Harga Minyak Dunia Naik Tipis, Sinyal dari China Mampu Melawan Ketakutan Resesi

Penurunan harga minyak sebesar 4 persen pada hari Jumat mendorong beberapa investor melakukan perburuan di harga murah pada perdagangan Senin.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 18 Okt 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP
Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia naik sedikit pada penutupan perdagangan di hari Senin setelah melalui perdagangan yang berombak. Kenaikan harga minyak dunia hari ini dipicu kebijakan moneter longgar China yang mampu mengimbangi kekhawatiran akan resesi.

Mengutip CNBC, Selasa (18/10/2022), harga minyak mentah Brent berjangka naik 14 sen atau 0,15 persen menjadi USD 91,75 per barel. Angka ini pulih dari penurunan 6,4 persen minggu lalu.

Sedangkan harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) bergerak relatif datar, terakhir turun 5 sen atau 0,06 persen ke level USD 85,56 per barel setelah penurunan 7,6 persen pada minggu lalu.

Analis energi dari Vanda Insights, Vandana Hari, mengatakan bahwa penurunan harga minyak sebesar 4 persen pada hari Jumat mendorong beberapa investor melakukan perburuan di harga murah pada perdagangan Senin. Tetapi momentum kenaikan tampak lemah tercermin dalam volume perdagangan yang tipis.

Bank sentral China menggulirkan pinjaman kebijakan jangka menengah yang jatuh tempo pada hari Senin sambil mempertahankan suku bunga tidak berubah untuk bulan kedua sebagai sinyal bahwa bank sentral akan terus mempertahankan kebijakan moneter yang longgar.

Seorang pejabat senior National Energy Administration mengatakan bahwa Beijing juga akan sangat meningkatkan kapasitas pasokan energi domestik dan meningkatkan pengendalian risiko pada komoditas utama termasuk batu bara, minyak, gas, dan listrik.

 

Dolar AS

Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP
Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP

Sementara itu dolar AS yang kuat dan kenaikan suku bunga lebih lanjut dari Bank Sentral AS atau Federal Reserve AS (the Fed) masih terus menahan kenaikan harga minyak dunia.

Presiden he Fed St. Louis James Bullard pada hari Jumat mengatakan inflasi telah merusak dan sulit untuk ditahan, sehingga membuat the Fed melanjutkan kebijakan frontloading melalui kenaikan suku bunga yang lebih besar dari tiga perempat poin persentase.

Pejabat Dana Moneter Internasional Gita Gopinath mengatakan bahwa inflasi di Amerika Serikat tetap membandel dan pertumbuhan di negara-negara Uni Eropa diperkirakan akan melemah menjadi 0,5 persen.

 

Pasokan OPEC

Pasokan minyak kemungkinan akan tetap ketat setelah OPEC dan sekutunya termasuk Rusia berjanji pada 5 Oktober 2022 untuk memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari.

Sementara perang kata-kata antara pemimpin de facto OPEC Arab Saudi dan Amerika Serikat dapat menandakan lebih banyak volatilitas dalam perdagangan minyak dunia.

Infografis Ladang Gas
10 Ladang Gas Terbesar Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya