PM Boris Johnson Mengundurkan Diri, Pelaku Bisnis Inggris Ingin Stabilitas

Pelaku bisnis di Inggris menyerukan stabilitas setelah Boris Johnson mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri pada 7 Juni 2022. Sektor bisnis dan keuangan memang memerlukan stabilitas politik dalam menjalankan kegiatan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 08 Jul 2022, 11:35 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2022, 11:35 WIB
PM Inggris Boris Johnson
PM Inggris Boris Johnson. (Xinhua/Downing Street No. 10/Andrew Parsons)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaku bisnis di Inggris menyerukan stabilitas setelah Boris Johnson mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri (PM). Stabilitas ini diharapkan bisa terjadi sampai resmi pengunduran diri Boris Johnson sekitar Oktober 2022 hingga mendapat penggantinya. 

"Kami meminta kekosongan politik perlu diisi dengan segera guna melindungi standar hidup masyarakat, melalui tindakan atas kepercayaan bisnis, investasi, dan pertumbuhan," kata Direktur Jenderal Konfederasi Industri Inggris (CBI) Tony Danker, dikutip dari BBC, Jumat (8/7/2022).

"Meningkatkan pertumbuhan ekonomi kembali harus menjadi fokus nomor satu bagi semua politisi," lanjut Danker.

Sedangkan kepala ekonom Institute of Directors Kitty Ussher, mengungkapkan : "Yang paling tidak disukai oleh bisnis adalah ketidakpastian dan ketidakstabilan, yang meningkatkan rasa risiko eksternal. Karena itu, kami menyadari bahwa ini adalah masalah bagi perusahaan. Penting persoalan ini bagi Partai Konservatif untuk diselesaikan.

Ussher juga mengatakan bahwa prioritas pemerintah "harus memberikan kepercayaan kepada bisnis untuk berinvestasi".

Sementara itu, dalam pidato pengunduran dirinya pada Kamis 7 Juli 2022, Johnson mengatakan bahwa proses pemilihan pemimpin baru harus dimulai seusai dia mengundurkan diri.

"Saya setuju dengan Graham Brady, ketua anggota parlemen backbench kami, bahwa proses pemilihan pemimpin baru harus dimulai sekarang dan jadwal akan diumumkan minggu depan. Dan hari ini saya telah menunjuk Kabinet untuk menjabat, seperti yang saya lakukan, sampai posisi pemimpin baru diisi," ujar Johnson dalam pidato itu.

Nilai pound sterling sempat naik pada Kamis (7/7) menyusul beredarnya berita pengunduran diri Boris Johnson, kemudian kembali ke patokan USD 1,1964 beberapa jam setelahnya.

Menjelang mundurnya Boris Johnson, investor telah khawatir tentang resesi di seluruh dunia karena harga energi terus melambung, dan stagnasi ekonomi Inggris.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Siapa Pengganti Boris Johnson?

Inggris Perketat Pembatasan Covid-19
Seorang pria bermasker melintasi Jembatan Westminster di London, Kamis (9/12/2021). Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali mendesak orang untuk bekerja dari rumah dan kewajiban menunjukkan sertifikat vaksin untuk memasuki klub malam dan tempat dengan kerumunan besar. (AP Photo/Frank Augstein)

Boris Johnson berencana untuk tetap menjabat sebagai Perdana Menteri sampai pengganti barunya ditetapkan pada musim gugur mendatang. Sementara itu, meski belum secara resmi, sejumlah rekan dan politisi oposisi telah menunjukkan minat untuk mencalonkan diri.

Ketua komite urusan luar negeri Tugendhat, meluncurkan tawaran kepemimpinannya dengan menulis di Daily Telegraph bahwa dia menjanjikan pemotongan pajak dan "energi dan ide baru" jika terpilih.

"Saya telah bertugas sebelumnya - di militer, dan sekarang di Parlemen. Sekarang saya berharap untuk menjawab panggilan itu sekali lagi sebagai perdana menteri," kata Tugendhat yang juga merupakan mantan tentara, serta dikenal sebagai kritikus terkemuka Johnson.

Adapun seorang Jaksa Agung Braverman yang juga mengkonfirmasi minatnya untuk mencalonkan diri menjadi PM Inggris.

Mantan menteri kesehatan Inggris Sajid Javid, dan Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps juga mempertimbangkan untuk ikut ambil bagian, demikian menurut BBC.

Pidato Pengunduran Diri Boris Johnson

Kemunculan Pertama PM Inggris
PM Inggris, Boris Johnson selesai memberikan pernyataan pada hari pertamanya kembali bekerja setelah pulih dari virus Corona di Downing Street, London, Senin (27/4/2020). Ini menjadi kemunculan pertama PM Johnson di depan publik setelah hampir sebulan terinfeksi COVID-19. (AP/Frank Augstein)

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan pengunduran dirinya dalam sebuah pidato yang disiarkan langsung dari Downing Street pada Kamis (7/7/2022). 

Berikut adalah isi dari pidato Boris Johnson, dilansir dari The Guardian, Jumat (8/7/2022) : 

"Saya setuju dengan Graham Brady, ketua anggota parlemen backbench kami, bahwa proses pemilihan pemimpin baru harus dimulai sekarang dan jadwal akan diumumkan minggu depan. Dan hari ini saya telah menunjuk Kabinet untuk menjabat, seperti yang saya lakukan, sampai posisi pemimpin baru diisi," terang Johnson.

"Saya ingin mengatakan kepada jutaan orang yang memilih kami pada 2019, banyak dari mereka memilih Konservatif untuk pertama kalinya, terima kasih atas mandat yang luar biasa itu, mayoritas Konservatif terbesar sejak 1987, bagian suara terbesar sejak 1979. Dan alasan saya telah berjuang begitu keras dalam beberapa hari terakhir untuk melanjutkan, untuk menyampaikan mandat itu secara pribadi, bukan hanya karena saya ingin melakukannya tetapi karena saya merasa itu adalah pekerjaan saya, tugas saya, kewajiban saya kepada Anda, untuk melanjutkan untuk melakukan apa yang kami janjikan di 2019"

"Saya sangat bangga dengan pencapaian pemerintah ini, mulai dari menyelesaikan Brexit hingga menyelesaikan hubungan kami dengan sejumlah kawasanselama lebih dari setengah abad. Reklamasi kekuasaan bagi negara ini untuk membuat undang-undang sendiri di parlemen. Membawa kita semua melalui pandemi. Memberikan peluncuran vaksin tercepat di Eropa, jalan keluar tercepat dari lockdown, dan dalam beberapa bulan terakhir, memimpin barat dalam menghadapi agresi Putin di Ukraina," ujar Johnson.

 

Pernyataan Boris Johnson Lainnya

Johnson melanjutkan pernyataannya kepada Ukraina, mengatakan bahwa negaranya akan terus mendukung negara itu menghadapi konflik dengan Rusia.

"Izinkan saya mengatakan sekarang kepada orang-orang di Ukraina, saya tahu bahwa kami di Inggris akan terus mendukung perjuangan Anda untuk kebebasan selama itu diperlukan," ucapnya. 

"Dalam beberapa hari terakhir saya telah mencoba untuk meyakinkan rekan-rekan saya bahwa akan eksentrik untuk mengubah pemerintahan ketika kita memberikan begitu banyak, ketika kita memiliki mandat yang begitu luas dan ketika kita sebenarnya hanya beberapa poin di belakang dalam jajak pendapat ... Tapi seperti yang telah kita lihat, di Westminster naluri kawanan sangat kuat dan ketika kawanan bergerak, ia bergerak, dan, teman-teman saya dalam politik, tidak ada seorang pun yang sangat diperlukan," lanjut Boris Johnson.

"Untuk masyarakat Inggris, saya tahu akan ada banyak orang yang merasa lega dan mungkin tidak sedikit yang juga akan kecewa. Dan saya ingin Anda tahu betapa sedihnya saya karena harus melepaskan pekerjaan terbaik di dunia. Tapi mereka sedang istirahat," demikian pernyataan Johnson terakit pengunduran dirinya.

[Bintang] Pewaris Kerajaan Inggris
Infografis pewaris Kerajaan Inggris. (DI: Nurman Abdul Hakim/Bintang.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya