, 07:30 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2021, 07:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas memperpanjang reli, melompat lebih dari 1 persen ke minggu terbaiknya sejak November tahun lalu setelah penurunan tak terduga dalam pertumbuhan pekerjaan AS pada bulan April. Hal ini sekaligus mempercepat penurunan dolar dan imbal hasil Treasury AS.

Data jumlah pekerja AS naik hanya 266.000 pekerjaan bulan lalu, jauh dari ekspektasi. Hal ini akan membuat pengusaha kemungkinan besar frustrasi oleh kekurangan tenaga kerja saat ekonomi dibuka kembali.

melansir CNBC, Sabtu (8/5/2021), harga emas di pasar spot melonjak 1,2 persen menjadi USD 1,837.54 per ounce pada 09:58 EDT (1358 GMT), setelah melonjak sebanyak 1,5 persen ke level tertinggi sejak 11 Februari, pada USD 1.842.91. Naik 3,8 persen sejauh ini, emas berada di jalur untuk minggu terbaiknya sejak awal November 2020.

Harga emas berjangka AS naik 1,3 persen menjadi USD 1,838.80.

Dengan "kehilangan total pada angka (pekerjaan)," imbal hasil akan terkompresi untuk saat ini dan indeks dolar juga menembus di bawah level support, memungkinkan emas untuk melonjak, kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

Tapi reli harga emas mungkin berumur pendek karena data pekerjaan bulan depan bisa menunjukkan angka lebih tinggi, menyebabkan imbal hasil mulai meningkat, Streible menambahkan.

Indeks dolar memperpanjang penurunan pasca data, sementara patokan imbal hasil Treasury AS juga turun, diterjemahkan ke dalam biaya peluang yang lebih rendah untuk menahan bullion tanpa bunga.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Prediksi Harga Emas

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

"Momentum jangka pendek emas dapat bergerak menuju level USD 1.857, yang dapat diikuti oleh pergerakan menuju level resistance $ 1.925," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA dalam sebuah catatan.

Tetapi memudarnya permintaan fisik di India tetap menjadi hambatan potensial, dengan konsumen emas terbesar kedua terhuyung-huyung dari pandemi yang memburuk.

Lanjutkan Membaca ↓

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya