Jadi Tuan Rumah KTT G20, Pemimpin Dunia Akui Indonesia Mampu Tangani Covid-19

Menko Luhut mengatakan bahwa Indonesia mendapat pengakuan dari para pemimpin G20 karena telah berhasil mengendalikan Covid-19 yang jadi ancaman dunia global.

oleh Arief Rahman H diperbarui 26 Nov 2021, 21:18 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2021, 21:15 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan secara virtual pada webinar bertajuk "Investment Electrical Vechicles in Indonesia" pada Rabu (17/11/2021).
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan secara virtual pada webinar bertajuk "Investment Electrical Vechicles in Indonesia" pada Rabu (17/11/2021). (Sumber: maritim.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Tersisa hitungan hari menjelang gelaran G20 di Indonesia yang akan berjalan sepanjang 2022. Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai gelaran G20 membuktikan beberapa hal.

Salah satunya adalah pandangan dunia global terhadap Indonesia. Menko Luhut menilai Indonesia telah berhasil dalam mengendalikan Covid-19 yang jadi ancaman dunia global.

"Saya harus bersaksi bahwa pengakuan para pemimpin global mengalami peningkatan terhadap Indonesia, terutama setelah mengendalikan penyebaran COVID-19, musuh tak terlihat secara global," kata Menko Luhut dalam Konferensi Pers, Jumat (26/11/2021) malam.

Ia menyoroti, di satu sisi peningkatan pengakuan itu perlu jadi dorongan bagi Indonesia untuk menghadapi masalah lainnya. Keberhasilan disiplin dan kolaborasi jadi poin penting dalam mengendalikan Covid-19 di Indonesia.

"Melalui disiplin dan kolaborasi, seharusnya tidak ada yang tidak bisa kita selesaikan bersama. Di sisi lain, kita juga harus menyadari bahwa potensi-potensi tersebut akan tetap statis hingga diarahkan pada tujuan-tujuan tertentu," katanya.

Presidensi G20 di Indonesia dapat memainkan peran penting dalam pemulihan pascapandemi di tamah air. Menko Luhut meminta untuk memanfaatkan momentum ini untuk membuka potensi Indonesia.

"Pertama, sektor pariwisata kita sangat terpukul oleh pandemi yang perlu kita genjot selama KTT G20 dan acara sampingannya. Kedua, kita harus mendorong usaha mikro-kecil-menengah untuk menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi yang dapat kita fasilitasi promosinya," katanya.

Ketiga, Indonesia juga harus mempromosikan inisiatif menuju pembangunan berkelanjutan, seperti transisi energi dan kendaraan listrik. Hal ini diharapkan, dapat menurunkan risiko keberlanjutan yang dinilai oleh kelompok investor, mengurangi premi risiko yang mereka harapkan saat berinvestasi di Indonesia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Menciptakan Peluang Investasi

Presiden Jokowi menghadiri KTT G20 sesi II dengan topik perubahan iklim, energi dan lingkungan hidup, Roma, 31 Oktober 2021
Presiden Jokowi menghadiri KTT G20 sesi II dengan topik perubahan iklim, energi dan lingkungan hidup, Roma, 31 Oktober 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Lebih lanjut, Menko Luhut meminta melalui promosi yang dilakukan, Indonesia juga perlu mampu untuk menangkap minat investasi global terhadap Indonesia. Tentunya, dengan membuka peluang yang sejalan dengan pembangunan nasional.

"Misalnya, pandemi COVID-19 telah menunjukkan kepada kita bahwa sektor farmasi di Indonesia memiliki beban yang signifikan terhadap bahan aktif farmasi yang diimpor. Selain itu, fasilitas kesehatan yang bergantung pada alat kesehatan impor menghambat pembangunan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, kita dapat menciptakan peluang kerjasama di bidang ini," tutur Menko Luhut.

Selain itu, 0andemi juga mempercepat digitalisasi di banyak bidang. Dengan digitalisasi yang dipercepat, siklus hidup teknologi menjadi lebih pendek. Bukanmenerapkan teknologi terbaru akan menjadi kerugian yang parah. Maka, investasi dan kerjasama dalam pengembangan teknologi digital juga menjadi perhatian.

Terlepas dari pandemi, perhatian global terhadap investasi hijau dan berkelanjutan menjadi salah satu peehatian. Mengacu pada yang telah disepakati dalam Perjanjian Paris 2015 lalu.

"Ini akan diturunkan ke dalam target investasi dan diarahkan ke inisiatif dan sektor terkait. Mereka termasuk energi terbarukan, infrastruktur hijau, konservasi keanekaragaman hayati, dan pelestarian lingkungan," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya