Sektor Teknologi Jadi Lahan Investasi Menjanjikan di Tengah Ketidakpastian Global

Head of Wealth Development, HSBC Indonesia, Verawaty Zhao mengatakan, untuk investasi jangka panjang, pasar saham masih menjadi prioritas portofolio investasi

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Feb 2022, 21:33 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2022, 18:35 WIB
Ilustrasi ekonomi digital. Freepik.
Ilustrasi ekonomi digital. Freepik.

Liputan6.com, Jakarta HSBC Indonesia melihat outlook positif pada investasi hijau dengan metrik Environmental, Social and Governance (ESG). Sebagai contoh, sektor kendaraan listrik dan pembangkit listrik berkelanjutan.

Perekonomian global tahun ini yang menghadapi sejumlah tantangan seiring masih berlangsungnya pandemi Covid-19 yang membuat pertumbuhan perekonomian global tahun ini diperkirakan akan melambat ke level 4,1 persen dari realisasi tahun lalu 5,7 persen.

Meskipun demikian, secara regional, perekonomian Asia masih memiliki prospek pertumbuhan kuat di tahun ini dengan perkiraan pertumbuhan 4,8 persen yang ditopang oleh kuatnya permintaan domestik.

Di Asia Tenggara, Singapura akan mendapatkan manfaat dari pemulihan ekonomi global, sementara pasar saham Indonesia akan mendapatkan manfaat dari perkembangan industri hijau yang ditopang oleh industri bahan baku.

Tingkat inflasi Amerika Serikat (AS) masih akan menjadi fokus utama perekonomian global tahun ini karena karena Bank Sentral AS atau The Fed berpotensi menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari ekspektasi sehingga menyebabkan fluktuasi di pasar keuangan. Tingkat inflasi masih akan terkendali di negara Asia sehingga memungkinkan bank sentral Asia untuk menahan suku bunga, dibandingkan The Fed.

Head of Wealth Development, HSBC Indonesia, Verawaty Zhao mengatakan, untuk investasi jangka panjang, pasar saham masih menjadi prioritas portofolio investasi dengan return relatif positif dan relatif lebih tinggi dari obligasi, ditopang oleh harapan adanya fase pertumbuhan setelah pandemi.

"Selain itu, sektor teknologi akan terus unggul di tengah adopsi dunia pada gaya hidup berbasis digital yang memungkinkan masyarakat tetap maju di tengah ketidakpastian seperti pandemi saat ini,” katanya dalam HSBC Wealth Outlook: Raih Dunia Penuh Peluang di 2022 - The Year of Great Reset, Jumat (25/2/2022).

Verawaty menambahkan, arus modal akan terus masuk ke pasar saham Indonesia seiring berkembangnya sektor teknologi. Sejumlah rencana IPO perusahaan teknologi dalam 12 bulan ke depan menjadi katalis masuknya aliran dana asing lebih lanjut.

Kesempatan investasi akan muncul di sektor yang berhubungan dengan transformasi digital seperti cloud computing, AI/Machine learning dan analytics, Internet of Things dan elektrifikasi, financial technology dan pembayaran digital, digital customer engagement serta 5G.

 

 

Reksa Dana

Reksa Dana
Reksa Dana

Memahami besarnya peluang pada sektor teknologi, HSBC Indonesia meluncurkan produk reksa dana Batavia Technology Sharia Equity USD yang bekerjasama dengan PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (Batavia).

Produk ini adalah reksa dana syariah berbasis efek luar negeri (offshore) yang bisa memenuhi kebutuhan investor yang ingin mendapatkan peluang berinvestasi di sektor teknologi global.

Produk ini dikembangkan Batavia melalui kerja sama dengan Franklin Templeton, manajer investasi terkemuka yang memiliki pengalaman dan kemampuan global sebagai technical advisor sehingga bisa mengoptimalkan return kepada nasabah.

Produk reksa dana syariah berdenominasi US Dollar ini adalah solusi dan opsi bagi investor untuk berinvestasi di sektor teknologi dan transformasi digital.

Reksa dana syariah ini bisa dibeli dengan minimum pembelian mulai dari US$ 10.000. Peluncuran produk ini juga sekaligus menunjukkan komitmen HSBC Indonesia untuk memperkuat dan mendiversifikasi produk investasi yang sudah diberikan dalam solusi wealth management kepada nasabah di Indonesia.

Saat ini, HSBC Indonesia menawarkan empat produk investasi untuk nasabah premier, yakni reksa dana, obligasi, structured products dan investment links (fasilitas kredit yang terintegrasidengan rekening giro dengan jaminan produk investasi yang dimiliki nasabah).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya