Kata Dahlan Iskan soal Dirut PLN: Nasibnya Jelek, Paling Lama 2 Tahun

Dahlan Iskan sempat mengduduki posisi Direktur Utama PLN pada 2009-2011.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 09 Jan 2022, 17:10 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2022, 17:10 WIB
Senyum Dahlan Iskan Seusai Diperiksa Kasus Korupsi
Senyum mantan Dirut PT PLN, Dahlan Iskan seusai diperiksa Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Jumat (5/6/2015). Dahlan diperiksa sebagai saksi terkait korupsi proyek pembangunan 21 Gardu Listrik Jawa-Bali-Nusa Tenggara.(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan angkat bicara soal keputusan Menteri BUMN Erick Thohir yang mencopot Zulkifli Zaini dari posisi Direktur Utama (Dirut) PT PLN (Persero).

Dahlan Iskan yang juga punya pengalaman memimpin PLN pada 2009-2011 mengatakan, rata-rata usia kerja menjadi bos besar di perusahaan pelat merah tersebut memang tidak akan lebih lama dari 2 tahun.

"Memang PLN ini nasibnya jelek, karena setelah pak Eddie Widiono direksi itu rasanya hanya 2 tahunan. Saya juga 2 tahun, kebetulan saya minta tidak mau lama. Tapi targetnya tercapai. Jadi kira-kira setidak-tidaknya ada 4 Dirut 2 tahunan," ujar Dahlan Iskan dikutip dari sesi bincang virtual di YouTube, Minggu (9/1/2022).

Menurut dia, jabatan direksi seharusnya jangan terlalu sering diganti, sebab itu akan menganggu kestabilan perusahaan. Dahlan lantas berkaca pada perusahaan swasta yang bisa punya perencanaan panjang karena usia kerja pemimpinnya lebih lama.

"Tetapi penggantian sekarang sih (Zulkifli Zaini ke Darmawan Prasodjo) saya maklum, karena punya tujuan tertentu yang akan datang itu harus pindah ke green energy," ungkapnya.

"Sementara anggapan umum, PLN itu kan agak anti green energy. Anti dalam pengertian bukan idealismenya, tetapi anti dalam hitungan bisnisnya belum masuk," dia menambahkan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bersih-Bersih

Dahlan Iskan Jadi Saksi Kasus Korupsi Mobil Listrik
Dahlan Iskan memberikan keterangan pers usai menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu (17/6/2015). Dahlan diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi pengadaan 16 mobil listrik di 3 perusahaan milik BUMN. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Di sisi lain, Dahlan juga sedikit menceritakan pengalamannya saat jadi Bos PLN selama 2 tahun. Kala itu, dia membawa program kepada direksinya agar tidak hanya harus bersih, tetapi juga harus membersihkan.

Namun, tampaknya Dahlan terlalu ambisius dengan program tersebut. Dia sudah diperingatkan oleh beberapa kawannya jika itu berisiko, tapi ia tetap lanjut.

"Kita bersih-bersih, salah satunya pasti di batu bara. Ketika kita bersih-bersih dan menyakitkan banyak orang, saya diingatkan, banyak orang yang kehilangan rezeki, dan orang kehilangan rezeki bisa berbuat apa saja. Tapi waktu itu semangat saya masih seperti aktivis ketika mahasiswa, dan punya kesempatan bersih-bersih," bebernya.

Dahlan menyebut, sebagian orang sakit hati karena kehilangan rezeki itu pun memilih bersabar, menunggu posisinya sebagai Dirut PLN selesai. Pada momen itu lah mereka melancarkan aksi untuk memperkarakannya.

"Ternyata jalan pikiran orang yang di luar kami, dia kan udah lama jadi Dirut PLN. Paling lama 5 tahun. Kita tunggu saja dia berhenti, baru kita hajar. Bahkan di tengah-tengah itu banyak yang berusaha agar dia bisa berhenti lebih cepat dari seharusnya," tuturnya.

"Bersih-bersih itu salah. Apakah saya menyesal, ndak, ya sudah. Itu risiko," tandas Dahlan Iskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya