Vaksinasi Berperan Penting dalam Pemulihan Ekonomi Indonesia

Dengan vaksinasi akan ada pergerakan masyarakat, maka ekonomi bisa pulih.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Feb 2022, 23:05 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2022, 14:15 WIB
Kepala BIN Budi Gunawan
Kepala BIN Budi Gunawan saat memantau kegiatan vaksinasi doot to door yang digelar di sejumlah daerah. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Menuntaskan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia seperti melewati jalan terjal dan berliku. Untuk bisa mencapai jumlah penduduk yang sangat besar dan tersebar di berbagai wilayah yang sebagian sulit dijangkau, tentu membutuhkan kerja sama yang sangat solid.

Berita baiknya, segenap perjuangan itu berbuah manis karena capaian vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah mencapai lebih dari 280 juta dosis.

Capaian ini membawa Indonesia naik menjadi peringkat empat dunia dari sisi jumlah rakyat yang telah mendapat suntikan vaksin, tersisa lima provinsi lagi yang belum mencapai 70 persen suntikan pertama.

Deputi bidang Intelijen Ekonomi BIN, Made Kartikajaya peran vaksinasi sangat vital bagi keberlangsungan kehidupan. Dampak pemberlakuan PSBB dan PPKM, pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi.

“Dengan vaksinasi akan ada pergerakan masyarakat, maka ekonomi bisa pulih. Tercapainya program vaksinasi akan menjadi tolok ukur untuk memulihkan ekonomi nasional,” ucap Made dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (1/2/2022).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Vaksinasi Hadapi Tantangan

Vaksinasi BIN
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau vaksinasi yang diselenggarakan Badan Intelijen Negara (BIN) di Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Klaten, Senin (13/9/2021).

Sementara itu, Deputi bidang Intelijen Luar Negeri BIN Mayjen TNI Agoes Joesni menyatakan, dalam praktiknya, pelaksanaan vaksinasi tak semulus yang dibayangkan. Beberapa hambatan dijumpai, seperti faktor psikologis misal ada rasa ketakutan pada sebagian masyarakat, lokasi yang sulit dijangkau padahal mereka bersedia divaksin, anggapan merasa sehat maka kenapa harus vaksinasi, serta faktor religi yang menganggap vaksinasi dilarang oleh kepercayaannya.

Diakui Agoes, persoalan religius yang melibatkan tokoh adat dan pemuka agama cukup sulit ditangani. Maka, dibutuhkan komunikasi dan pemahaman dengan bantuan aparat TNI/Polri, Babinsa, Bhabinkamtibmas, juga perangkat desa.

"Jauh sebelum Covid-19 di awal 2020 masuk ke Indonesia, BIN sudah mengamati fenomena ini sejak kasus di Wuhan. Sebagai lembaga yang diamanatkan oleh undang-undang punya peran pencegahan dan deteksi dini terhadap berbagai ancaman, BIN sudah melakukan pencegahan. Salah satunya, penggunaan masker yang dilontarkan oleh BIN yang disampaikan pada Pemerintah,” ujar Agoes Joesni..

Percepatan vaksinasi sangat diperlukan, meski Indonesia sudah mencatatkan keberhasilan luar biasa yang diakui mata dunia.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya