Jokowi Klaim Indeks Keyakinan Konsumen Sudah Kembali Normal

Aktivitas ekonomi Indonesia, terkait indeks keyakinan konsumen sudah kembali pada posisi normal seperti sebelum pandemi COVID-19

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 24 Nov 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2021, 14:00 WIB
FOTO: PPKM Dilonggarkan, Pusat Perbelanjaan Kembali Ramai Pengunjung
Warga beraktivitas di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Sabtu (30/10/2021). Pelonggaran PPKM sudah sangat lama dinantikan oleh pelaku usaha pusat perbelanjaan terutama untuk bisa mendorong tingkat kunjungan sehingga dapat menggerakkan kembali pertumbuhan ekonomi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Aktivitas ekonomi Indonesia, terkait indeks keyakinan konsumen sudah kembali pada posisi normal seperti sebelum pandemi COVID-19.

Hal itu disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021, Rabu (24/11/2021).

"Retail and sales indeks juga sudah mulai merangkak naik, menguat, seiring dengan pelonggaran dan peningkatan mobilitas," kata Jokowi, dalam acara virtual Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021, Rabu (24/11/2021).

"Angka-angka seperti ini yang penting kita baca untuk melihat prospek di 2022 seperti apa. Kemudian di sisi produksi, kalau kita lihat angka di manufaktur, purchasing indeks manufaktur, lebih tinggi dari sebelum pandemi yaitu di angka 57,2 persen. Sebelum pandemi angka kita di 51 persen," papar Jokowi.

Menurut Jokowi, hal itu mengartikan adanya demand (permintaan konsumen) yang semakin membaik.

"Kalau ada demand, artinya manufaktur, pabrik, industri, pasti akan berproduksi," ujarnya.

"Tadi pagi, saya baru saja mendapatkan laporan dari Ibu Menteri Keuangan (Sri Mulyani) bahwa capaian dari pajak sangat baik, bea dan cukai juga sangat baik, BNPB juga sudah lebih dari 100 persen. Ini baik semuanya, tumbuh 18,2 yoy," ungkap Jokowi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ekonomi Hijau

FOTO: PPKM Dilonggarkan, Pusat Perbelanjaan Kembali Ramai Pengunjung
Warga beraktivitas di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Sabtu (30/10/2021). Pelonggaran PPKM sudah sangat lama dinantikan oleh pelaku usaha pusat perbelanjaan terutama untuk bisa mendorong tingkat kunjungan sehingga dapat menggerakkan kembali pertumbuhan ekonomi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dalam kesempatan itu juga, Jokowi menekankan bahwa strategi membangun ekonomi hijau harus dimulai karena kekuatan besar ekonomi Indonesia yang juga berada pada bidang tersebut.

"Energi hijaunya ada, renewable energy-nya ada, banyak sekali. Kita memiliki kekuatan 29.000 megawatt. Kita memilki 4.400 sungai di negara kita (Indonesia)," kata Jokowi.

"Dua sungai saja, seperti Kayan dan Mamberamo, Sungai Kayan itu bisa keluar kira-kira 13.000 megawatt, Mamberamo itu kira-kira 24.000 megawatt. Totalnya berarti sudah 37.000 megawatt, itu baru dari dua sungai. Kalau 4.400 sungai, bisa dihitung sendiri jadi berapa (totalnya)," paparnya.

Keberadaan sungai ini, menurut Jokowi, merupakan kekuatan ekonomi hijau Tanah Air.

"Inilah kekuatan ekonomi hijau yang di produksi dari energi hijau yang kita miliki. Ini baru urusan sungai, belum geoterma, belum angin, belum arus bawah laut, belum solar shel. Inilah sebuah potensi yang kalau kita kelola dengan baik, dengan konsistensi dan keberanian untuk melakukan terobosan ke sana, akan menjadi kekuatan ekonomi kita ke depan," ujarnya.

Jokowi mengungkapkan, total renewable energy yang dimilki Indonesia mencapai kurang lebih 418 ribu megawatt.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya