Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir meluncurkan program Makmur sebagai program agrosolusi dari PT Pupuk Indonesia. Program itu disebut-sebut berhasil, sehingga Erick akan terus mendorong berjalannya program guna menyejahterakan petani.
Diketahui, program Makmur Pupuk Indonesia tersebut kini telah berjalan di Provinsi Lampung dengan menyasar komoditas singkong, jagung dan padi. Ketiga sektor tersebut disebut-sebut terbantu dengan berjalannya Makmur.
Baca Juga
Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan program ini mampu memberikan banyak kemudahan bagi petani.
Advertisement
Hal itu ia sampaikan saat mengunjungi jalannya Program Makmur budidaya singkong di Desa Lempuyang Bandar, Way Pangubuan, Lampung Tengah.
Saat meninjau Program Makmur budidaya singkong di Desa Lempuyang Bandar, Kecamatan Way Pangubuan, Lampung Tengah, menyampaikan bahwa melalui program ini, petani mendapatkan banyak kemudahan.
“Lewat program ini bibitnya dicarikan, pupuknya diberi, ada pelatihannya, ada bimbingannya dan nanti akan dicarikan juga pembeli dan offtaker-nya.”, kata Arya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (12/9/2021).
Ia menambahkan, sesuai dengan arahan Menteri Erick, program ini merupakan satu ekosistem untuk membantu petani. Bahkan melalui program ini, petani mampu untuk meningkatkan produksi secara signifikan.
“Dan lebih hebat lagi program ini dia dapat pendanaan dan pupuk yang bagus, serta bisa meningkatkan produktivitas sampai 20-30 persen”, tambahnya.
Dengan bertambahnya produktivitas komoditas petani, artinya itu juga mampu untuk mendorong pendapatan bagi petani yang menjalankannya. Sehingga diharapkan kedepannya, patani akan menjadi lebih baik dan lebih sejahtera.
“Jadi ini programnya Pupuk Indonesia yang keren dan Pak Menteri akan dorong terus”, katanya.
Target Empat Juta Hektar
Menteri Erick menargetkan program ini mampu merangkul empat juta hektar lahan yang dibantu program Makmur Pupuk Indonesia. “Kalau semua tercapai, petani kita akan sejahtera,” demikian disampaikan Arya.
Sementara itu, Senior Project Manager Program Makmur Pupuk Indonesia, Supriyoto, mengatakan bahwa di Program Makmur Lampung Tengah ini meliputi budidaya singkong di atas lahan seluas 30 hektar dan melibatkan 20 orang petani.
“Dalam kegiatan di wilayah Lampung ini, project leader-nya adalah PT Pusri Palembang”, kata Supriyoto.
Ia menuturkan dalam program ini, para petani peserta program, mendapatkan jaminan permodalan, penyediaan pupuk berkualitas, benih dan pestisida serta mendapatkan konsultasi dari para ahli agronomi.
Selain itu, petani juga mendapatkan jaminan adanya pembeli dengan harga yang menguntungkan petani.
“Kami juga melakukan kawalan teknologi, bekerjasama dengan pemerintah setempat memberikan pendampingan kepada petani agar hasilnya optimal,” jelas Supriyoto.
Salah satu peserta program, Supadman (55), petani yang berdomisili di Kec. Seputih Mataram itu, mengungkapkan dirinya sangat senang karena mendapatkan banyak manfaat dari program ini.
“Kami memperoleh kebutuhan modal, pupuk, pestisida, dan lain-lain dalam bentuk barang, kami juga banyak dibantu PPL, diberi pengarahan-pengarahan. Harga jual juga sudah jelas,” jelasnya.
Informasi, selain budidaya singkong, di Lampung Tengah Program Makmur juga akan dilakukan untuk petani padi di Kecamatan Gedung Meneng di atas lahan seluas 492 hektar.
Selain itu, juga di Lampung Selatan untuk budidaya jagung di Kecamatan Natar di atas lahan 10 hektar.
“Ini baru awal, kegiatan Makmur di provinsi Lampung akan terus kami tingkatkan karena memang potensinya sangat besar,” kata Supriyoto.
Realisasi Program Makmur hingga saat ini, secara nasional telah mencapai 40.332 hektar, dan melibatkan 28.884 petani.
Hampir keseluruhan program dilakukan dengan memanfaatkan pupuk non subsidi. Dari hasil panen di sejumlah daerah, menunjukan bahwa petani yang mengikuti Program Makmur dapat meningkatkan produksinya hingga rata-rata 42 persen untuk tanaman jagung, dan 34 persen untuk tanaman padi.
“Keuntungan petani juga meningkat rata-rata sebesar 52 persen untuk tanaman padi, dan 41 persen untuk tanaman jagung”, tutup Supriyoto.
Advertisement