Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mempertanyakan terjadinya penurunan terhadap Nilai Tukar Petani (NTP) yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada April 2022. Sedangkan, Pemerintah telah mendukung dari sisi fiskal guna membantu kelompok petani.
"Seperti subsidi pupuk, PKH dan bansos diterima petani itu sebetulnya membantu kenaikan NTP. Mungkin tidak dimasukan ke dalam NTP, ini akan kami tanyakan ke Pak Margo Yuwono (Kepala BPS)," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, di Gedung DPR, Rabu (8/6/2022).
Berdasarkan data BPS, tercatat NTP secara nasional periode April 2022 sebesar 108,46. Angka ini turun 0,76 persen, dibanding NTP pada bulan sebelumnya yaitu 109,29 pada Maret 2022.
Advertisement
Oleh karena itu, Menkeu menginginkan berbagai kebijakan fiskal yang diberikan Pemerintah kepada kelompok petani dapat dimasukkan dalam komponen perhitungan BPS saat menetapkan NTP, tujuannya agar nilai NTP meningkat lagi.
"Nanti terserah BPS mungkin punya kemampuan untuk melihat metodologi nya dan dari sisi akurasi penghitungan NTP seperti apa, karena saya tahu bahwa di dalam pos-pos anggaran kita cukup signifikan belanja untuk pertanian,” ujarnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Anggaran Sektor Pertanian
Menkeu menyebut, sebenarnya tahun 2022 Pemerintah sudah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 93 triliun untuk sektor pertanian. Bahkan, hampir 60 persen bantuan PKH diterima juga oleh kelompok tani.
"Harusnya itu bisa membantu nilai tukar mereka karena itu meningkatkan daya beli petani dan nelayan juga," tegas Menkeu.
Dalam kesempatan sama, Kepala BPS, Margo Yuwono mengakui, perhitungan NTP komponen subsidi pemerintah yang diberikan petani tidak dimasukan. Kendati demikian, hal itu akan menjadi catatan BPS dalam menghitung NTP.
“Terkait dengan NTP memang ini belum dimasukkan komponen subsidi dari Pemerintah kepada para petani dan nelayan. Ini akan menjadi catatan kami, kedepan NTP tahun ini sedang perbaikan metodologi,” pungkas Margo.
Advertisement
Nilai Tukar Petani Selama April 2022 Turun
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Nilai Tukar Petani (NTP) nasional Mei 2022 sebesar 105,41. Angka ini turun sebanyak 2,81 persen dibanding NTP bulan April 2022 mencapai 108,46.
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
"Penurunan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) turun sebesar 2,37 persen, sedangkan Indeks Harga yang dibayar Petani naik sebesar 0,46 persen," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Kamis (2/6).
Margo melanjutkan, pada Mei 2022, NTP Provinsi Riau mengalami penurunan terbesar (14,57 persen) dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan tertinggi (1,02 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya.
Harga Gabah Kering Naik
Harga Gabah Kering Panen di Tingkat Petani naik 2,12 persen dan Harga Beras Premium di Penggilingan turun 0,67 persen.Dari 1.671 transaksi penjualan gabah di 28 provinsi selama Mei 2022, tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) 64,75 persen; gabah kering giling (GKG) 21,78 persen; dan gabah luar kualitas 13,47 persen.
"Selama Mei 2022, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp4.461,00 per kg atau naik 2,12 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.578,00 per kg atau naik 2,15 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya," imbuh Margo.
Harga Rata-Rata di Tingkat Petani
Adapun, rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp5.139,00 per kg atau naik 1,27 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.254,00 per kg atau naik 1,16 persen.
Harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp4.278,00 per kg atau naik 1,97 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.380,00 per kg atau naik 2,13 persen.
Dibandingkan Mei 2021, rata-rata harga gabah pada Mei 2022 di tingkat petani untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 1,45 persen; 3,93 persen; dan 3,41 persen.
Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah pada Mei 2022 dibandingkan dengan Mei 2021 untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 1,78 persen; 4,08 persen; dan 3,68 persen.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement