Nilai Tukar Petani selama April 2022 Turun

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Nilai Tukar Petani (NTP) nasional Mei 2022 sebesar 105,41.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jun 2022, 13:41 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2022, 13:41 WIB
Kementan Targetkan 8,2 Juta Hektare Sawah untuk 20 Juta Ton Beras
Petani menanam padi di persawahan di kawasan Tangerang, Kamis (3/12/2020). Kementerian Pertanian menargetkan pada musim tanam pertama 2020-2021 penanaman padi mencapai seluas 8,2 juta hektare menghasilkan 20 juta ton beras. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Nilai Tukar Petani (NTP) nasional Mei 2022 sebesar 105,41. Angka ini turun sebanyak 2,81 persen dibanding NTP bulan April 2022 mencapai 108,46.

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

"Penurunan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) turun sebesar 2,37 persen, sedangkan Indeks Harga yang dibayar Petani naik sebesar 0,46 persen," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Kamis (2/6).

Margo melanjutkan, pada Mei 2022, NTP Provinsi Riau mengalami penurunan terbesar (14,57 persen) dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan tertinggi (1,02 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya.

Harga Gabah Kering Naik

Harga Gabah Kering Panen di Tingkat Petani naik 2,12 persen dan Harga Beras Premium di Penggilingan turun 0,67 persen.Dari 1.671 transaksi penjualan gabah di 28 provinsi selama Mei 2022, tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) 64,75 persen; gabah kering giling (GKG) 21,78 persen; dan gabah luar kualitas 13,47 persen.

"Selama Mei 2022, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp4.461,00 per kg atau naik 2,12 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.578,00 per kg atau naik 2,15 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya," imbuh Margo.

 

Harga Rata-Rata di Tingkat Petani

FOTO: Panen Padi Rutin di Kawasan Ujung Menteng
Petani memanen padi dari Sawah Abadi di kawasan Ujung Menteng, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Padi hasil panen tersebut tidak dijadikan beras, tapi dijadikan benih untuk dibagikan kepada kelompok tani yang ada di wilayah Jakarta. (merdeka.com/Imam Buhori)

Adapun, rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp5.139,00 per kg atau naik 1,27 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.254,00 per kg atau naik 1,16 persen.

Harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp4.278,00 per kg atau naik 1,97 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.380,00 per kg atau naik 2,13 persen.

Dibandingkan Mei 2021, rata-rata harga gabah pada Mei 2022 di tingkat petani untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 1,45 persen; 3,93 persen; dan 3,41 persen.

Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah pada Mei 2022 dibandingkan dengan Mei 2021 untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 1,78 persen; 4,08 persen; dan 3,68 persen.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Badan Pangan Nasional Minta BUMN Optimalkan Serap Gabah Petani

Kunjungi Bandung, Mentan SYL: Tiada Hari Tanpa Tanam dan Panen Padi
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan panen padi di Kabupaten Bandung. (Foto:Dok.Kementerian Pertanian RI)

Kepala Badan Pangan Nasional / NFA (National Food Agency), Arief Prasetyo Adi meminta Pelaku usaha, BUMN Pangan untuk bersama - sama menjaga harga Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp 4.200 per kg.

Hal tersebut dikatakannya ketika menghadiri pertemuan dengan Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI) wilayah Yogyakarta.

“Agar gabah petani tidak jatuh, pelaku usaha maupun BUMN pangan BULOG diharapkan dapat meningkatkan serapan gabah sesuai acuan yang ditetapkan Pemerintah Rp 4.200 / Kg untuk GKP,” jelas Arief, Senin (30/5/2022).

Menurutnya peningkatan serapan gabah ini dapat menguatkan stok pangan nasional, membantu menjaga ketersediaan beras dan stabilitas harga serta dapat menyejahterakan Petani karena produksi gabahnya telah banyak diserap dan tidak jatuh.

“Kita lihat di beberapa negara seperti India, Vietnam dan Thailand yang berencana membatasi ekspor bahan pokok. Oleh karenanya perlunya penguatan stok pangan nasional dengan sistem Dynamic Stock," tegas dia.

Arief melanjutkan serapan gabah dapat melalui skema Cadangan Beras Pemerintah (CBP) maupun B2B atau Komersial.

Harapan Petani

Membajak Sawah Ditemani Ratusan Burung Kuntul
Petani membajak sawah dengan menggunakan traktor dikelilingi burung kuntul yang mencari makan di desa Penarukan, Mengwi, Bali, Rabu (4/5/20222). Sawah tersebut akan ditanami padi jenis Cigeulis dengan masa umur panen sekitar 3 bulan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sementara itu PERPADI Yogyakarta berharap selain serapan gabah melalui dua skema, BUMN BULOG juga dapat menyalurkan beras melalui skema sosial seperti program Pemerintah seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), penanggulangan Bencana dan skema sosial lainnya sehinggastok BULOG dapat berputar dan selalu dalam keadaan baik mutunya.

“Saya mendengar beberapa masukan dari teman - teman PERPADI, mereka berharap Pemerintah dapat menjaga harga Gabah Petani, melalui BUMN BULOG maupun penggiat pangan lainnya, dengan begitu Pemerintah memiliki stok pangan yang kuat dan Petani pun sejahtera,” ujarnya.

Secara terpisah sebelumnya Direktur Utama BULOG Budi Waseso mengatakan komitmennya untuk siap menyerap gabah / beras petani. Hal ini sebagai antisipasi anjloknya harga gabah, jaga stabilisasi harga ditingkat petani.

Ia memastikan pangan pokok yang tidak bisa ditunda adalah komoditas beras, oleh karenanya pihaknya juga menjamin pangan beras kuat dengan penguatan stok beras yang ada di gudang - gudang BULOG seluruh Indonesia dan dipastikan harga terjangkau.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya