Ratusan Hektar Lahan Pertanian Gagal Panen Akibat Erupsi Gunung Semeru

Selain pertanian, banyak ternak juga mati akibat erupsi Gunung Semeru.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Des 2021, 21:42 WIB
Diterbitkan 06 Des 2021, 21:42 WIB
Saat Warga Selamatkan Benda Tersisa dari Amukan Erupsi Gunung Semeru
Seorang warga menyelamatkan barang-barangnya di area yang tertutup abu vulkanik setelah letusan gunung Semeru di desa Sumber Wuluh di Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). (AFP /Juni Kriswanto)

Liputan6.com, Jakarta Sekitar 200 hektare lahan pertanian di Lumajang, Jawa Timur dipastikan gagal panen akibat terkena erupsi Gunung Semeru.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Agus Setiawan mengatakan, ratusan lahan pertanian itu berada di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro Kabupaten Lumajang.

"Ini masih catatan awal di dua kecamatan, di sana ada tanaman kebun, tanaman lereng gunung dan aliran sungai. Semuanya terdampak," kata Agus melansir Antara, Senin (6/12/2021).

Untuk komoditas, yang terdampak di antaranya Padi, Palawija serta Sengon. Luasan lahan lain yang belum bisa terdata, antara lain kopi.

Petani hingga belum bisa naik ke gunung demi memastikan apakah tanaman kopi mereka sudah mati atau masih bisa diselamatkan.

"Kalau kopi ada di lereng, tetapi karena belum bisa naik ke atas, teman-teman petani di Desa Oro-Oro Ombo belum bisa memberikan kabar ke kami apakah tanam masih utuh atau tidak," jelas dia.

 

Peternakan

Jejak Erupsi Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh
Penduduk desa menyelamatkan apa yang mereka dapat dari rumah mereka yang rusak akibat erupsi Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Desa Sumber Wuluh luluh lantak mengakibatkan puluhan rumah rusak dan ratusan warga mengungsi. (Juni Kriswanto/AFP)

Sementara untuk peternakan, Agus yang juga menjabat Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Lumajang itu menyebut banyak hewan ternak yang mati dan tidak bisa diselamatkan, seperti sapi dan kambing.

"Tetapi memang saat evakuasi, ternak tersebut banyak yang tidak sempat dibawa karena letusan dan lahar Gunung Semeru datang secara mendadak," katanya.

Ia menyebut, ternak yang mati karena lahar dari letusan Gunung Semeru itu berada di Desa Sumber Urip, Sumber Mujur, Oro-Oro Ombo dan Supit Urang

"Memang sempat ada yang berhasil dievakuasi, tapi lebih banyak yang tidak bisa dievakuasi karena kejadian mendadak. Seperti tadi subuh, sekitar setengah pukul 04.00 WIB aliran lahar kembali membesar sehingga tanpa bisa mengevakuasi ternak," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya