Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) bertekad mengoptimalkan pemanfaatan panas bumi sebagai salah satu kunci penting sumber energi terbarukan di Indonesia.
Untuk itu, perseroan saat ini tengah melakukan konsolidasi aset panas bumi milik BUMN lain dan badan pemerintah guna mengembangkan bisnis di sektor tersebut.
Baca Juga
Direktur Utama PT Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro berharap, integrasi bisnis panas bumi ini dapat menjadi salah satu katalis untuk mewujudkan panas bumi sebagai green innovation engine di Indonesia, yang bisa berkontribusi pada pencapaian komitmen NDC negara, serta sebagai green baseload yang dapat menggantikan pembangkit fosil.
Advertisement
Hal ini juga dapat membantu percepatan pengembangan panas bumi dengan tambahan kapasitas terpasang dari perusahaan sebesar 1,2 GW hingga 2030, dan mendukung pencapaian rencana pengadaan tenaga listrik jangka panjang (RUPTL) dan target perencanaan energi umum (RUEN) nasional.
"Kami yakin ini akan bermanfaat tidak hanya bagi kami sebagai pelaku bisnis tetapi juga untuk kontribusi komitmen NDC Indonesia. Indonesia berperan penting dalam dekarbonisasi global ini dan panas bumi merupakan salah satu sumber energi terbarukan utama yang perlu terus kita kejar dan produksi," kata Dannif dalam keterangan tertulis, Rabu (10/11/2021).
Dannif menyatakan, Pertamina bertekad menjajaki peluang yang sangat besar tersebut untuk memanfaatkan energi panas bumi.
Dengan total kapasitas terpasang 2.133 MW, saat ini Indonesia merupakan negara terbesar kedua dengan potensi panas bumi di dunia setelah Amerika Serikat.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lokasi Cadangan Panas Bumi
Berdasarkan lansekap nasional, Indonesia memiliki lokasi cadangan panas bumi yang cukup tersebar. Namun sebagian besar permintaan masih berada di Sumatera (dengan kapasitas terpasang 0,7 GW dari potensi 9,1 GW), Jawa (dengan kapasitas terpasang 1,3 GW dari 9,1 potensi), dan Bali (dengan kapasitas terpasang 0,01 GW dari potensi 1,7 GW).
"Namun pemanfaatan cadangan sumber daya tersebut kurang dari 10 persen, sehingga sangat potensial untuk meningkatkan kapasitas dan pemanfaatan energi panas bumi," keluh Dannif.
Advertisement