Erick Thohir Beri Bocoran, 4 BUMN Bakal Rights Issue di 2022

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dan PT Bank Nasional Indonesia Tbk (BNI) akan menggelar rights issue pada 2022.

oleh Arief Rahman H diperbarui 02 Des 2021, 14:45 WIB
Diterbitkan 02 Des 2021, 14:45 WIB
FOTO: Erick Thohir dan DPR Bahas Penyelamatan Perbankan Akibat COVID-19
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) saat rapat bersama DPR di Ruang Pansus B Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/5/2020). Rapat tertutup tersebut membahas antisipasi skema penyelamatan perbankan akibat COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dan PT Bank Nasional Indonesia Tbk (BNI) akan menggelar rights issue pada 2022. Dana hasil aksi korporasi ini akan digunakan untuk memperkuat sisi permodalan dalam menjalankan fokus bisnis.

BTN berfokus pada pembiayaan perumahan yang terjangkau bagi masyarakat. Sementara BNI diarahkan untuk mengembangkan potensi bisnis ekspor.

Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, kedua bank anggota Himbara ini akan melangsungkan rights issue pada tahun depan guna memperkuat permodalan.

Bagi BTN, hal itu untuk memperkuat permodalan untuk memuluskan layanan pembiayaan kepemilikan rumah untuk masyarakat Indonesia. Diharapkannya, melalui rights issue ini, rasio kecukupan modal BTN juga akan ikut menguat.

“Dalam pembangunan perumahan ini kan memiliki demand besar tapi modal dari BTN untuk menggulirkan dana murah dan jangka panjang ini cukup sulit, maka kenapa kita coba rights issue supaya ada permodalan yang cukup baik untuk perumahan rakyat,” kata dia dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR Ri, Kamis (2/12/2021).

Di sisi lain, BNI berfokus untuk membantu menggerakan perekonomian dengan mendukung bisnis ekspor. Sehingga langkah rights issue juga dipandang tepat untuk menambah kekuatan pondasi dari BNI.

“BNI juga, kita tahu supply chain terganggu, dengan perkuat (modal) BNI sebagai platform bank internasional untuk mendorong UMKM ekspor dan diaspora sebagai pondasi pertumbuhan ekonomi kedepan,” kata Erick Thohir.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

SIG dan Krakatau Steel

FOTO: Erick Thohir dan DPR Bahas Penyelamatan Perbankan Akibat COVID-19
Menteri BUMN Erick Thohir saat rapat bersama DPR di Ruang Pansus B Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (13/5/2020). Rapat membahas antisipasi skema penyelamatan perbankan akibat COVID-19 ini juga diikuti Gubernur BI, Pimpinan BIN, hingga Pimpinan KPK. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain kedua bank negara tersebut, Erick Thohir juga merencanakan right issue pada Semen Indonesia Group (SIG). Diketahui, lingkup SIG ini merupakan strategic holding company yang memayungi anak usaha dibidang produsen semen, non-semen, dan jasa.

Langkah right issue SIG ini akan berbarengan dengan Inbreng Semen Baturaja (SMBR) yang merupakan bagian dari penguatan sinergi bisnis perusahaan.

“SIG ini bagian konsolidasi, ada satu tertinggal yaitu Semen Baturaja yang akhirnya berdiri sendiri, tetapi tak jadi ekosistem Semen Indonesia Group, padahal kita harus kompetisi dengan swasta dan asing, tak mungkin Semen Baturaja ini kita biarkan sendiri,” kata dia.

“Kalau kita konsolidasi ini kuat sebagai footprint daripada semen di Sumatera Selatan. Jadi produk Semen Padang gak perlu masuk lagi, bisa di ekspor keluar negeri. Karena kita tahu saat ini banyak negara-negara yang minta ekspor semen di tempat lain, nah ini tujuannya,” imbuhnya.

Langkah serupa juga akan dilakukan pada Krakatau Steel yang bergerak di bidang manufaktur baja. Menurut peranannya, Krakatau Steel direncanakan melakukan rights issue pada akhir 2022 mendatang.

Diketahui, langkah rights issue yang akan dilakukan Krakatau Steel untuk menyelesaikan restrukturisasi USD 2 miliar yang menjadi kendala perusahaan.

“Krakatau Steel ini bagian dari restrukturisasi, ada tiga langkah yang harus dilakukan untuk mendukung restrukturisasi, pertama melakukan negosiasi dengan Posco (PT Krakatau Posco) kalau bisa kita 50-50, yang sekarang kita ketahui Posco ini mayoritas dan kita minoritas, ini tak mudah tapi kita coba yakinkan. Toh dengan Krakatau Steel dan Posco, market dari baa Indonesia ada 18 juta, dan baru terisi 6 juta. Ada peluang besar ini yang kita dorong untuk negosiasi,” paparnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya