Usai Lolos dari Pailit, Garuda Indonesia Butuh Investor Strategis

pasca putusan PKPU, Garuda Indonesia membutuhkan investor strategis. Itu diupayakan terealisasi setelah adanya suntikan modal dari pemerintah berupa PMN Rp 7,5 triliun.

oleh Arief Rahman H diperbarui 28 Jun 2022, 14:30 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2022, 14:30 WIB
Garuda Indonesia Tutup 97 Rute Penerbangan
Pesawat Garuda berada di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) lolos dari ancaman pailit usai adanya putusan pengadilan soal Penundaan Kewajiban Pembayatan Utang (PKPU). Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyebut ada dua tipe investor yang sedang dijajaki untuk menyuntikkan dana ke Garuda Indonesia.

Pria yang akrab disapa Tiko ini menegaskan kalau Garuda Indonesia, setelah diputus PKPU untuk resktrukturisasi utang, statusnya tak lagi bangkrut. Apalagi, dengan sejumlah peningkatan kinerja operasional yang telah dilakukan.

"kalau saya bilang jadi secara PKPU, kalau PKPU kan bisa terjadi kebangkrutan kalau misalnya pemberi utang menuntut kebangkrutan, jadi, sudah pasti tidak, karena sudah ada putusan PKPU yang memberikan tadi, restrukturisasi utang, jadi sudah pasti tidak bangkrut," kata dia dalam konferensi pers, Selasa (28/6/2022).

Ia menyebut, pasca putusan ini, maskapai pelat merah ini juga membutuhkan investor strategis. Itu diupayakan terealisasi setelah adanya suntikan modal dari pemerintah berupa PMN Rp 7,5 triliun.

"kami melihat ada dua jenis yang kita lagi lakukan pendekatan, yang pertama memang yang pelaku bisnis airlines luar negeri ya, tentunya kita berharap Pak Irfan dan saya sudah hubungi beberapa, kira-kira siapa pelaku bisnis airlines internasional yang akan bekerja sama," katanya.

Ia mengaku berada pada posisi yang cukup optimis untuk bisa menggaet investor dari kategori tersebut. Apalagi, dengan Garuda Indonesia yang akan fokus di penerbangan domestik.

"Kami cukup meyakini bahwa dengan domestik penumpang indonesia yang luar biasa, kan kita kalau melihat Indonesia inikan salah satu dari beberapa negara di dunia yang punya domestic traffic yang besar, Amerika, China, Indinesia termasuk yang punya domestic market luar biasa," katanya.

"Karena kita tau banyak pemain airlines ini kan Hub ya, seperti Singapura, Dubai, Qatar, itu pemain-pemain hub dan mereka tak punya domestic market," tambahnya.

Tiko menyebut ini bisa mejadi peluang dan potensi untuk bisa menggaet investor luar negeri tersebut. Ia memandang, dengan kolaborasi kedepannya mampu membawa dampak yang positif.

"Nah ini kita harapkan jadi satu yang bagus apabila ada pemain hub yang bisa jadi investor, yang sementara kita membawa market domestik yang kuat. Nah kita cukup optimis akan ada yang bermimnat untuk kesana," ungkapnya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Financial Investor

Garuda Indonesia Tutup 97 Rute Penerbangan
Pesawat Garuda berada di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sisi lain, kategori lainnya untuk investor adalah investor finansial. Meski, ia tak memberikan bocoran siapa-siapa saja yang nantinya akan memberikan tambahan modal.

"kita meyakini Ebitda garuda ini 2-3 tahun ke depan akan masuk ke ebitsa yang cukup baik valuasi kedepan juga meningkat," katanya.

"Artinya kita melihat potensi saham hmgaruda kedepans etelah pkpu ini bisa semakin sehat lagi," tambah Tiko.

Informasi, dalam penyelamatan keuangan Garuda Indonesia, pada tahap awal pemerintah akan menyuntik Rp 7,5 triliun. Ini akan dilakukan melalui right issue pertama yang akan dilakukan sekitar kuartal III 2022.

Kemudian, investor-investor strategis dari dua kategori tersebu akan menanamkan modalnya ke Garuda Indonesia. Yang rencananya akan melalui right issue kedua.

 

Utang Garuda Indonesia

Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Blang Bintang, Provinsi Aceh pada 13 Juli 2021. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo menyebut utang Garuda Indonesia turun sebesar 81 persen dengan adanya restrukturisasi. Sehingga maskapai hanya perlu melunasi 19 persen utangnya dengan skema yang telah disepakati dengan para kreditor.

Pria yang akrab disapa Tiko ini menyebut, penurunan 81 persen tersebut jika dilihat dari sisi persentase. Sementara dari sisi nilai, penurunannya hanya sekitar 50 persen dari total utang sebelum restrukturisasi.

“Untuk utang ke belakang kita kurang utang sebesar 81 persen, secara percent value ini hingga 81 persen dan sisanya recovery rate 19 persen. Meski kalau secara nilai (neraca utang Garuda) itu turun 50 persen,” kata di dalam konferensi pers, Selasa (28/6/2022).

Mengutip bahan paparannya, utang Garuda Indonesia sebelum restrukturisasi adalah sebesar USD 10,1 miliar. Sedangkan setelah restrukturisasi nilai utang Garuda Indonesia tersisa USD 5,1 miliar.

Tiko menyampaikan, dari berbagai maskapai penerbangan di dunia, dalam kedudukan restrukturisasi, belum ada maskapai dengan pemotongan utang se-fantastis ini. Guna bisa kembali membangkitkan keuangan maskapai, pemerintah juga akan menyuntikkan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 7,5 triliun sekitar triwulan 3 2022.

“Kita ingin ekuitas Garuda ini bisa lebih positif lagi, saya ingin menekankan proses bankruptcy di airline lain jarang ada yang pemotongan utangnya sebesar ini,” kata dia.

Masih jadi bagian restrukturisasi utang dan perbaikan kinerja, biaya sewa (lease rate) pesawat yang digunakan Garuda Indonesia juga akan mengalami penurunan. Tiko menyebut Garuda memiliki proporsi biaya sewa pesawat dibanding pendapatan di atas rata-rata airline di dunia.

Maka, negosiasi lease rate sesuai market stand sangat krusial dalam langkah restrukturisasi ini. Setidaknya ada lima jenis pesawat yang biaya sewanya telah dinegosiasikan oleh pihak maskapai.

 

 

Punya PR

Lebih lanjut, Tiko menyampaikan, pihaknya masih memiliki pekerjaan rumah dalam menyelesaikan restrukturisasi ini. Misalnya terkait dengan penyuntikan modal ke Garuda Indonesia, hingga mencari investor strategis untuk mendanai maskapai.

“Pemerintah punya PR untuk masukkan PMN Rp 7,5 triliun, dan dengan manajemen juga bagaimana kita juga mencari investor strategis, dan porsi pemerintah akan turun ke 51 persen pasca 2 right issue nanti,” katanya

Infografis Penyuapan Emirsyah Satar
Mantan Dirut Garuda Indonesia Terjerat Kasus Suap (Liputan6.com/Deisy)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya