Pembangunan 1.000 Unit Rumah Tahan Gempa di NTT Selesai Akhir September 2021

Beberapa kabupaten terdampak bencana lainnya, sesuai dengan persetujuan Menteri PUPR akan segera dibangun Hunian Tetap (Huntap) RISHA.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mei 2021, 17:00 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2021, 17:00 WIB
Kondisi Lembata NTT usai Terjangan Banjir Bandang
Warga memeriksa kerusakan di desa yang terkena banjir di Ile Ape, di Pulau Lembata, provinsi Nusa Tenggara Timur, Minggu (4/5/2021). Cuaca ekstrem yang mengakibatkan banjir bandang disertai hujan lebat dan angin kencang menerjang sejumlah kawasan di NTT dan NTB. (AP Photo/Ricko Wawo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) mulai membangun hunian tetap (huntap) untuk merelokasi masyarakat terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Aksi tanggap ini sesuai dengan Instruksi Presiden, bantuan rumah tahan gempa dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dengan tipe 36 tunggal, akan disalurkan di dua wilayah yakni Kabupaten Lembata sebanyak 700 unit dan 300 unit di Kabupaten Flores Timur, NTT.

Di samping itu, beberapa kabupaten terdampak bencana lainnya, sesuai dengan persetujuan Menteri PUPR akan segera dibangun Hunian Tetap (Huntap) RISHA.

Pembangunan Huntap di Lembata dan Adonara dilaksanakan oleh kontraktor PT Adhi Karya dan Konsultan Manajemen Konstruksi PT Virama Karya. Secara keseluruhan pembangunan RISHA ditargetkan selesai akhir September 2021.

Langkah selanjutnya setelah pembangunan fisik Huntap rampung adalah dimulainya proses penghunian yang akan diatur oleh masing-masing Pemerintah Daerah (Pemda). 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menuturkan, rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah terdampak bencana di NTT tidak hanya membangun kembali rumah yang rusak, tetapi sebagai upaya untuk membangun kembali permukiman baru yang tangguh terhadap bencana.

"Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama terhadap bencana, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya," kata Basuki, Jumat (14/5/2021).

 

 

Reporter: Sulaeman

Merdeka.com

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Pembangunan RISHA

(Foto: Dok Kementerian PUPR)
Rumah tahan gempa pakai teknologi risha (Foto:Dok Kementerian PUPR)

Pembangunan inovasi RISHA didasari oleh kebutuhan akan percepatan penyediaan perumahan yang layak huni bagi masyarakat terdampak bencana dengan mengedepankan  kualitas bangunan sesuai dengan standar (SNI).

RISHA adalah teknologi konstruksi knock down yang dapat dibangun dengan waktu cepat dengan menggunakan 3 jenis modul beton bertulang pada struktur utamanya.

Bantuan rumah RISHA di Kabupaten Lembata disalurkan di Desa Waisesa I dan Desa Getto dengan kebutuhan anggaran sebesar Rp 85,5 miliar.

Saat ini tengah dilakukan pematokan lahan, land clearing dan pematangan lahan seluas 7,9 hektar (ha) untuk Waisesa I dan 6,04 ha di Getto. Selagi menunggu material panel RISHA pada minggu ke-3 Mei tiba dari Makasar, Kementerian PUPR membangun 4 unit mock up RISHA dengan progress pada pekerjaan struktur atap. 

Selanjutnya bantuan rumah RISHA di Flores Timur disalurkan di 3 titik Kecamatan Adonara yakni di Desa Oyangbarang dengan luas lahan 1,2 ha,  Saosina 4,5 ha, dan Nelelamadike 1,4 ha. Kebutuhan anggaran di 3 lokasi tersebut sebesar Rp 37,8 miliar. Saat ini sudah dilakukan pengiriman mock up 2 unit ke lokasi dan pembuatan pondasi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya