Mudik Lebaran Dilarang, Bisnis Rest Area Tol Makin Jeblok

Asosiasi Pengusaha Rest Area Indonesia (Aprestindo) mengeluhkan kebijakan larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 13 Mei 2021, 17:00 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2021, 17:00 WIB
Suasana Rest Area Km 50 Tol Japek yang Resmi DItutup Permanen
Warga melintas di Rest Area KM 50 A yang ditutup secara permanen pada 20 Desember 2020 lalu di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Kamis (24/12/2020). Menurut pihak Jasa Marga rest area itu turut menyumbang kepadatan di ruas area KM 48-50. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Rest Area Indonesia (Aprestindo) mengeluhkan kebijakan larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah selama masa Lebaran Idul Fitri 1442 H, tepatnya pada 6-17 Mei 2021.

Ketua Umum Aprestindo R Widie Wahyu GP mengatakan, dampak dari aturan larangan mudik tersebut akan makin terasa bagi pengusaha rest area tol pada malam takbiran hingga hari H Lebaran.

"Kalau pemerintah/petugas konsisten melakukan pelarangan mudik, pasti akan lebih turun jauh. Biasanya akan mulai sepi dari mulai H-1 atau malam takbiran," ujar Widie kepada Liputan6.com, Kamis (13/5/2021).

Widie menceritakan, larangan mudik ini telah sangat berdampak terhadap bisnis rest area tol selama bulan Ramadhan ini. Itu akibat turunnya volume lalu lintas jalan tol hingga 90 persen, terutama untuk mobil kecil golongan I.

"Untuk omset penjualan BBM rata-rata rest area turun 80-90 persen. Untungnya masih ketolong ada truk yang jalan," sebut dia.

Namun yang sangat memprihatinkan, ia menambahkan, untuk tenant-tenant brand lokal, nasional, internasional, hingga UMKM di rest area tol secara rata-rata pendapatannya bisa turun sampai 95 persen.

"Bahkan bisa dibilang sama sekali tidak ada penjualan. Hal ini cukup memperberat usaha mereka, karena biasanya tahun-tahun sebelum pandemi para tenant bisa mendapatkan tambahan penjualan dari kebaikan traffic orang mudik," urainya.

Adapun pendapatan pengusaha rest area semakin jebol lantaran mereka tetap harus membayar gaji dan tunjangan hari raya (THR) para karyawannya secara penuh.

"Kami juga para pengusaha rest area tetap menyiapkan fasilitas rest area seperti biasa, tanpa ada yang dikurangi. Semoga dengan ikhtiar ini pandemi cepat berlalu," pungkas Widie.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lalu Lintas Tol Luar Jawa Turun saat Masa Larangan Mudik Lebaran

Contraflow Dibuka, Tol Jakarta-Cikampek Tetap Macet
Kendaraan melintas di contraflom KM 28 Tol Jakarta - Cikampek, Jawa Barat, Kamis (30/5/2019). Kemacetan disebabkan antrean masuk ke rest area di beberapa titik. Antrean menyebabkan arus lalu lintas menjadi tersendat. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Volume lalu lintas harian rata-rata menjelang Lebaran, selama 6-19 Mei 2021 di ruas jalan tol wilayah regional Nusantara luar Pulau Jawa mengalami penurunan antara 13-49 persen. Ini Pasca pengendalian transportasi yang dimulai pada 6 Mei 2021.

Penurunan volume lalu lintas tersebut terjadi sejumlah ruas seperti Jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa, Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa, dan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda.

Ruas Tol Manado-Bitung jadi pengecualian lantaran mengalami kenaikan sekitar 6 persen bila dibandingkan dengan volume lalu lintas harian rata-rata normal.

Operation Management Department Head Regional Jasamarga Nusantara Tollroad Division, Taufiqul Hidayat, mengatakan upaya pemerintah dalam mengendalikan transportasi jelang Lebaran 2021 cukup efektif. 

"Memang sosialisasi kepada pengguna jalan terkait pelarangan mudik Lebaran tahun ini cukup masif dilakukan, dan kami support dengan melakukan pemasangan spanduk-spanduk himbauan dan melalui papan informasi elektronik (Variable Message Sign/VMS) jauh hari sebelum hari H pelarangan mudik diberlakukan," paparnya, Selasa (11/5/2021).

Berdasarkan data yang tercatat selama 6-10 Mei 2021, volume kendaraan harian di Jalan tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa mengalami penurunan sebesar 14,3 persen (64.880 Kendaraan dari kondisi normal 75.671 kendaraan).

Sedangkan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi mengalami penurunan sebesar 37 persen (11.685 kendaraan dari kondisi normal 18.551 kendaraan). 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya