G20 Sherpa Meeting ke-2 di Labuan Bajo, 105 Perwakilan Negara Anggota dan Undangan Hadir Fisik

Sedikitnya 105 orang perwakilan negara anggota G20 dan undangan lainnya akan menghadiri Sherpa Meeting ke-2 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

oleh Arief Rahman H diperbarui 07 Jul 2022, 15:40 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2022, 15:40 WIB
Media Briefing G20 Sherpa Meeting Ke-2 di Labuan Bajo oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi.
Media Briefing G20 Sherpa Meeting Ke-2 di Labuan Bajo oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi.

Liputan6.com, Jakarta - Sedikitnya 105 orang perwakilan negara anggota G20 dan undangan akan menghadiri Sherpa Meeting ke-2 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Acara bagian dari Presidensi G20 Indonesia ini akan dihelat pada 9-11 Juli 2022.

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi mengungkapkan tema pertemuan Sherpa kali ini berbeda dari sebelumnya. Dengan konsep kasual, dan alami, ia ingin menunjukkan pesona Indonesia kepada perwakilan sejumlah negara di dunia.

Ia mengkonfirmasi sekitar 105 orang lebih akan hadir secara fisik. Itu terdiri dari delegasi negara anggota G20 dan beberapa negara undangan. Di samping itu, ada juga sejumlah organisasi internasional yang turut menghadiri 2nd Sherpa Meeting ini.

“Mengacu data per 7 Juli, Delegasi anggota G20 akan hadir in person, negara undangannya ada lima, organisasi internasional ada, ada virtual nanti 2 organisasi internasional,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (7/7/2022).

Edi menyampaikan seluruh perwakilan dari negara G20 akan hadir secara fisik. Ia menyebut sejumlah negara undangan yang akan hadir juga dalam Sherpa Meeting kali ini.

Diantaranya, Spanyol, Singapura, Belanda, Fiji, Uni Emirat Arab. Kemudian, Senegal, Kamboja, Rwanda, dan Suriname masih dalam tahap konfrmasi.

“Karena kan memang kita mengundang negara berkembang lainnya,” katanya.

“Organisasi internasional ada ADB, ILO, IMF, Islamic Development Bank, ada WHO, UN, World Bank, OECD,” terang dia.

Edi mengungkap, dalam Sherpa Meeting kali ini, akan mengumpulkan masukan dari sejumlah working group yang jadi bagian Sherpa Track. Setidaknya, ada 11 working group, 1 inisiatif, ditambah 10 engagement group.

“Banyak isu nya yang dibahas mengenai agriculture hingga energy transition,” katanya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pamer Implementasi Transisi Energi

Media Briefing G20 Sherpa Meeting Ke-2 di Labuan Bajo oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi.
Media Briefing G20 Sherpa Meeting Ke-2 di Labuan Bajo oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi.

Dalam daftar kegiatan Sherpa Meeting ke-2 ini, Edi menyebut akan mengajak delegasi negara anggota G20 untuk melihat sejumlah implementasi komitmen Indonesia. Salah satunya melihat implementasi energi terbarukan yang ada di Pulau Mesah, Nusa Tenggara Timur.

Ia mengklaim, wilayah kampung nelayan di sana telah menerapkan energi bersih dengan bertumpu pada panel surya. Dengan itu, ia berharap bisa mendorong komitmen negara anggota G20 untuk bisa menghadirkan energi bersih yang murah dan terjangkau.

“Kita tunjukkan ke mereka supaya bisa confidence mendorong energy transition sampai ke level masyarakat, ada buktinya di Indonesia,” katanya.

Di samping itu, ia juga akan mengajak delegasi untuk menanam terumbu karang. Dimana, Labuan Bajo disebut menjadi salah satu pusat terumbu karang dunia.

“Supaya paham, bahwa coral ini bukan batu, tapi sebuah binatang yang membantu untuk mengatasi climate change karena mempunyai peran sangat besar,” katanya.

“Sehingga nanti di Indonesia kana lengkap, tak hanya mangrove, sehingga bisa membantu promosi sejumlah negara kepulauan lainnya,” tambah Edi.

 

Fokus Bahasan

Sebagai Presidensi G20, Indonesia mulai menggelar berbagai pertemuan tingkat tinggi di Bali
Sebagai Presidensi G20, Indonesia mulai menggelar berbagai pertemuan tingkat tinggi di Bali (dok: Ilyas)

Gelaran acara Presidensi G20 Indonesia kembali masuk ke babak baru. Sherpa Meeting ke-2 akan digelar dalam waktu dekat di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Bahasan kali ini akan berfokus pada transisi energi, kepedulian lingkungan, hingga keberlanjutan. Termasuk di dalamnya akan membahas mengenai masukan negara-negara anggota G20.

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Edi Prio Pambudi mengatakan, agenda utamanya adalah mengumpulkan pendapat negara-negara anggota G20. Alasannya, ini jadi modal sebagai tindak lanjut komitmen kedepannya.

“Yang utama adalah akan mendengarkan dan mendapatkan input komentar masukan dari seluruh Sherpa (perwakilan negara) dari hasil-hasil pembahasan semua dibawah Sherpa Track, termasuk juga nanti mengundang engagement group,” terangnya dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Koordinator bidang Perekonomian RI, Kamis (7/7/2022).

“Harapannya dari pertemuan ini, kita mendapatkan gambaran yang akan kita gunakan untk nanti menyusun leaders declaration,” tambah dia.

Setelah mendapatkan berbagai masukan dari negara anggota G20, Edi mengatakan selanjutnya akan meramu masukan tersebut. Dimana keseluruhan isu yang dibahas merujuk pada tiga isu utama Presidensi G20.

“Natiaka ada tugas kita meramu lagi itu semua, kalau ktia tahu ad 3 isu utama, tapi di Sherpa ada isu yang cross-cutting yang berhubungan langsung ke masyarakat, ini proses menyusun bagian dari storyline, walau ujungnya akan ke 3 isu utama,” terangnya.

 

Bocoran

Ia memberikan sedikit bocoran mengenai sejumlah langkah konkret yang nantinya akan jadi buah dari Sherpa Meeting ke-2 ini. Hal ini berkaitan dengan komitmen negara anggota G20 guna mendukung pertumbuhan ekonomi global.

“Tentu masing-masing working group ada, hanya saja kita ingin mendapatkan pandangan, karena ini pendekatan bagi negara G20. Kita bantu pengembangan startup seluruh dunia, ada program dari PBB yang kita libatkan, jadi itulah yang akan kita angkat,” tuturnya.

Disamping itu, pengembangan metode edukasi jarak jauh juga jadi salah satu yang disebut akan diperhatikan negara anggota G20. “Nanti paling tidak list project yang tidak hanya untuk indonesia, tapi juga negara lain,” kata dia.

 

Infografis Indonesia Terima Tongkat Estafet Presidensi G20. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Indonesia Terima Tongkat Estafet Presidensi G20. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya