3 Trik Negosiasi demi Memudahkan Pekerjaan

Kemampuan negosiasi memang harus diasah dan dimiliki setiap orang untuk menghadapi situasi tidak terduga.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Okt 2021, 05:00 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2021, 05:00 WIB
Bersikap Arogan Saat Negosiasi Gaji
Ilustrasi negosiasi Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Liputan6.com, Jakarta Keterampilan bernegosiasi dibutuhkan untuk menghindarkan Anda dari keputusan-keputusan yang tidak sesuai atau bahkan merugikan posisi/jabatan di dalam pekerjaan. Masa-masa sulit seperti ini dihadapi di seluruh belahan dunia akibat krisis.

Peluang untuk mempelajari keterampilan negosiasi pada percakapan yang sulit dilakukan menambah nilai baru bagi Anda.

Misalnya, dapat mampu bernegosiasi terkait kesepakatan yang ada, menyesuaikan diri dengan situasi baru, memegang prinsip untuk terhindari dari masalah.

Penasihat umum dari Kentucky State University Lisa Lang mengungkapkan bahwa percakapan sulit yang terjadi selama masa-masa sulit di tengah pandemi memberikan tantangan baru. Permasalahan kontrak, masalah gaji, mempertaruhkan jabatan/posisi dan sebagainya.

Bagi Lisa, kemampuan negosiasi memang harus diasah dan dimiliki setiap orang untuk menghadapi situasi tidak terduga. Tidak hanya itu, negosiasi yang bersifat kolaboratif dapat membalikan situasi yang mungkin berdampak baik bagi Anda.

Melansir dari Forbes, Rabu (27/10/2021), ada tiga keterampilan yang dapat menjadi fokus utama agar dapat membantu dan mempermudah Anda melakukan negosiasi dan percakapan yang sulit.

 

 

Keterampilan Tawar Menawar

Pengertian Negosiasi
Ilustrasi Negosiasi Credit: pexels.com/Daria

1. Hindari Negosiasi Jabatan

Melakukan penawaran atas jabatan atau posisi merupakan percakapan yang bersifat tegas, spesifik, dan sesuatu yang tidak dapat dibantah. Melakukan negosiasi yang tepat untuk menunjukkan fleksibilitas Anda bisa saja terjadi.

Namun, di saat krisis seperti ono, mempertahankan posisi yang ada mungkin menjadi masalah yang sangat sulit. Kedua belah pihak terpengaruh antara satu dengan yang lainnya. Sebaliknya, tidak ada cara juga untuk memahami sejauh apa pihak lain terpengaruh oleh kata-kata kita.

Untuk menghindari hal tersebut, pastikan Anda dapat memahami perspektif dari kedua sisi saat memulai negosiasi. Ketahui terlebih dahulu hambatan dan peluang ancaman seperti apa yang akan dimiliki pihak lain.

Melalui cara tersebut, Anda berdua dapat menemukan solusi yang terbaik yang menguntungkan kedua belah pihak. Kemudian, mendistribusikan kerugian secara merata di antara keduanya.

Tidak lupa untuk memastikan kelangsungan hidup yang tidak hanya berfokus pada bisnis juga, tetapi hubungan antara Anda dan pihak lain juga di masa mendatang. Keputusan tersebut merupakan win-win solution.

 

 

2. Bangun Transparansi

Ilustrasi negosiasi
Ilustrasi (iStock)

Transparansi yang dimaksudkan adalah menumbuhkan rasa kepercayaan di antara kedua belah pihak. Nantinya, hal tersebut akan berdampak pada Anda untuk diberikan kesempatan menyelesaikan masalah.

Kepercayaan dapat mencegah munculnya hal-hal negatif, seperti dendam, karena ketika Anda menahan informasi yang cukup diperlukan, pihak lain pun akan melakukan hal yang serupa. Hingga akhirnya, kedua belah pihak gagal mencapai apa yang diinginkan.

Transparansi pada dasarnya memang mendorong keterbukaan, pastikan dulu Anda mendiskusikan dan menyetujuinya dengan tim. Pilah informasi seperti apa yang akan dijaga dan yang akan digunakan dalam bernegosiasi.

Berbagi informasi yang tidak proporsional akan memberikan skenario yang buruk. Jangan membuang semua informasi saat Anda memulai dan berharap mereka melakukan yang sama. Satu informasi untuk tiap informasi yang diberikan adalah negosiasi yang ideal.

 3. Ciptakan Argumen yang Jelas

Ketika Anda yakin mampu untuk menyesuaikan dan memberikan brainstorming dalam memecahkan masalah, ternyata Anda bukanlah satu-satunya yang mampu memberikan konsesi tersebut.

“Semua yang Anda tawarkan harus dikaitkan dengan mendapatkan sesuatu sebagai balasannya. Itu sangat penting untuk mempertahankan posisi Anda dalam melakukan negosiasi,” jelas Lisa.

Tetaplah berpikiran terbuka. Berusaha untuk fleksibel pada setiap informasi yang diberikan pihak lain. Penyesuaian seperti itu akan membantu Anda untuk melakukan negosiasi lebih lanjut. 

Jenis informasi yang diberikan akan bergantung pada bagaimana pihak lain dapat mengembangkan informasi tersebut. Oleh karena itu, setelah Anda mendapatkan persyaratan terbaik, jangan berikan jawaban komitmen apapun.

Jelaskan bahwa anda bukanlah orang yang mengambil keputusan. Tugas Anda adalah sebagai pengambil kesepakatan yang adil dan masuk akal bagi tim saja. Pertanggungjawaban itu akan dilakukan di hadapan dewan/manajemen bisa diperlukan.

Reporter: Caroline Saskia

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya