Manfaatkan TEI Digital Edition 2021, PPI Jajaki Pasar Ekspor Belanda

PPI melaksanakan penandatangan nota kesepahaman kerja sama imbal dagang dengan ESRO Food Group (EFG) Netherlands,

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 23 Okt 2021, 20:15 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2021, 20:15 WIB
Kinerja Kerja Ekspor dan Impor Menurun
Suasana bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Agustus 2019 menurun. Total ekspor Indonesia mencapai US$ 14,28 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI melaksanakan penandatangan nota kesepahaman kerja sama imbal dagang dengan ESRO Food Group (EFG) Netherlands, yang dilaksanakan secara virtual di sela gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) Digital Edition, pada Jumat (22/10/2021), kemarin.

TEI merupakan event besar sebagai fasilitas yang sangat baik dari pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, yang mempertemukan seluruh calon buyer dari seluruh negara. Dalam hal ini PPI selalu mengikuti TEI ini hampir setiap tahunnya.

MoU ditandatangani oleh Direktur Utama PPI, Nina Sulistyowati, dan Director Esro Food Group, Johannes Gerardus Rooijackers. PPI bertindak sebagai badan pelaksana imbal dagang di Indonesia dan Esro Food Group merupakan badan pelaksana imbal dagang di Belanda. Keduanya akan segera menyusun kontrak kerja sama terkait nilai transaksi dan teknis pelaksanaan imbal dagang.

"Hal ini tidak hanya meningkatkan hubungan dan kerja sama perdagangan bilateral ke langkah selanjutnya, tetapi juga berkontribusi mendorong perdagangan di rantai nilai global dan membantu memulihkan ekonomi dunia di tengah pandemi COVID-19,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi yang menghadiri acara penandatanganan tersebut, dikutip Sabtu (23/10/2021).

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo terkait peningkatan dan percepatan dalam kebijakan dan strategi yang tepat untuk mengembangkan pasar produk nasional Indonesia, potensi pasar ekspor harus mendapatkan perhatian yang serius. Penyelesaian perundingan dengan negara-negara potensial mesti dipercepat. Ini adalah agenda prioritas karena menurut Presiden, di masa-masa seperti ini Indonesia membutuhkan pasar ekspor baru.

“Kami sangat berharap hal ini menjadi salah satu momentum yang baik sebagai akselerasi program ekspor PPI dan juga target ekspor nasional, dengan terus upaya membuka pasar Indonesia di negara-negara tujuan ekspor nontradisional sebagai upaya dalam pemulihan ekonomi dengan adanya pandemi Covid-19,” ujar Direktur Utama PPI Nina Sulistyowati.

“PPI melakukan intergrasi yang menyesuaikan strategic direction dengan para pemegang saham, dalam hal ini melalui akses dukungan Kementerian Perdagangan dan Kementerian BUMN. Kami menjadikan pengembangan pasar ekspor ini sebagai strategic inisiatif PPI di holding pangan,” pungkas Nina.

Sebelumnya, EFG menyampaikan ketertarikannya untuk melakukan imbal dagang produk daging dan turunannya dengan dengan produk perikanan Indonesia. Beberapa produk daging dari EFG yang rencananya akan didatangkan ke Indonesia, yaitu HS 05040000, HS 02062990, HS 02022090, HS 02021000, HS 02022030, dan HS 02022090.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Peningkatan Kerja Sama Perdagangan

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara Duta Besar RI untuk Belanda, Mayerfas menyampaikan, Kedutaan Besar di Den Haag menyambut baik upaya peningkatan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Belanda melalui skema imbal dagang B2B. Upaya ini dapat berkontribusi mendorong kembali hubungan dagang kedua negara yang terdampak pandemi Covid-19.

“KBRI Den Haag sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan Kemendag yang bekerja sama dengan pemangku kepentingan dan mendukung penuh penandatanganan MoU sebagai komitmen awal untuk imbal dagang,” ucap Mayerfas.

Menurutnya, Belanda merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia di Eropa yang dapat berfungsi sebagai hub di pasar Eropa. Negara ini menempati urutan teratas sebagai tujuan ekspor terbesar produk Indonesia di seluruh benua dengan total 3,6 miliar dolar AS pada 2020.

“Saat ini, sebagian besar produk ekspor utama Indonesia ke Belanda mencakup minyak sawit dan fraksinya, tekstil, alas kaki, furnitur, rempah-rempah dan perikanan. Sebaliknya, produk Belanda ke Indonesia mulai dari senjata militer, limbah kertas atau karton, serta produk susu dan olahan makanan lainnya,” imbuh Mayerfas.

Sebelumnya, Kemendag telah memfasilitasi PPI tiga penandatanganan serupa, yakni dengan Meksiko (2/7), Rusia (4/8), dan Jerman (12/8).

Beberapa waktu lalu, PPI kembali mengekspor kopi ke Mesir. Hal tersebut akan PPI jalankan sampai akhir tahun 2021 sebanyak 600 ton. Sebagai info, penandatangan nota kesepahaman imbal dagang dengan Meksiko yang telah dilaksanakan pada September 2021 lalu, dalam waktu dekat juga akan dilanjutkan dengan penandatangan kontrak.

 

Potensi Transaksi

Kemendag resmi membuka pameran dagang terbesar se-Asia Tenggara Trade Expo Indonesia  ke-36 Virtual-Exhibition (TEI-VE) 2021
Kemendag resmi membuka pameran dagang terbesar se-Asia Tenggara Trade Expo Indonesia ke-36 Virtual-Exhibition (TEI-VE) 2021 (dok: Tira)

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, beberapa waktu yang lalu melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Belanda, Tom de Bruijn, di sela pertemuan para Menteri Bidang Perdagangan dan Investasi G-20 di Sorrento, Italia. PPI berharap salah satunya dengan rencana kerja sama dengan Esro dapat membuka potensi transaksi antara RI dengan Belanda.

Menurut data Kementerian Perdagangan, produk-produk yang banyak diminati Belanda dan negara Eropa lainnya dari Indonesia di antaranya rotan dan berbagai bumbu dan rempah-rempah.

Data Kedubes RI untuk Belanda, tercatat pada tahun 2020 ekspor Indonesia ke Uni Eropa sebesar USD 14,3 miliar dengan negara tujuan utama Belanda, Jerman, Italia, Spanyol, dan Belgia. Kinerja ekspor ke Belanda pada masa pandemi ini tidak mengalami penurunan bahkan beberapa produk justru meningkat seperti rempah, lada, home décor, rotan, kayu, pakaian jadi, dan alas kaki.

Meningkatnya minat pasar internasional terhadap rempah-rempah Indonesia bukanlah sesuatu yang baru karena kualitas produknya yang baik. Melihat iklim dan cuaca negara Eropa di mana tidak semua kebutuhan rempah-rempah dapat terpenuhi, maka hal tersebut menjadikan potensi besar bagi Indonesia.

PPI dalam kiprahnya sebagai BUMN yang bergerak di bidang trading, akan segera melakukan integrasi dengan logistik, di mana pada saat ini dalam proses merger BGR ke dalam PPI akan menghasilkan kekuatan dan aspirasi menjadi end to end service provider di bidang trading dan logistic yang terdigitalisasi.

Dalam akselerasi program ekspor, PPI siap memberikan upaya terbaik dengan ditunjang oleh 32 cabang, 22 Divisi Regional, dan 6 Representative Office di dunia.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya