Liputan6.com, Jakarta Sejumlah harga kebutuhan pokok atau harga pangan di Jakarta mengalami penurunan pada beberapa komoditas, pada Sabtu (15/10/2022). Dilansir dari laman Info Pangan Jakarta, komoditas yang mengalami penurunan adalah komoditas bawang dan cabai.
Harga bawang putih mengalami penurunan Rp 404 dibandingkan harga hari sebelumnya Rp 29.914 menjadi Rp 29.510 per kilogram. Kemudian, harga bawang merah juga turun menjadi Rp 36.744 per kilogram.
Baca Juga
Selanjutnya ada cabai rawit hijau turun tipis Rp 731 dari sebelumnya Rp 42.361 per kilogram menjadi Rp 41.630 per kilogram. Cabai rawit merah juga turun Rp 1.187 menjadi Rp 59.195 per kilogram, sebelumnya Rp 60.382 per kilogram.
Advertisement
Selain harga cabai rawit hijau dan cabai rawit merah kebutuhan pokok lain yang juga mengalami penurunan adalah cabai merah keriting turun Rp 957 menjadi Rp 60.553 per kilogram, dan cabai merah besar turun Rp 1.222 menjadi Rp 58.955 per kilogram.
Berikut daftar lengkap harga pangan hari ini berdasarkan Info Pangan Jakarta yang dikutip Liputan6.com:
Harga Beras IR I (IR 64) Rp 11.535/kg
Harga Beras IR II (IR 64) Ramos Rp 10.647/kg
Harga Beras IR III (IR 64) Rp 9.807/kg
Harga Beras Muncul I Rp 12.331/kg
Harga Beras IR 42/Pera Rp 12.309/kg
Harga Beras Setra I/Premium Rp 12.205/kg
Harga Minyak Goreng (Kuning/Curah) Rp 14.279/kg
Harga Cabai Merah Keriting Rp 60.553/kg
Harga Cabai Merah Besar (TW) Rp 58.955/kg
Rincian Harga Pangan Lain
Harga Cabai Rawit Merah Rp 59.195/kg
Harga Cabai Rawit Hijau Rp 41.630/kg
Harga Bawang Merah Rp 36.744/kg
Harga Bawang Putih Rp 29.510/kg
Harga Ayam Broiler/Ras 37.711/ekor
Harga Telur Ayam Ras Rp 25.893 /kg
Harga Gula Pasir 14.457/kg
Harga Daging Sapi Has (Paha Belakang) Rp 148.111 /kg
Harga Daging Sapi Murni (Semur) Rp 143.404/kg
Harga Daging Kambing Rp 142.777/kg
Harga Daging Babi Berlemak Rp 123.181/kg
Advertisement
Mendag Jamin Harga Pangan Stabil Meski Rupiah Loyo
Sebelumnya, nilai tukar Rupiah diketahui semakin melemah ke angka Rp 15.331 per dolar AS di Selasa, (11/10/2022) pagi. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meyakini pelemahan ini tak akan menggangu harga di dalam negeri.
Utamanya, pada komoditas-komoditas impor seperti gandum dan kedelai. Menurutnya, kedua komoditas itu sudah melewati harga tertingginya beberapa bulan lalu.
"Memang kita sudah melewati harga naik, misalnya gandum, kedelai, itu kan pesanan bulan Juli, Agustus datangnya sekarang, makanya harganya naik," kata Mendag saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Selasa (11/10/2022).
"Tapi yang pesanan sekarang itu harganya sudah turun, sudah panen raya. Saya kira harga akan stabil, tetapi kalau kedelai ada pun harga yang tinggi itu kita subsidi Rp 1.000 per kilogram," tambahnya.
Dua komoditas ini, memiliki porsi yang cukup besar dalam impor Indonesia. Untuk diketahui, pelemahan rupiah bisa berdampak pada harga-harga komoditas impor, sehingga bisa ada kenaikan harga di dalam negeri.
Ditemui terpisah, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengaku optimis dengan kinerja neraca perdagangan saat ini. Jadi, dampak pelemahan rupiah tak akan terlalu mengganggu kinerja tersebut.
"Pertama kita tahu bahwa memang kinerja perdagangan, kita fokus ke kinerja perdagangan ya, itu kan surplus, surplus kita ini dalam kondisi yang angkanya cukup signifikan, di angka USD 34,89 miliar. Itu luar biasa. Itu salah satu yang tertinggi dan saya yakin ini akan melewati rekor yang tahun lalu," terangnya.
Dia menjabarkan, masih ada waktu sekitar 4 bulan lagi hingga tutup tahun. Dengan asumsi neraca perdagangan surplus sebesar USD 2-3 miliar per bulan, maka target rekor itu bisa dicapai di penghujung tahun ini.
"Nah saya tahu bahwa kondisi global mulai dari pasokan pangan, energi, konflik Ukraina dengan Rusia, dan lain-lain itu mungkin akan ada banyak dinamika dan impact. Tetapi kami optimis sekali lagi kinerja perdagangan itu akan terus naik," tuturnya.
Ekspor Terus Naik
Lebih lanjut, Zulkifli mengatakan kalau tingkat ekspor Indonesia akan terus mengalami kenaikan. Sehingga, dia tambah optimistis kondisi perdagangan akan baik-baik saja.
Kendati begitu, ia tak merinci komoditas apa saja yang menjadi andalan di saat ini. Menurut catatan, komoditas energi seperti batu bara dan minyak kelapa sawit (CPO) selalu menjadi andalan ekspor Indonesia.
"Kami optimis lah, ditengah banyak situasi global yang tidak pasti, tapi kita harus optimis karena kita harus tunjukkan kinerja perdagangan itu membaik," bebernya.
Advertisement