Bukan Masinis, KAI Siapkan 123 Train Attendant untuk LRT Jabodebek

KAI sedang menyiapkan awak Train Attendant yang akan memberikan pelayanan di dalam moda LRT Jabodebek.

oleh Arief Rahman H diperbarui 23 Nov 2021, 15:20 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2021, 15:20 WIB
Uji coba penggunaan sistem persinyalan LRT Jabodebek
Uji coba penggunaan sistem persinyalan LRT Jabodebek

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (Persero) atai KAI sedang menyiapkan awak Train Attendant yang akan memberikan pelayanan di dalam moda LRT Jabodebek. Train Attendant ini memiliki sedikit perbedaan dengan masinis pada umumnya.

Kendati Light Rail Transit akan beroperasi secara otomatis dan tidak dikendalikan oleh seorang masinis di dalam awak kereta.

Sebagai gantinya, Train Attendant bertugas untuk memastikan segala sesuatu terkait LRT Jabodebek berjalan normal, memberikan informasi kepada pelanggan, serta memberikan pelayanan kepada pelanggan.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku operator LRT Jabodebek kini tengah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang andal untuk memastikan pelayanan, keselamatan dan keamanan selama dalam perjalanan tetap terjaga.

“Meski LRT Jabodebek akan beroperasi tanpa masinis, nantinya terdapat 2 orang petugas pada setiap rangkaian LRT Jabodebek yaitu 1 orang Train Attendant dan 1 orang Security,” ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus, dalam keterangan resmi, Selasa (23/11/2021).

Train Attendant selalu mobile di dalam kereta dan tidak mengoperasikan sarananya dalam operasi normal. Karena pengoperasian LRT Jabodebek dilakukan secara otomatis dari Operation Control Center (OCC) / Backup OCC secara terpusat.

“Pada saat terjadi gangguan, Train Attendant bertugas untuk mengemudikan dengan kecepatan terbatas dan membuka-tutup pintu LRT Jabodebek,” ujar Joni.

KAI saat ini sedang menyiapkan 123 orang Train Attendant untuk bertugas di 27 rangkaian kereta LRT Jabodebek (4 cadangan). Berbeda dengan masinis, petugas Train Attendant juga harus mampu berbahasa Inggris karena selama perjalanan petugas Train Attendant berinteraksi langsung dengan para pelanggan.

LRT Jabodebek yang ditargetkan beroperasi pada Agustus 2022 akan menggunakan sistem kendali kereta berbasis komunikasi (CBTC : Communication Base Train Control) dengan Grade of Automation (GoA) tingkat 3, dimana kereta beroperasi secara otomatis tanpa masinis.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kualifikasi Train Attendant

Melihat Kesiapan Stasiun LRT TMII
Suasan stasiun LRT TMII, Jakarta, Rabu (11/11/2020). Tes dilakukan mulai dari uji kelayakan hingga kebisingan. Ditargetkan LRT Jabodebek beroperasi pertengahan 2022. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Guna menjamin kualitas Train Attendant LRT Jabodebek, kualifikasi petugas Train Attendant tetap mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 4 Tahun 2017 tentang Sertifikasi Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian. Sesuai Peraturan Menteri tersebut, syarat Train Attendant di antaranya harus sehat jasmani dan rohani serta tidak buta warna.

Sebelum dapat bertugas, para Train Attendant akan mendapatkan pelatihan selama 2,5 bulan di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BPTP) Sofyan Hadi Bekasi.

Jika telah menyelesaikan pelatihan dan lulus uji kecakapan, maka petugas Train Attendant akan mendapatkan sertifikat kecakapan dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

“Melalui persiapan yang matang untuk para petugas LRT Jabodebek, diharapkan mampu memberikan pelayanan maksimal bagi pelanggan untuk merasakan transportasi perkeretaapian urban yang paling maju di kawasan Ibu Kota,” tutup Joni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya