Buruh Geruduk Kantor Mendag Selasa 22 Maret, Minta Harga Minyak Goreng Turun

Sejumlah buruh akan menggelar aksi demonstrasi di kantor Kementerian Perdagangan pada Selasa 22 Maret 2022, besok.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 21 Mar 2022, 20:15 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2022, 20:09 WIB
20160929-Demo-Buruh-Jakarta-FF
Ribuan buruh dari berbagai elemen melakukan longmarch menuju depan Istana Negara, Jakarta, Kamis (29/9). Dalam aksinya mereka menolak Tax Amnesty serta menaikan upah minumum provinsi (UMP) sebesar Rp650 ribu per bulan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah buruh akan menggelar aksi demonstrasi di kantor Kementerian Perdagangan pada Selasa 22 Maret 2022, besok. Kelompok buruh menuntut harga bahan pokok untuk diturunkan.

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyebut massa demo berasal dari berbagai organisasi serikat buruh dan serikat petani dari Jabodetabek.

“Jumlah massa yang akan melakukan aksi unjuk rasa kurang lebih 300 orang,” ujarnya, Senin (21/3/2022).

Dalam unjuk rasa yang rencananya akan dilakukan sejak pukul 10 pagi ini, massa aksi membawa tiga tuntutan. Yaitu, turunkan harga minyak goreng; turunkan harga bahan pokok; dan ganti Menteri Perdagangan.

"Kita meminta pemerintah melakukan stabilisasi harga dan menurunkan harga bahan pokok, termasuk minyak goreng. Kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, apalagi menjelang Ramadan dan Idul Fitri, tentu ini akan memberatkan masyarakat," katanya.

Terlebih, Ia menilai ini terjadi di saat kenaikan upah buruh di tahun 2022 ini sangat kecil, bahkan di beberapa daerah tidak mengalami kenaikan.

"Harga minyak goreng Rp 23.900 per liter sangat memberatkan buruh, petani, nelayan, pedagang kaki lima, miskin desa, miskin kota, pengangguran. Bahkan tidak hanya mahal. Tetapi juga langka dan rakyat harus mengantri seperti pengemis," kata Iqbal yang juga menjabat presiden KSPI.

 


Produsen CPO Terbesar

Minyak goreng
DStok minyak goreng d salah satu supermarket yang berada di Jalan Putri Hijau, Medan (Ist)

Padahal saat ini Indonesia masih menjadi produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terbesar di dunia, dengan angka produksi 40 juta ton lebih per tahun.

Atas dasar itu, ia mengutuk keras Menteri Perdagangan dan Menko Perekonomian, yang tidak bisa mengendalikan negeri penghasil CPO terbesar dunia, karena minyak goreng saat ini langka dan mahal.

“Kami menuntut Menteri Perdagangan diganti karena telah gagal mengendalikan harga,” tegasnya.

Said Iqbal menyebut aksi ini adalah awalan yang dilakukan oleh kaum buruh dan petani. Jika tuntutannya tidak dipenuhi, Partai Buruh bersama Serikat Buruh dan Serikat Petani akan melakukan aksi lanjutan yang lebih besar dan meluas di seluruh Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya