Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) membangun sejumlah infrastruktur kelistrikan guna mendukung pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
PLH General Manager PLN Unit Induk Pembanguan Kalimantan Bagian Barat (UIP KLB) Agus Risfian Noor mengatakan, saat ini perseroan tengah melakukan pembangunan lima proyek Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kiloVolt (kV) di Kalbar, 7 proyek SUTT 150 kV di Kalteng, 1 proyek gardu induk (GI) di Kalbar, dan 6 proyek GI di Kalteng.
Pembangunan interkoneksi di kedua provinsi seperti GI Sukamara, SUTT 150 kV Kendawangan-Marau, dan SUTT 150 kV Marau-Sukamara, akan memudahkan evakuasi daya listrik saat terjadi gangguan di salah satu sisinya.
Advertisement
“Sehingga sistem kelistrikan di kedua provinsi dapat saling menopang satu dengan lainnya,” jelas Agus.
Dia mengatakan jika PLN akan terus berupaya untuk membangun infrastruktur kelistrikan yang berkualitas guna memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Oleh karena itu, keseluruhan proyek diharapkan dapat meningkatkan keandalan kelistrikan di kedua provinsi dan mendukung transisi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) ke pembangkit energi baru terbarukan di berbagai daerah.
“Kami yakin dengan ketersediaan listrik yang baik, maka perekonomian juga dapat tumbuh dengan baik. Hal itu tentu dapat berkontribusi pada percepatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Pada pertengahan 2022 ini, Agus menambahkan, ditargetkan SUTT 150 kV Sanggau-Sekadau dan Sekadau-Sintang beserta gardu induk yang berkaitan juga telah dapat dioperasikan.
“Di bulan yang penuh berkah ini kami juga mohon doa dan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat agar kegiatan pembangunan infrastruktur kelistrikan yang kami kerjakan dapat berjalan dengan lancar di setiap tahapnya,” tutur Agus.
PLN Siapkan Pasokan Listrik Berlapis untuk KTT G20 di Bali
PT PLN (Persero) berhasil mempercepat penyelesaian proyek penambahan kapasitas jalur transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo Volt (kV) di Bali. Keberadaan infrastruktur kelistrikan tersebut memperkuat keandalan sistem Bali dalam mendukung gelaran Presidensi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada November 2022.
PLN berhasil menyelesaikan line 2 dengan jalur Kapal - Tanah Lot - Antosari sepanjang 46,64 kilometer sirkit (kms) dalam waktu 17 hari, jauh lebih cepat dari yang direncanakan semula selama 33 hari. Sebelumnya, PLN telah menyelesaikan peningkatan kapasitas konduktor (rekonduktoring) pada line 1 akhir bulan lalu.
“Tak hanya untuk mendukung event G20, optimalisasi infrastruktur ini juga dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan," terang General Manager PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (UIT JBM) Didik F. Dakhlan.
Penyelesaian line 2 Kemudian dilanjutkan dengan pemberian tegangan pada rekonduktoring pada 13 April 2022. Untuk pekerjaan rekonduktoring kedua line ini, lanjut Didik, PLN mengeluarkan anggaran sebesar Rp 47,4 miliar.
Dalam pekerjaan rekonduktoring ini, PLN meningkatkan arus tegangan yang awalnya 2 x 645 Ampere menjadi 2 x 1.285 Ampere. Sehingga beban yang dapat dipikul pada konduktor tersebut menjadi meningkat.
"Setiap personel yang melakukan pekerjaan telah memiliki sertifikat kompetensi khusus, sehingga pekerjaan berjalan sesuai prosedur," ungkapnya.
Selain meningkatkan optimalisasi jaringan, PLN juga akan meningkatkan pemeliharaan trafo, penggantian material tower dan pengurukan pertahanan tower agar distribusi listrik lebih andal.
"Diharapkan keandalan untuk sistem kelistrikan di Bali dan sekitarnya dapat terus terjaga dan terhindar dari gangguan baik internal maupun eksternal agar kontinuitas penyaluran listrik kepada pelanggan dapat berjalan optimal," ujar Didik.
Advertisement
Tak Main-main, Indonesia Punya Potensi 52 Ribu Lokasi Pembangkit Hidro
PT PLN (Persero) berkomitmen mengembangkan pembangkit hidro dengan total kapasitas 10,4 gigawatt hingga 2030. Tercapainya target tersebut, akan menopang kesuksesan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021 - 2030.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rida Mulyana mengatakan hingga Februari 2022, kapasitas litrik yang berasal dari pembangkit hidro sebesar 6,6 gigawatt.
Jumlah itu sekitar 9 persen dari kapasitas total 74,4 GW. Menurut Rida, potensi pembangkit hidro di Indonesia mencapai 95 GW.
“Eksploitasinya memang masih kecil meski potensinya besar. Tapi kami yakin pengembangannya bisa sesuai dengan RUPTL 2021-2030,” ujar Rida.
Hasil penghitungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (P3TEK) menunjukkan ada lebih dari 52 ribu lokasi yang berpotensi sebagai pembangkit hidro. Adapun total potensi energi hidro dengan sistem run off river sebesar 94.627 MW.
Menurut Rida, pembangkit tenaga hidro yang pengembangannya membutuhkan waktu panjang akan membantu Indonesia meraih target net zero emission 2060.
“Pengembangan PLTA akan memberikan manfaat tidak terbatas terhadap bauran energi baru terbarukan. Sekaligus menyeimbangkan pembangkit listrik EBT yang masih bersifat intermittent,” ujarnya.