Rupiah Diprediksi Menguat, Dibayangi Konflik Rusia-Ukraina

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu pagi menguat di tengah eskalasi kondisi geopolitik di Eropa Timur.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Feb 2022, 10:15 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2022, 10:15 WIB
Donald Trump Kalah Pilpres AS, Rupiah Menguat
Petugas menghitung uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Senin (9/11/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini Salah satu sentimen pendorong penguatan rupiah kali ini adalah kemenangan Joe Biden atas Donald Trump. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu pagi menguat di tengah eskalasi kondisi geopolitik di Eropa Timur.

Rupiah bergerak menguat 16 poin atau 0,11 persen ke posisi 14.350 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.366 per dolar AS.

"Hari ini kemungkinan masih diliputi oleh sentimen negatif global," kata analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya dikutip dari Antara, Rabu (23/2/2022).

Sentimen dari global, lanjut Rully, dipengaruhi oleh memburuknya kondisi geopolitik di Eropa Timur, setelah militer Rusia memasuki wilayah Timur Ukraina.

"Negara-negara barat, Amerika Serikat, dan Jerman telah mengenakan berbagi sanksi terhadap Rusia, dan hal itu dapat berdampak kepada ekonomi global," ujar Rully.

 

Faktor Domestik

FOTO: Bank Indonesia Yakin Rupiah Terus Menguat
Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Penguatan Rupiah dipengaruhi aliran masuk modal asing yang cukup besar pada Mei dan Juni 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu dari domestik, jumlah kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 di Tanah Air pada Selasa (22/2) kemarin mencapai 57.491 kasus sehingga total kasus mencapai 5,23 juta kasus. Khusus untuk kasus positif varian Omicron telah mencapai 6.505 kasus.

"Dari dalam negeri sebenarnya prospek cukup baik terhadap pengendalian pandemi dan prospek ekonomi tahun ini," kata Rully.

Rully memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran 14.323 per dolar AS hingga 14.395 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya