Dana Bergulir KUMKM Sudah Mengucur Rp 1,4 Triliun, Rp 700 Miliar ke Koperasi Syariah

Sesuai PermenkopUKM Nomor 4/2020, LPDB-KUMKM juga sudah berubah dalam memberikan pembiayaan. Selain harus by design, LPDB juga memberikan pendampingan.

oleh Tira Santia diperbarui 04 Nov 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2022, 11:00 WIB
FOTO: Mengunjungi Pameran Produk UMKM dalam Program Bangga Buatan Indonesia
Pengunjung memilih produk UMKM pada acara In Store Promotion di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (18/11/2020). Sektor UMKM mendapat perhatian serius dari pemerintah untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dan menopang pertumbuhan ekonomi di masa pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengungkapkan, pada 2022 ditargetkan menyalurkan dana bergulir sebesar Rp 1,8 triliun, dimana Rp 900 miliar diantaranya untuk koperasi syariah. Per Oktober 2022, sudah disalurkan sebesar Rp1,4 triliun, dan 50 persen untuk syariah.

Dalam menyalurkan dana bergulir, pihaknya memiliki strategi khusus yakni, dalam memberikan pembiayaan kepada koperasi harus didesain.

"Kami berkolaborasi dengan banyak pihak, termasuk pelaku koperasi, hingga berkembang dan terbentuk ekosistem-ekosistem baru di bidang keuangan, khususnya syariah," kata Supomo, Jumat (4/11/2022).

Bagi Supomo, koperasi memang harus mendapat sentuhan, termasuk dari sisi regulasi, pengawasan, hingga perizinan, yang menandakan pemerintah hadir.

"LPDB-KUMKM sudah memiliki payung hukum dan pengawasan yang jelas. Sehingga, ke depan, kami meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia bisa menjadi kiblat dunia," ujar Supomo.

Di samping itu, sesuai PermenkopUKM Nomor 4/2020, LPDB-KUMKM juga sudah berubah dalam memberikan pembiayaan. Selain harus by design, LPDB juga memberikan pendampingan.

Menurut Supomo, bimbingan teknis ini dilakukan tidak hanya menyasar calon mitra saja, tapi terus melakukan pendampingan kepada yang sudah menjadi mitra.

"Dengan adanya ancaman ekonomi global, maka LPDB-KUMKM terus menata diri dalam perkuatan permodalan koperasi," kata Supomo.

Supomo, menegaskan moperasi harus sudah memiliki business plan. Dia berharap dengan bimbingan teknis ini pola pikir ke depan dengan adanya business plan dan pendampingan, gerakan koperasi akan semakin maju.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya