Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo resmi meneken Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2022 sebagai landasan dasar pembentukan Holding BUMN Industri Pertahanan (Indhan) pada 12 Januari 2022 lalu. Ada 10 program prioritas yang jadi target holding BUMN pertahanan ini.
Holding Defend ID akan menjalankan setidaknya 10 prioritas, yaitu business development melalui global partnership, pengembangan bisnis Maintenance, Repair & Overhaul (MRO).
Kemudian integrasi matra, digitalisasi dan implementasi ERP, restrukturisasi financial & liabilities management, streamlining Anak Perusahaan, implementasi shared service untuk seluruh anggota holding, serta melakukan riset dan inovasi bersama melalui pendirian IDMRI (Indonesia Defence & Manufacturing Reseach Institute).
Advertisement
Selanjutnya optimalisasi sumber daya manusia, mengintegrasikan ekosistem dan supply chain industri pertahanan melalui kerja sama dengan seluruh industri pertahanan. Baik di tier 2, 3 dan 4, serta melakukan peningkatan TKDN untuk berbagai produk ungggulan Holding BUMN Indhan.
Direktur Utama PT Len Industri (Persero), Bobby Rasyidin mengatakan holding dapat meminimalisir terjadinya tumpang tindih produk antar anggota Defend ID. Len sebagai induk holding berperan mewujudkan interoperability atau mengintegrasikan elektronik 3 matra TNI baik darat, laut, maupun udara.
"Len fokus pada platform dan MRO yang menjadi penentu superioritas alat utama sistem persenjataan (alutsista), dan terintegrasinya berbagai sistem pertahanan nasional (Network Centric Warfare) dengan radar pertahanan dan penginderaan bawah air sebagai program prioritasnya," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (3/2/2022).
Kemudian, Dirgantara Indonesia (DI) fokus pada pengembangan platform matra udara dan MRO dengan pesawat tempur, rudal, dan drone sebagai program prioritasnya. PAL Indonesia fokus pada pengembangan platform matra laut dan MRO dengan kapal selam sebagai program prioritasnya.
Lalu, Pindad fokus pada pengembangan platform matra darat dan MRO serta penyediaan senjata dan munisi dengan medium tank dan roket sebagai program prioritasnya.
Serta, Dahana fokus pada pengembangan produk energetic materials atau bahan peledak untuk seluruh matra dengan propelan sebagai program prioritasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Target Raup Pendapatan Rp 20,87 triliun
Sementara itu, prognosa total aset Defend ID di akhir tahun 2021 sebesar Rp36,04 triliun dan ditargetkan tumbuh menjadi Rp39,88 triliun di tahun 2022.
Ia menuturkan kinerja tahun 2020 belum dapat membawa Defend ID masuk dalam daftar Top 100 Global Defence Company di tahun 2021. Di tahun 2022 ini, pendapatan konsolidasi ditargetkan bisa mencapai Rp20,87 triliun atau Rp11 triliun di antaranya dari sektor pertahanan.
Jika itu tercapai maka diprediksi Defend ID dapat merangsek ke Top 90 Global Defence Company dengan asumsi pendapatan perusahan lain tidak berubah.
"Kondisi saat ini antara lain dipengaruhi oleh keterbatasan pembiayaan modal kerja dan investasi, keterbatasan kontrak jangka panjang 5 hingga 10 tahun, ekosistem industri pertahanan dan pengadaan yang belum sepenuhnya terintegrasi, serta rasio TKDN dan anggaran R&D yang perlu semakin ditingkatkan", jelas Bobby.
Sementara itu, di level internasional, Holding BUMN Indhan dituntut dapat meningkatkan bargaining position dengan mitra asing dan meningkatkan kerjasama dengan berbagai skema. Seperti join production, join investment, join development, join marketing, join operation dan skema bisnis lainya yang saling menguntungkan.
Advertisement