Siap-Siap Harga Tahu Tempe Bakal Naik, Segini Kisarannya

Kemendag memprediksi dalam waktu dekat harga tempe di tingkat pengrajin akan naik di kisaran Rp 10.300-Rp 10.600 per kg.

oleh Tira Santia diperbarui 11 Feb 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2022, 16:00 WIB
Produksi Tempe Kembali Menggeliat
Perajin memproduksi tempe di kawasan Sunter, Jakarta, Senin (4/1/2021). Perajin tempe setempat berupaya mengurangi kerugian akibat melonjaknya harga kedelai impor dengan memperkecil ukuran tempe dan menaikan harga jual kisaran Rp1.000 - Rp2.000 per potong. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) memprediksi dalam waktu dekat harga tempe di tingkat pengrajin akan naik di kisaran Rp 10.300-Rp 10.600 per kg. Degitu juga untuk harga tahu per papannya berkisar Rp 52.450-53.700 atau Rp 600-700  per potongnya.

“Karena para pengrajin harus membeli bahan baku berkisar antara Rp 11.500 lebih sehingga mereka kita pahami harus menyesuaikan harga produk turunan dari kedelai khususnya tahu dan tempe,” kata Dirjen Perdagangan Dalam negeri Kemendag, Oke Nurwan dalam konferensi pers tentang kedelai, secara virtual, Jumat (11/2/2022).

Kenaikan harga dua bahan pangan tersebut dikarenakan produksi kedelai dalam negeri sangat kecil, dan ketergantungan masyarakat sangat tinggi.

Oleh karena itu, Kemendag menghimbau agar masyarakat luas untuk memahami karena kebutuhan tahu tempe dalam bulan-bulan mendatang harganya akan menyesuaikan dengan harga kedelai dunia.

“Kami Pemerintah ingin memastikan juga kepada importir untuk memastikan ketersediaan bahan baku dan tetap memasok ke pengrajin tahu dan tempe dengan harga yang menyesuaikan dengan harga internasional,” ujarnya.

Oke menjelaskan, kondisi kedelai di dunia saat ini terjadi gangguan supply. Misalnya di Brazil terjadi penurunan produksi kedelai yang tadinya 140 juta ton menurun menjadi 125 juta ton.

Maka, terjadinya penurunan produksi kedelai dunia ini berdampak pada kenaikan harga kedelai. Beberapa penyebabnya adalah inflasi di AS yang mencapai 7 persen yang berdampak pada harga input produksinya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Harga Kedelai Dunia

Produksi Tempe Kembali Menggeliat
Perajin menunjukkan rendaman biji kedelai yang akan diolahnya menjadi tempe di kawasan Sunter, Jakarta, Senin (4/1/2021). Perajin tempe setempat berupaya mengurangi kerugian akibat melonjaknya harga kedelai impor dengan memperkecil ukuran tempe dan menaikan harga jual. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kemudian, terjadi kekurangan tenaga kerja dan kenaikan biaya sewa lahan, serta ketidakpastian cuaca di negara produsen yang mengakibatkan petani kedelai di AS menaikan harga.

Dari perkembangan harganya minggu pertama Februari 2022 mencapai USD 15,77 per bushel  atau berkisar Rp 11.240 per kg di tingkat importir dalam negeri.

“Hal ini diperkirakan akan terus mengalami kenaikan, berdasarkan informasi yang diterima kenaikan ini bisa sampai bulan Mei yang diperkirakan mencapai harganya USD 15,79 per bushel,” ujarnya.

Selanjutnya, diperkirakan akan terjadi penurunan di bulan Juli di kisaran USD 15,74 per bushel di tingkat importirnya.

“Tentunya, saya ingin menyampaikan kepada masyarakat  bahwa  kenaikan harga kedelai dunia berdampak pada kenaikan harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe,” pungkas Oke. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya