Harga Batu Bara Acuan Turun Jadi USD 158,50 per Ton di Januari 2022

Usut punya usut, penurunan harga batu bara acuan salah satunya imbas peningkatan produksi batu bara domestik Tiongkok.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 06 Jan 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2022, 11:00 WIB
Geliat Bongkar Muat Batu Bara di Tengah Larangan Ekspor
Pekerja saat menyelesaikan aktivitas bongkar muat batu bara di Pelabuhan PT KCN Marunda, Jakarta Utara, Rabu (5/1/2022). Pemerintah resmi melarang ekspor batu bara sejak 1 Januari hingga 31 Januari 2022 mendatang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Harga Batu bara Acuan (HBA) terkoreksi ke angka USD 158,50 per ton pada Januari 2022. Harga batu bara turun USD 1,29 per ton dari bulan Desember 2021, yang mencapai USD 159,79 per ton.

Usut punya usut, penurunan harga batu bara acuan salah satunya imbas peningkatan produksi batu bara domestik Tiongkok.

"Pemerintah Tiongkok berusaha meningkatkan produksi batu bara dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri yang berdampak pada meningkatnya stok batu bara dalam negeri," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Kamis (6/1/2021).

Di sisi lain, kedatangan musim dingin di bagian utara dunia membuat kebutuhan listrik untuk penghangat ruangan meningkat tajam serta terdapat kendala pasokan gas di Eropa juga menjadi faktor lain penurunan harga.

"Negara-negara di Eropa beralih ke batubara untuk pembangkit listrik," Agung menambahkan.

HBA sendiri merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8 persen, Total Sulphur 0,8 persen dan Ash 15 persen.

Nantinya, harga ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batubara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor penurunan demand dipengaruhi kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

 

 

Harga Batu Bara Setahun Terakhir

Geliat Bongkar Muat Batu Bara di Tengah Larangan Ekspor
Pekerja saat menyelesaikan aktivitas bongkar muat batu bara di Pelabuhan PT KCN Marunda, Jakarta Utara, Rabu (5/1/2022). Pelarangan eskpro batu bara tercantum dalam surat nomor B-1605/MB.05/DJB.B/2021 yang dikeluarkan pada 31 Desember 2021 lalu. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sepanjang tahun 2021 lalu, HBA melonjak. Bahkan sempat mencapai level tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Dibuka pada level USD 75,84 per ton di Januari, HBA meningkat jadi USD 87,79 per ton pada Februari 2021, sempat turun USD 84,47 per ton di Maret.

Selanjutnya harga batu bara naik secara beruntun hingga bulan November 2021 pada angka USD 215,01 per ton.

Rinciannya, April di angka USD 86,68, kemudian USD 89,74 per ton di Mei, USD 100,33 per ton di Juni dan Juli sebesar USD115,35 per ton.

Selain itu, Agustus mencapai USD 130,99 per ton, September sebesar USD 150,03 per ton dan Oktober mencapai USD 161,63 per ton.

Namun harga batu bara sempat mengalami penurunan sebesar USD 159,79 per ton pada Desember 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya