Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) baru saja mengambil alih 2 persen saham PT Wijaya Karya Pracetak Gedung (WPG). Ini setara sejumlah 10 juta lembar saham yang semula dimiliki PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE).
Proses penandatanganan pembelian saham WPG ini dilakukan langsung oleh Direktur Utama Wijaya Karya Beton Kuntjara dan Direktur Utama WEGE Hadian Pramudita pada Senin (25/7/2022) lalu di Jakarta.
Baca Juga
Dengan begitu, komposisi pemegang saham WPG pun berubah, yang semula dimiliki WTON sebesar 49 persen atau sebanyak 245.000.000 lembar saham menjadi sebesar 51 persen atau sebanyak 255.000.000 lembar saham. Dengan demikian, dari yang semula WPG merupakan Perusahaan Asosiasi WTON berubah menjadi Anak Perusahaan WTON.
Advertisement
Sekretaris Perusahaan Wika Beton Yuherni Sisdwi R, dalam keterangannya menyebut dengan semangat sinergi, aksi korporasi ini ditempuh sebagai tindak lanjut keputusan perusahaan induk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Yakni untuk melakukan klasifikasi dan fokus bisnis anak perusahaan yang ada di lingkungan WIKA Group serta afiliasinya.
"Seiring berjalannya waktu kegiatan usaha WPG menjadi lebih sejalan dengan bisnis WTON. Diharapkan ke depannya WPG mampu lebih optimal menggarap pasar pracetak gedung dan perumahan," seperti dikutip, Rabu (27/7/2022).
Informasi, WPG merupakan perusahaan patungan antara WTON dan WEGE yang didirikan sejak tahun 2016.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Fokus Beton Pracetak
Sesuai namanya, kegiatan bisnis WPG pada saat ini lebih difokuskan pada bidang beton pracetak khusus gedung. Misalnua produksi kolom balok slab precast, facade, dinding beton pracetak, komponen pracetak lainnya, dan komponen rumah pracetak (RWB & RISHA).
WPG juga mengerjakan proyek konstruksi gedung seperti rumah pracetak, rusun, hotel, rumah sakit, bangunan pasar, industrial plant, bangunan kantor, pipe rack, dan lainnya.
Terdapat banyak kelebihan penggunaan komponen beton pracetak dalam proses pembangunan suatu gedung. Selain kualitas struktur yang lebih terjamin karena adanya kontrol mutu beton di pabrik, waktu pengerjaan pun menjadi lebih cepat.
Proses pembangunan gedung pun menjadi lebih ramah lingkungan karena minim limbah dan polusi di lokasi proyek.
Â
Advertisement
KCIC Minta Konsorsium Tiru Wika Beton
PT Kereta Cepat Indonesia-China berharap anggota konsorsium lain bisa mengikuti ritme kerja Wijaya Karya Beton (WIKA Beton). Pernyataan ini karena WIKA beton mampu merampungkan pengerjaan slab track atau bantalan rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung lebih cepat dari target.
Diketahui, WIKA Beton telah merampungkan pembuatan bantalan rel kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sekitar dua minggu dari target Awal Mei 2022. Total ada 14.786 slab track yang berhasil diselesaikan.
"Saya sudah lihat sedikit produksinya, terlihat ada improvisasi. Apresiasi dari KCIC kepada WIKA Beton atas produksi ini, semoga ini adalah kontribusi terbaik untuk KCJB," kata Direktur HR SSHE KCIC Bapak Adhi Priyanto Putro, dalam Seremoni Produksi Terakhir Slab Track KCJB pada Rabu (18/5/2022).
Atas capaian ini, ia berharap anggota konsorsium proyek ini mampu meniru WIKA Beton. Dengan demikian, pengerjaan proyeknya akan rampung lebih cepat.
"Semangat ini apapun itu, bisa lebih cepat 2 minggu, semoga bisa menginspirasi member semuanya. Saat ini sudah bulan Mei, tak terasa satu tahun lagi harus kita selesaikan ini," paparnya.
"Semoga juga bisa meningkatkan semangat dari (pembuatan) slab track ini ke produk yang lain, terutama track laying dan SDM dan produk lainnya," imbuhnya.
Â
Kebutuhan Slab Track
Terpisah, Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengungkap saat ini seluruh kebutuhan slab track sudah selesai diproduksi. Bersamaan dengan proses produksi, sebagian slab track yang sudah selesai mulai dipasang di beberapa titik trase KCJB sejak akhir Desember 2021.
"KCJB adalah kereta cepat pertama di ASEAN. Penggunaan Slab Track pracetak tergolong baru di Indonesia. Maka dengan adanya BUMN yang menguasai bidang tersebut, hal ini menunjukkan jika Indonesia siap untuk menjalankan berbagai proyek infrastruktur modern di masa mendatang," kata dia dalam keterangannya.
Ia memandang, rampungnya produksi slab track juga semakin memantapkan proses track laying yang sedang berjalan di trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Di sisi lain, PT KCIC bersama konsorsium kontraktor juga terus melakukan percepatan penyelesaian pembangunan. Baik itu pembangunan subgrade, brigde ataupun tunnel.
Advertisement