YLKI: Tarif Listrik Naik Golongan 3.500 VA, Inflasi Tetap Aman

YLKI menyatakan kenaikan tarif listrik golongan 3.500 volt ampere (VA) ke atas tidak berdampak besar terhadap daya beli masyarakat maupun laju inflasi nasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jun 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2022, 16:00 WIB
FOTO: Listrik Gratis di Tengah Pandemi Virus Corona COVID-19
Warga memeriksa meteran listrik di kawasan Matraman, Jakarta, Kamis (2/4/2020). Di tengah pandemi COVID-19, pemerintah menggratiskan biaya tarif listrik bagi konsumen 450 Volt Ampere (VA) dan pemberian keringanan tagihan 50 persen kepada konsumen bersubsidi 900 VA. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Harian Yayasan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyatakan, kenaikan tarif listrik golongan 3.500 volt ampere (VA) ke atas tidak berdampak besar terhadap daya beli masyarakat maupun laju inflasi nasional.

Mengingat, kenaikan tarif yang ditetapkan pemerintah mulai 1 Juli 2022 tersebut masih dalam batas wajar. Adapun tarif baru pelanggan rumah tangga R2 berdaya 3.500 VA hingga 5.500 VA (1,7 juta pelanggan) dan R3 dengan daya 6.600 VA ke atas (316 ribu pelanggan) disesuaikan dari Rp 1.444,7 per kilowatthour (kWh) menjadi Rp 1.699,53 per kWh.

"Persentase kenaikannya masih wajar. Jadi tak akan berpengaruh pada daya beli, plus inflasi," ujar Tulus kepada Merdeka.com di Jakarta, Senin (13/6/2022).

Meski begitu, Tulus mengingatkan PLN selaku operator untuk dapat menjamin keandalan listrik pengguna kelompok 3.500 VA tersebut. Hal ini sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen yang telah membayar lebih biaya tarif listrik.

"Yang penting PLN menjamin keandalan pelayanannya pada kelompok ini. Jangan naik tarif listrik tapi pelayanan sami mawon," tutup Tulus.

 

Subsidi Tak Tepat Sasaran

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo memperpanjang masa siaga lebaran hingga H+14 lebaran 2022.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo memperpanjang masa siaga lebaran hingga H+14 lebaran 2022.

Sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan penyesuaian tarif ini dilakukan guna mewujudkan tarif listrik yang berkeadilan di mana kompensasi diberikan kepada masyarakat yang berhak, sementara masyarakat mampu membayar tarif listrik sesuai keekonomian.

Dalam proses pelaksanaannya, lanjut dia, kelompok masyarakat mampu yaitu pelanggan rumah tangga 3.500 VA ke atas ikut menerima kompensasi dalam jumlah relatif besar. Sepanjang tahun 2017 – 2021, total kompensasi untuk kategori pelanggan tersebut mencapai Rp 4 triliun.

"Penerapan kompensasi dikembalikan pada filosofi bantuan pemerintah, yaitu ditujukan bagi keluarga tidak mampu. Ini bukan kenaikan tarif. Ini adalah adjustment, di mana bantuan atau kompensasi harus diterima oleh keluarga yang memang berhak menerimanya," kata Darmawan dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (13/6).

 

Selanjutnya

PT PLN
Direktur Bisnis Regional Sumatera Kalimantan, Adi Lumakso. (Liputan6.com/Istimewa)

Dengan adanya penyesuaian tarif, pelanggan rumah tangga R2 berdaya 3.500 VA hingga 5.500 VA (1,7 juta pelanggan) dan R3 dengan daya 6.600 VA ke atas (316 ribu pelanggan) tarifnya disesuaikan dari Rp 1.444,7 per kilowatthour (kWh) menjadi Rp 1.699,53 per kWh.

Sedangkan pelanggan pemerintah P1 dengan daya 6.600 VA hingga 200 kilovolt ampere (kVA) dan P3 tarifnya disesuaikan dari Rp 1.444,7 kWh menjadi Rp 1.699,53 per kWh.

Sementara pelanggan pemerintah P2 dengan daya di atas 200 kVA tarifnya disesuaikan dari Rp 1.114,74 kWh menjadi Rp 1.522,88 kWh.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya