PHM Terima Persetujuan Fiscal Incentive untuk Blok Mahakam

Wilayah Kerja (WK) Mahakam adalah blok migas terminasi yang telah berproduksi hampir 50 tahun dengan natural declining rate saat ini telah mencapai 50 persen per tahun.

diperbarui 18 Jun 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2021, 11:00 WIB
Penyerahan surat persetujuan pemerintah tersebut dilaksanakan Kepala SKK Migas Dwi Sucipto kepada Direktur Utama PHI, Chalid Said Salim, dalam acara Oil & Gas Investment Day, Kamis, 17 Juni 2021. Dok PHM
Penyerahan surat persetujuan pemerintah tersebut dilaksanakan Kepala SKK Migas Dwi Sucipto kepada Direktur Utama PHI, Chalid Said Salim, dalam acara Oil & Gas Investment Day, Kamis, 17 Juni 2021. Dok PHM

Jakarta PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) menerima surat persetujuan pemerintah terkait fiscal incentive untuk Wilayah Kerja (WK) atau Blok Mahakam.

Penyerahan surat persetujuan pemerintah tersebut dilaksanakan Kepala SKK Migas Dwi Sucipto kepada Direktur Utama PHI, Chalid Said Salim, dalam acara Oil & Gas Investment Day, Kamis, 17 Juni 2021, yang merupakan kegiatan pre-event IPA Convention & Exhibition 2021.

Penyerahan disaksikan CEO PT Pertamina Hulu Energi, Budiman Parhusip secara luring dengan penerapan protokol kesehatan dan pencegahan penyebaran Covid-19 yang ketat.

Persetujuan insentif ini diberikan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 27 tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2010 Tentang Biaya Operasi Yang Dapat Dikembalikan dan Perlakukan Pajak Penghasilan Di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.

Insentif ini menjadi yang pertama kali diberikan kepada KKKS oleh pemerintah merujuk kepada PP tersebut.

”Insentif ini diperlukan untuk menjaga kelanjutan operasi PHM dan tingkat produksi WK Mahakam sebagai salah satu kontributor andalan produksi migas Nasional. Insentif ini serta memaksimalkan recovery cadangan dan sumber daya Mahakam, dengan tetap memberikan tingkat pengembalian investasi yang wajar kepada Pertamina selaku investor dan nilai bagi semua pemangku kepentingan,” jelas Chalid dalam keterangannya, Jumat (18/6/2021).

Wilayah Kerja (WK) Mahakam adalah blok migas terminasi yang telah berproduksi hampir 50 tahun dengan natural declining rate saat ini telah mencapai 50 persen per tahun.

Karenanya, selaku operator, PHM dengan dukungan penuh PHI selaku holding melakukan berbagai upaya guna menahan laju penurunan produksi tersebut, memperpanjang usia produksi hingga masa akhir kontrak dengan tetap mempertahankan tingkat keekonomian, dan terus memelihara aspek keselamatan.

Chalid pun melanjutkan keterangannya bahwa PHM telah mengembangan berbagai inovasi untuk mencapai optimasi operasi seperti: teknik pengeboran rigless, arsitektur sumur yang lebih ringan, teknik SIBU, dan mengubah tekanan sumur. Upaya-upaya tersebut berhasil menurunkan biaya operasi hingga 40 persen dan tanpa adanya Lost Time Injury (kehilangan hari karena kecelakaan kerja).

”Mengingat, WK Mahakam masih memiliki cadangan dan sumber daya yang signifikan maka kegiatan pemboran eksplorasi dan eksploitasi yang masif terus dilakukan guna menambah cadangan migas dan produksi dari WK Mahakam. Dalam kaitan inilah dibutuhkan insentif dari Pemerintah untuk menjamin kesinambungan operasi bisnis PHM di WK Mahakam dengan tetap mempertahankan keekonomiannya sampai akhir masa kontrak sehingga terus memberikan manfaat bagi Negara dan masyarakat,” pungkas Chalid.

Saksikan Video Ini

PT Pertamina Hulu Indonesia Mulai Bor Sumur TDE C-1X di Blok Mahakam

Blok Mahakam
PT Elnusa Tbk (Elnusa), mendukung pengeboran sumur baru di Blok Mahakam untuk Pertamina Hulu Mahakam.

PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) terus mendukung pencapaian ketahanan energi nasional dengan melakukan pemboran sumur-sumur minyak dan gas (migas) eksplorasi dan pengembangan di wilayah kerja Regional 3 Kalimantan.

Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia Chalid Said Salim menjelaskan, PHI terus mendukung pencapaian ketahanan energi nasional dengan melakukan pemboran sumur-sumur minyak dan gas (migas) eksplorasi dan pengembangan di wilayah kerja Regional 3 Kalimantan.

“Sumur TDE C-1X ini merupakan satu dari lima sumur eksplorasi yang merupakan Komitmen Pasti untuk dibor di Pertamina Hulu Indonesia sebagai induk usaha. Sumur TDE C-1X merupakan area perdana (play opener) yang diharapkan akan menemukan cadangan yang ekonomis demi memperpanjang usia produksi Wilayah Kerja Mahakam,’’ kata Chalid, dalam keterangan tertulis, Senin (3/5/2021).

Menurut Chalid, sebagai pengelola wilayah kerja migas ex-terminasi, PHI dan anak-anak perusahaan yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), PT Pertamina Hulu Attaka (PHA), dan PT Pertamina Hulu West Ganal (PHWG) mengoperasikan lapangan dan fasilitas operasi dan produksi migas yang sudah berumur puluhan tahun sehingga memerlukan kegiatan pemboran yang masif dan juga penggunaan inovasi teknologi dan kreativitas untuk memelihara kinerja operasi dan keekonomian aset.

Terkait dengan hal ini, General Manager Zona 8 yang membawahi PHM & PHWG, Agus Amperianto, mengungkapkan langkah-langkah yang dilakukan oleh PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dalam memanfaatkan inovasi teknologi diantaranya dalam kegiatan pemboran di Wilayah Kerja Mahakam.

“PHM mengembangkan inovasi dalam teknik pengeboran di WK Mahakam tanpa menggunakan rig (rigless operation) melalui penggunaan Hydraulic Workover Unit (HWU) Drilling EHR-12 untuk pemboran sumur-sumur pengembangan. Inovasi ini merupakan buah sinergi dengan PT Elnusa, yang juga tergabung dengan Subholding Upstream Pertamina. Rigless operation ini berhasil mengurangi biaya pemboran secara signifikan,” jelas Agus.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya