Ketum Kadin Senang Porsi Investasi Indonesia Tak Lagi Jawa Sentris

Ketika investor-investor telah masuk ke Indonesia, maka pemerintah harus mengingatkan kepada mereka supaya membangun ekosistem.

oleh Tira Santia diperbarui 04 Mar 2022, 20:30 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2022, 20:30 WIB
Target Pertumbuhan Ekonomi
Suasana gedung-gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid, memuji kinerja Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Kedua tokoh tersebutmampu membawa investor masuk ke Indonesia.

“Dengan adanya investasi masuk, pak Bahlil hebat bawa masuk dana terus investor mask dan luhut membawa investor masuk ke dalam,” kata Arsjad dalam diskusi Percepatan Pemulihan Ekonomi di Tengah Pandemi, Jumat (4/3/2022).

Menurutnya, ketika investor-investor telah masuk ke Indonesia, maka pemerintah harus mengingatkan kepada mereka supaya membangun ekosistem. Tujuannya agar bisa memberdayakan pengusaha di daerah, khususnya UMKM.

“Sudah masuk kita harus bilang bangun ekosistem supaya lebih banyak lagi pengusaha daerah, khususnya UMKM, ini harus kita pastikan di daerah itu punya centre ekonomi tidak hanya di Jawa, sekarang di Indonesia timur investasi sudah masuk,” ujarnya.

Dia pun tak menampik, selama ini investasi di Indonesia cenderung Jawa sentris. Investasi yang cenderung Jawa sentris, realisasi investasi asing maupun dalam negeri lebih banyak dilakukan di Pulau Jawa.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pemerataan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Turun 5,6 Persen Akibat Covid-19
Deretan gedung perkantoran di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, BKPM menyampaikan hal ini menyebabkan pemerataan ekonomi di Indonesia belum berjalan dengan baik, sehingga pada akhirnya berdampak pada perekonomian negara. Pemerataan ekonomi nasional penting dikejar untuk menghindari masalah di kemudian hari.

Maka dalam rangka mendukung peningkatan investasi asing dan dalam negeri di Indonesia dilakukan dengan membuat reformasi sistem perizinan usaha di Indonesia. Tidak hanya untuk meningkatkan investasi asing, namun juga investasi dalam negeri.

Pemerintah memastikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat dalam proyek-proyek investasi. Hal tersebut dilakukan dengan mempermudah sistem perizinan berusaha.

Namun kini, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut realisasi investasi antara Pulau Jawa dan Luar Jawa sudah seimbang. Bahkan, tercatat lebih tinggi di luar Jawa.

Hal ini tak terlepas dari masifnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi), termasuk di dalamnya menyambungkan akses ke titik-titik pariwisata.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya